- Beranda
- Komunitas
- Tech
- Audio & Video
[Sharing] Bahas Headphone, Earphone, HeadAmp, DAC (Part III) - Part 5
TS
kimikuma
[Sharing] Bahas Headphone, Earphone, HeadAmp, DAC (Part III) - Part 5
=========[v] myth buster =========
Quote:
fact about oem,grade a/b, ori reject product
langsung saja cekidot bukti nyata tanggapan dari pt astro interlab (official monster products distributor) mengenai barang-barang oem (thx to anonymous who posted this good stuff):
Spoiler for email:
pengertian oem, disadur dari wikipedia :
Quote:
an original equipment manufacturer, or oem, manufactures products or components that are purchased by a company and retailed under that purchasing company's brand name.
ada 2 hal yang patut diketahui dalam oem di dunia audio beserta contohnya :
1. Sebuah perusahaan membuat komponen" yang dibutuhkan oleh manufaktur
audio gadget atas lisensi dan kesepakatan dari kedua belah pihak
contoh : Foster sebagai pemasok driver utama untuk headphone denon
d1001, dan creative aurvana live ! Dalam kasus ini, foster
merupakan perusahaan oem dari denon dan cal.
2 sebuah perusahaan membeli lisensi dari perusahaan lain untuk
memproduksi produk perusahaan lain tersebut secara serupa dan
dipasarkan dengan menggunakan brand perusahaan pembeli lisensi tersebut.
Contoh : Produk" iem dbe serupa dengan produk" iem soundmagic. Hal
ini karena memang dbe telah membeli lisensi dari soundmagic
untuk memproduksi iem"nya dan kemudian dipasarkan dengan
brand name dbe.
Sedangkan mengenai ori reject cukup menarik. Setahu saya barang yang tak lulus standar produksi kemudian dijual dengan harga lebih murah memang ada, namun kuantitas barang yang tersebar tentu tak banyak. Bilamana kita menghitung banyaknya produk yang diklaim sebagai "ori reject" di fjb, seberapa burukkah qc dari perusahaan tersebut? Selain itu, kebanyakan produk ori reject/bm hanya bisa didapatkan di suatu wilayah yang sama dimana pabrik perusahaan tersebut berada, seperti contohnya samsung m1 yang mudah didapatkan di indonesia dengan harga murah yang belum tentu negara lain seperti thailand, malaysia ada. Sedangkan untuk produk monster saya cukup yakin kecil kemungkinan ada barang reject yang beredar disni.
Setelah mengetahui definisi dari oem yang sesungguhnya mari kita meneliti lebih jauh mengenai produk" oem yang tersebar di kaskus :
1. Produk" oem abal" yang tersebar di kaskus masih menggunakan brand asli dari perusahaan utama.
2. Produk" oem tersebut tidak diproduksi oleh perusahaan yang legit dan jelas.
3. Produk" oem tersebut kadang memiliki grade yang berbeda
4. Banyak seller yang mengaku ori reject / ga lulus standar produksi.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, produsen oem harus membeli lisensi dari produsen original dan dipasarkan atas brand name nya sendiri. Lisensi tersebut juga berisi standar yang harus diterapkan oleh produsen oem, sehinga kualitas produk tetap terjaga. Tak ada grade" tertentu dalam memproduksi barang oem. Kalau ngaku ori reject, harus hati-hati karena
itu adalah akal"an seller tak bertanggung jawab saja. Persebaran ori reject gak segampang itu coy.
Nah, setelah membaca definisi dan kenyataan oem diatas, masih maukah anda membeli produk abal" yang kualitas dan produsennya saja tidak jelas, grade" barang yang membingungkan, janji" manis ala pejabat pemerintah?
Quote:
fact about burn-in
1. Apakah burn-in itu perlu?
Ya
2. Apaan sih burn-in itu?
Burn-in itu adalah tahap memaksimalkan kemampuan driver. Speaker ato headphones yg baru beli kan karetna masi kenceng gt. Setelah jalan bbrp lama movement drivernya akan lebih lentur jadi suara yg keluar bisa lebih baik.dalam proses burn-in tsb pastinya akan ada perubahan pada gerakan membran, lem, dan magnet yang mungkin dulunya kaku tetapi setelah dilakukan test tsb akan menjadi lentur, dan mungkin akan merubah sedikit komposisi suara yg dihasilkan, mungkin kalau kita burn-in sambil didengarkan akan tahu mengenai perubahan komposisi suara dari speaker/headphone tsb,
3. Gimana caranya?
Cukup dengan memutar lagu atau pink noise dengan menggunakan rigs yg sedang di burn-in. N direkomendasikan untuk tidak menggunakan volume yg terlalu tinggi. Bisa sambil didengarkan ato tinggal aja berhari2.
4. Perlu berapa lama untuk burn-in? N sampai kapan?
Tergantung dr cans/cable/amp. Mulai dr berapa puluh jam sampai dengan ribuan jam. N pada saat process berlangsung, qualitas suara yg kita dengar akan berubah-ubah. Kadang2 bagus... Kadang2 jelek... Tergantung dr alat yg sedang di "burn". Burn-in process masih berlangsung sampai pada suatu point dimana tidak ada perubahan pada karakter suara.
5. Pakai pink noise/ lagu biasa?
Terserah anda... Atau bisa pakai keduanya. Tapi kebanyakan orang rekomendasi untuk pakai lagu biasa karena burn pake lagu natural lebih bagus hasilnya drpd pake pink noise... Soalnya dengan pake lagu2 natural ... Lebih besar dan banyak range frequensi yg di hasilkan... Jadi drivernya lebih flexible terhadap semua range frequensi.
0
734.3K
Kutip
10K
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan