- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini Dia Gan Polisi Yang Anti Suap!


TS
seamono
Ini Dia Gan Polisi Yang Anti Suap!
Selamat pagi, siang dan malam para kaskuser semua ane mau berbagi info nih tetang polisi-polisi yang anti suap! Sebelumnya maaf klo
atau
jangan di
ya bantu
aja
yuk langsung cekidot aja
.
Sekian dulu dari ane mudah-mudahan bisa jadi panutan bagi kita semua pada umumnya dan para anggota polisi lainnya serta pemimpin kita pada khususnya.






Quote:
Jenderal Hoegeng Imam Santoso

Pria kelahiran Pekalongan 14 Oktober 1921 ini pernah menjabat sebagai Kapolri pada tahun 1969 – 1971. Jenderal yang menyandang predikat polisi jujur, sederhana dan anti suap ini memiliki sikap serta gaya kepemimpinan yang layak dijadikan panutan bagi semua orang pada umumnya serta para polisi dan pemimpin negeri ini pada khususnya.
Banyak kisah menarik dari sososk Jenderal Hoegeng, mulai dari menolak pengawalan dikantor dan dirumah, menolak pemberian bingkisan dari para Kepala Polisi Daerah hingga diincar oleh sniper karena sikap beliau yang tidak bisa diajak kompromi oleh orang-orang yang ingin menyuapnya.
Sebelum mejabat sebagai Kapolri, beliau terlebih dahulu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Kabinet Inti pada tahun 1966. Pada masa-masa menjabat posisi tersebut beliau sempat mengalami masalah keuangan, bukan meminta-minta pada para pengusaha apalagi korupsi yang beliau lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, beliau justru menyuruh sekretarisnya Sudharto untuk menjual sepatu bekasnya dan menggunakan uang hasil penjualan sepatu tersebut untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu.
Jenderal yang pernah dinobatkan sebagai The Man of The Year pada tahun 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan atau bahkan barang mewah. Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun yang merupakan pemberian dari Kepolisian.
Memasuki masa pensiun beliau menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber beliau untuk membiayai keluarga. Karena pensiunan beliau hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500. Hingga akhirnya setelah ada perubahan gaji pensiunan mengalami peningkatan menjadi Rp. 1.170.000.
Beliau meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun karena penyakit stroke dan jantung yang dideritanya.

Pria kelahiran Pekalongan 14 Oktober 1921 ini pernah menjabat sebagai Kapolri pada tahun 1969 – 1971. Jenderal yang menyandang predikat polisi jujur, sederhana dan anti suap ini memiliki sikap serta gaya kepemimpinan yang layak dijadikan panutan bagi semua orang pada umumnya serta para polisi dan pemimpin negeri ini pada khususnya.
Banyak kisah menarik dari sososk Jenderal Hoegeng, mulai dari menolak pengawalan dikantor dan dirumah, menolak pemberian bingkisan dari para Kepala Polisi Daerah hingga diincar oleh sniper karena sikap beliau yang tidak bisa diajak kompromi oleh orang-orang yang ingin menyuapnya.
Sebelum mejabat sebagai Kapolri, beliau terlebih dahulu menjabat sebagai Menteri Sekretaris Kabinet Inti pada tahun 1966. Pada masa-masa menjabat posisi tersebut beliau sempat mengalami masalah keuangan, bukan meminta-minta pada para pengusaha apalagi korupsi yang beliau lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, beliau justru menyuruh sekretarisnya Sudharto untuk menjual sepatu bekasnya dan menggunakan uang hasil penjualan sepatu tersebut untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu.
Jenderal yang pernah dinobatkan sebagai The Man of The Year pada tahun 1970 ini pensiun tanpa memiliki rumah, kendaraan atau bahkan barang mewah. Hoegeng baru memiliki rumah saat memasuki masa pensiun yang merupakan pemberian dari Kepolisian.
Memasuki masa pensiun beliau menghabiskan waktu dengan menekuni hobinya sejak remaja, yakni bermain musik Hawaiian dan melukis. Lukisan itu lah yang kemudian menjadi sumber beliau untuk membiayai keluarga. Karena pensiunan beliau hingga tahun 2001 hanya sebesar Rp.10.000 saja, itu pun hanya diterima sebesar Rp.7500. Hingga akhirnya setelah ada perubahan gaji pensiunan mengalami peningkatan menjadi Rp. 1.170.000.
Beliau meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta dalam usia yang ke 83 tahun karena penyakit stroke dan jantung yang dideritanya.
Quote:
Brigadir Kepala Seladi

Malang - Karier Brigadir Kepala (Bripka) Seladi di kepolisian bisa dibilang cukup lumayan, karena semasa jabatannya hingga kini banyak berada di tempat 'basah'. Bayangkan sejak tahun 1985, Seladi sudah berdinas di Samsat bagian BPKB Satlantas Polres Malang Kota. Namun, kesehariannya banyak dihabiskan untuk memulung sampah di lingkungan tempat kerjanya sebagai pekerjaan sampingan.
Apalagi saat ini, Seladi berdinas di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Surat Izin Mengemudi (SIM) di Jalan Dr. Wahidin, Kota Malang. Seladi tidak memungkiri jika ingin mendapatkan tambahan akan sangat mudah. Tetapi prinsip yang sudah dipegang teguh menggugurkan siapapun yang berniat untuk 'main' dengan Seladi.
"Bisa ditanyakan kepada siapapun. Bagaimana saya kalau menguji pemohon. Ini sudah menjadi prinsip, dan saya memilih untuk baik. Karena dalam hidup ada baik dan buruk yang semuanya pasti menanggung resiko," ungkap polisi yang selepas dinas memulung sampah ini saat ditemui, Jumat (20/5/2016).
Prinsip tidak ingin korupsi akan terus dipegang teguh oleh Seladi. Dirinya berbuat seperti ini hanya ingin menegakkan aturan serta mencari ketenangan batin dalam menjalani hidup, tanpa harus diburu untuk mengumpulkan harta benda lantaran semua hanya titipan.
"Semua ini titipan, apa yang harus dibanggakan. Saya ingin mencari ketenangan batin. Tawakkal, berdoa, dan berusaha itu saya lakukan. Kalau ada yang maksa tetap akan saya kembalikan," beber Seladi.
Kendati demikian, Seladi tetap mematuhi arahan dari pemimpin di institusinya. Bagaimana untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Hal ini seakan menjadi sumpah janji bagi Seladi selama menjadi seorang anggota kepolisian.
"Pesan Pak Kapolres dan Pak Kasatlantas selalu saya pegang, agar membantu masyarakat dan tidak justru mempersulit. Saya melihat pemohon (SIM-red) itu hanya grogi. Kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan bisa. Mesti saya beri contoh dulu, saya beri pengarahan bagaimana yang benar, agar lulus. Soalnya juga kasihan SIM pasti akan sangat mereka butuhkan," sebut Seladi.
Seladi selama berdinas menggunakan sepeda angin (onthel-red) yang dicat warna putih sebagai alat transportasi dari kediamannya menuju kantornya.
Seladi mengaku, sepeda onthel itu merupakan warisan dari orang tuanya. Kebanggaan tersendiri bagi dirinya bisa tetap menggunakan, apalagi sebagai sarana dinas. "Buat apa malu. Lha wong punyanya ini. Sepeda ini milik ayah saya," kenangnya.
Untuk mengejar waktu apel pagi, Seladi mulai bertolak dari rumahnya sekitar pukul 5 pagi. Jaraknya cukup lumayan untuk sampai ke Mapolres Malang Kota sebelum berdinas sesuai jadwal yang ditentukan. Usai apel Seladi mendatangi lokasi jaga yang ditentukan dengan mengayuh sepeda onthelnya itu. Disana Seladi membantu mengatur lalu lintas sebelum berdinas di Satpas SIM Polres Malang Kota.
"Berangkatnya harus pagi, karena naik sepeda ini," celutuknya.
Keunikkan Seladi banyak diketahui masyarakat atau pengguna jalan di Kota Malang. Ketika melintas banyak warga maupun pengguna jalan menyapa Seladi, dia pun membalas dengan melambaikan tangannya. Dedikasi Seladi memang luar biasa, istri dari Ngatiani (47), ini dikarunia tiga anak yang pertama adalah Rizaldy Wicaksono baru lulus kuliah D2. Rizaldy bercita-cita ingin menjadi polisi seperti Seladi, anak kedua Seladi adalah perempuan Dina Afritasari yang kini sudah bekerja di rumah sakit sebagai tenaga farmasi, terakhir Neni Winarti baru duduk di kelas 2 SMA.

Malang - Karier Brigadir Kepala (Bripka) Seladi di kepolisian bisa dibilang cukup lumayan, karena semasa jabatannya hingga kini banyak berada di tempat 'basah'. Bayangkan sejak tahun 1985, Seladi sudah berdinas di Samsat bagian BPKB Satlantas Polres Malang Kota. Namun, kesehariannya banyak dihabiskan untuk memulung sampah di lingkungan tempat kerjanya sebagai pekerjaan sampingan.
Apalagi saat ini, Seladi berdinas di Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Surat Izin Mengemudi (SIM) di Jalan Dr. Wahidin, Kota Malang. Seladi tidak memungkiri jika ingin mendapatkan tambahan akan sangat mudah. Tetapi prinsip yang sudah dipegang teguh menggugurkan siapapun yang berniat untuk 'main' dengan Seladi.
"Bisa ditanyakan kepada siapapun. Bagaimana saya kalau menguji pemohon. Ini sudah menjadi prinsip, dan saya memilih untuk baik. Karena dalam hidup ada baik dan buruk yang semuanya pasti menanggung resiko," ungkap polisi yang selepas dinas memulung sampah ini saat ditemui, Jumat (20/5/2016).
Prinsip tidak ingin korupsi akan terus dipegang teguh oleh Seladi. Dirinya berbuat seperti ini hanya ingin menegakkan aturan serta mencari ketenangan batin dalam menjalani hidup, tanpa harus diburu untuk mengumpulkan harta benda lantaran semua hanya titipan.
"Semua ini titipan, apa yang harus dibanggakan. Saya ingin mencari ketenangan batin. Tawakkal, berdoa, dan berusaha itu saya lakukan. Kalau ada yang maksa tetap akan saya kembalikan," beber Seladi.
Kendati demikian, Seladi tetap mematuhi arahan dari pemimpin di institusinya. Bagaimana untuk bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Hal ini seakan menjadi sumpah janji bagi Seladi selama menjadi seorang anggota kepolisian.
"Pesan Pak Kapolres dan Pak Kasatlantas selalu saya pegang, agar membantu masyarakat dan tidak justru mempersulit. Saya melihat pemohon (SIM-red) itu hanya grogi. Kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh pasti akan bisa. Mesti saya beri contoh dulu, saya beri pengarahan bagaimana yang benar, agar lulus. Soalnya juga kasihan SIM pasti akan sangat mereka butuhkan," sebut Seladi.
Seladi selama berdinas menggunakan sepeda angin (onthel-red) yang dicat warna putih sebagai alat transportasi dari kediamannya menuju kantornya.
Seladi mengaku, sepeda onthel itu merupakan warisan dari orang tuanya. Kebanggaan tersendiri bagi dirinya bisa tetap menggunakan, apalagi sebagai sarana dinas. "Buat apa malu. Lha wong punyanya ini. Sepeda ini milik ayah saya," kenangnya.
Untuk mengejar waktu apel pagi, Seladi mulai bertolak dari rumahnya sekitar pukul 5 pagi. Jaraknya cukup lumayan untuk sampai ke Mapolres Malang Kota sebelum berdinas sesuai jadwal yang ditentukan. Usai apel Seladi mendatangi lokasi jaga yang ditentukan dengan mengayuh sepeda onthelnya itu. Disana Seladi membantu mengatur lalu lintas sebelum berdinas di Satpas SIM Polres Malang Kota.
"Berangkatnya harus pagi, karena naik sepeda ini," celutuknya.
Keunikkan Seladi banyak diketahui masyarakat atau pengguna jalan di Kota Malang. Ketika melintas banyak warga maupun pengguna jalan menyapa Seladi, dia pun membalas dengan melambaikan tangannya. Dedikasi Seladi memang luar biasa, istri dari Ngatiani (47), ini dikarunia tiga anak yang pertama adalah Rizaldy Wicaksono baru lulus kuliah D2. Rizaldy bercita-cita ingin menjadi polisi seperti Seladi, anak kedua Seladi adalah perempuan Dina Afritasari yang kini sudah bekerja di rumah sakit sebagai tenaga farmasi, terakhir Neni Winarti baru duduk di kelas 2 SMA.
Sekian dulu dari ane mudah-mudahan bisa jadi panutan bagi kita semua pada umumnya dan para anggota polisi lainnya serta pemimpin kita pada khususnya.
Quote:
Diubah oleh seamono 24-05-2016 08:04
0
3.9K
Kutip
51
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan