KOPI – MANADO, Belum meratanya infrastruktur pendidikan di Indonesia, ternyata bukan penghalang bagi seseorang untuk berprestasi. Contohnya bagi Hein Awom, mahasiswa STIEPAR Manado asal Kab. Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Hein berhasil meraih IPK sebesar 3,39 pada semester pertama. Terbatasnya jurusan kepariwisataan di daerahnya, membuat Hein berlabuh di Kota Manado. “Sebenarnya ingin berkuliah di Raja Ampat atau Sorong saja, tapi tidak ada kampus jurusan pariwisata. Kemudian ingin ke Bali, tapi juga tidak dikasih izin oleh orang tua karena terlalu jauh, jadi akhirnya saya ke Manado”, tuturnya.

Prestasi tersebut tidak diraih dengan mudah, namun berbagai kendala yang ada harus dihadapi agar kuliah bisa berjalan lancar. “Harus pintar atur waktu, disiplin, setiap hari jam 3 pagi saya belajar materi kuliah. Saya belum ada laptop, jadi untuk kerjakan tugas dari dosen, terpaksa pinjam dari teman-teman. Jarak dari asrama tempat saya tinggal dengan kampus juga lumayan jauh, kadang-kadang harus berjalan kaki jika kehabisan ongkos untuk naik angkutan umum”, terang Hein yang mengaku belum mendapatkan beasiswa tersebut.

Disinggung tentang cita-citanya setelah lulus kuliah, pemuda ini mengaku ingin membangun bisnis pariwisata di Raja Ampat dengan ilmu yang telah ditimbanya. “Raja Ampat memiliki keindahan alam, jadi saya ingin membangun saja bisnis pariwisata di sana, misalnya dengan membuat resort-resort bagi turis yang datang”, tutupnya ramah.

sumber : www.pewarta-indonesia.com
author : wicahyono putro