- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
“Bunga Mawar” Itu Dirudapaksa Sebelum Dipetik Pemuda Lain


TS
fr91
“Bunga Mawar” Itu Dirudapaksa Sebelum Dipetik Pemuda Lain
Quote:

SUDAH lama Ruslani, 30, mengincar Ratna, 18, anak gadis tetangga. Tapi sebelum sempat mendeklarasikan cintanya, ternyata “bunga mawar” itu sudah dilamar orang. Takut keduluan, beberapa minggu sebelum jadi pengantin, Ratna pun dirudapaksa, tanpa kekasihnya bisa membelanya.
Di mana-mana gadis cantik selalu “diindent” orang. Kalau mobil, dengan DP beberapa juta, kendaraan pesanan itu pasti datang beberapa bulan kemudian. Tapi kalau gadis orang, tidak bisa begitu. Soalnya tak mungkinlah anak orang dikasih DP dulu. Karenanya ya untung-untunganlah. Kalau nasib bagus, tanpa melalui pacaran pun akan mendapatkannya. Sebaliknya bila belum jodoh, meski sudah menjadi pacar sekalipun bisa saja lewat.
Ruslani warga Langgam , tak mau bernasib buruk seperti itu. Maka mumpung masih bisa berbuat, gadis idaman kalbu itu bisa diperolehnya, meskipun dengan menghalalkan segala cara.
Sebagai lelaki normal, Ruslani juga mendambakan calon istri cantik, yang siap diajak miskin. Mengapa syaratnya kok begitu berat? Soalnya dia sendiri masih nganggur, masa depannya belum jelas. Karena alasan itu pula, meski dia naksir Ratna anak gadis tetangga, tak pernah berani mendeklarasikan cintanya. Takut ditolak oleh kepenganggurannya itu. Maka setiap melihat gerak gerik si pujaan hati, jakunnya hanya turun naik macam bandul timba.
Maka Ruslani sungguh merasa nelangsa. Jadi Kepala Umum Partai Golkar, meski syaratnya harus bayar uang pangkal Rp 1 miliar, banyak yang mampu. Dirinya sendiri, mau jadi Kepala Rumahtangga saja, dengan syarat pokok sudah bekerja, tak bisa memenuhi. Soalnya mana ada sih, orangtua yang merelakan anaknya dikimpoi pengangguran? Ini kan sama saja “nyithak kere”.
Karena kondisi itulah Ruslani selalu gamang untuk mengajak Ratna berkoalisi. Padahal untuk duduk di kursi pelaminan tak diperlukan syarat 22 kursi sebagaimana calon gubernur DKI.
Nah, di kala hatinya gundah gulana demikian, kok dengar kabar Ratna sudah dilamar orang yang kebetulan dia juga sudah mengenalnya. Bagaimana hatinya nggak hancur. Dari kecil ditunggu-tunggu, gede kok mau dilamar orang. Ini kan seperti lagunya Teti Kadi tahun 1967-an, “Oh bunga mawar lekaslah mengembang, kuingin memetik dikau…..,”
“Ini harus dihentikan,” kata hati Ruslani. Ketika melihat kekasih Ratna apel, dia segera nimbrung. Mereka pun ngobrol bertiga, sampai kemudian Ruslani berusaha mempedayai Heri, 25, kekasih Ratna. Anak muda itu dimintai tolong membeli sesuatu. Karena sudah kenal baik, Heri pun pergi memenuhi pesanan Ruslani.
Padahal ketika Ratna sudah sendirian, Ruslani langsung mengancam Ratna untuk masuk dalam kamar dengan todongan kapak. Pokoknya dia minta kehormatan Ratna. Dengan ancaman kapak tersebut akhirnya Ratna hanya bisa pasrah dirudapaksa oleh Ruslani. Uniknya, habis merudapaksa masih bisa minta maaf segala. Habis itu langsung kabur. Ketika Heru datang Ratna hanya bisa menangis dan kemudian lapor polisi.
Ditinggal pergi sebentar saja, skor sudah 1-0. (JPNN/Gunarso TS)
Sumber
Peringatan buat opicer, aws kalau nih mulus lu hapus

Spoiler for Mulus:





nona212 memberi reputasi
1
4.3K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan