Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eqepeAvatar border
TS
eqepe
100 Terpidana Paedofilia Australia Gentayangan Di Bali
Jakarta -

Lebih dari 100 terpidana Australia yang terkait kasus seksual pernah mencoba masuk ke Indonesia, dalam satu tahun terakhir.

Mereka pernah ditolak dari berbagai bandara dan batas negara, sebagai bagian dari perjanjian pengaturan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Australia.

Dalam perjanjian tersebut, petugas imigrasi di Australia dan Kepolisian Federal Australia akan memperingatkan Indonesia saat ada paedofilia yang pernah atau sedang dalam proses hukum berpergian ke Indonesia.

Dalam daftar bocoran yang diterima ABC, terlihat nama-nama warga Australia dengan paspor, nomor penerbangan, dan tanggal perjalanan ke Indonesia.

Kepala Kepolisian Daerah Bali, Inspektur Jenderal Sugeng Priyanto, menjelaskan jika fenomena paedofilia di Bali sebagai fenomea "gunung es". Beberapa pelaku hanya muncul di permukaan, tetapi jumlah sebenarnya jauh lebih besar.

"Kasus paedofilia harus dihentikan. Itu sebabnya polisi mengambil dua langkah," katanya.

"Pertama adalah pencegahan, langkah lain adalah represif. Pencegahan dilakukan melalui kampanye soal adanya ancaman bagi anak-anak bawah umur, sementara represif dilakukan melalui penegakan hukum."

ABC diberikan akses ke penjara polisi Bali di Denpasar untuk mengambil gambar seorang pria Australia yang menghadapi tuduhan kejahatan seks anak yang serius.

Robert Andrew Fiddes Ellis, 69 tahun, dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap 16 anak perempuan berusia antara tujuh hingga 17 tahun, selama dua tahun dari 2014.

Dari hasil konfirmasi ABC, Robert tidak punya catatan kejahatan di Australia sebelumnya, sehingga pihak berwenang Indonesia tidak diberikan peringatan soal kedatangannya di Bali.

Kantor kejaksaan Denpasar mengatakan Robert telah mengaku bersalah dan terancam hukuman 15 tahun penjara.


Robert Ellis terancam 15 tahun penjara melakukan kejahatan seksual terhadap 16 perempuan di Bali. Foto: ABC News, Samantha Hawley.


Salah satu yang diduga sebagai korban, dikenal sebagai Sekar, bekerja di sebuah pasar. Tapi Sekar tidak mampu bertahan untuk hidup.

Robert diduga memikat korbannya dari pantai Kuta, Bali, dengan cara memberi mereka pakaian, sepeda dan uang.

Kemudian Robert diduga membawa mereka ke rumahnya, untuk kemudian dimandikan sebelum melakukan aksi kejahatan seksualnya.

"Ia memberi saya Rp 100.000, yang paling besar adalah Rp 300.000. Saya pergi ke sana sekali dan dia memberi saya Rp 250.000," kata Sekar.

"Di pantai Kuta, saya sedang mandi dan dia meminta saya untuk pergi bersamanya. Saya pergi ke rumahnya di sore hari dan tidak pulang sampai pagi hari."

Investigasi diharapkan untuk mengungkap lebih banyak korban

Kepala polisi Priyanto mengaku jika dirinya percaya ada lebih banyak korban.

"Ada 16 orang yang diduga menjadi korban dari Robert, namun jumlah sebenarnya lebih dari itu," katanya.

"Proses penyelidikan masih berlangsung. Kami akan mencoba untuk mencari hubungan, apakah ini bagian dari sindikat internasional atau dia hanya sendirian."

Lu Anggraeni, dari Lentera Anak Bali, sebuah LSM yang membantu kasus tersebut telah mengetahui kejahatan yang dilakukan Robert pada tahun 2010, meski tuduhan terhadap dirinya muncul sejak tahun 2014.


Lu Anggraeni mengatakan warga Bali kurang waspada soal bahaya pedofil. Foto: ABC News, Samantha Hawley.

"Para korban bercerita jika mereka mandi dengannya dirinya, mereka sama-sama telanjang dan dia menyentuh korban," kata Lu.

"Ada satu yang mengatakan 'sakit', lalu dia berkata 'itu tidak apa-apa, saya akan membelika kamu hadiah'."

Lu Anggraeni mengatakan masyarakat Bali tidak memiliki kesadaran yang cukup tinggi soal bahaya paedofilia.

"Mereka tidak tahu bahwa pendekatan para pelaku paedofil adalah merawat dan menyayangi anak-anak ini," katanya.

"Saya telah ingatkan orang-orang di sektor pariwisata, jika resepsionis hotel melihat orang asing dengan anak jalanan, perlu waspada."


http://news.detik.com/read/2016/05/2...asal-australia
0
1.4K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan