- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BASARNAS versus MAPALA Ribut di Facebook, Ada Apa Ya?


TS
warunglink
BASARNAS versus MAPALA Ribut di Facebook, Ada Apa Ya?
Ane heran, dua lembaga ini kok ribut di sosial media Facebook, padahal Basarnas dan Korpala Unhas berada di tempat evakuasi dan berhasil selamatkan nyawa seseorang dari dalam gua.
Pasca penyelamatan korban jatuh Adrian alias Rian di dalam lubang gua Dinosaurus, Maros pada Minggu 15 Mei 2016, muncul perdebatan antara anggota Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Korps Pencinta Alam (Korpala) Universitas Hasanuddin (Unhas) dan beberapa penelusur gua dari organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Makassar di media sosial Facebook.
Komentar di dinding Facebook masing-masing akun pribadi anggota Basarnas, Korpala dan anggota MPA seolah saling ‘menyindir’ dan saling balas sindiran, malah beberapa komentar sudah menandai akun pribadi untuk menyatakan langsung pendapatnya. Hal itu sudah berlangsung sejak Minggu 15 Mei 2016.
Dari pantauan juga, mereka sepertinya memperdebatkan ‘keahlian’ dalam evakuasi dan pihak mana yang seharusnya melakukan evakuasi di dalam gua. Basarnas merasa diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia no.29 Tahun 2014 Tentang Pencarian Dan Pertolongan.
Sementara pihak Korpala dan komunitas penelusur gua menganggap dalam pertolongan dalam gua bukan mencari lagi tapi mengevakuasi. Selain itu, mereka berkiblat kepada aturan penyelamatan sesuai standar dari Federasi Spelelogi Prancis atau Fédération Française de Spéléologie / French Federation of Speleology (FFS). Inilah yang dimaksudkan serahkan pada ahlinya.
Namun siapakah yang memulai perang komentar itu? kedua belah pihak tidak ada yang merasa memulainya.
Menurut Korpala Unhas
Menurut Basarnas
Insiden warga Maros jatuh dalam lubang gua Dinosaurus
Diberitakan sebelumnya, Adrian alias Rian, warga Dusun Kappang Desa Labuaja Kecamatan Cenrana, berhasil diangkat ke atas bibir gua setelah melalui proses yang cukup panjang.
Regu khusus penyelamat dari Basarnas, SAR, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Maros, Taman Nasional Bantimurung – Bulusaraung (Babul) Maros, Korpala Unhas dan penggiat penelusuran gua dari organsisasi Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) menyelesaikan proses evakuasi korban yang terjatuh di Gua Dinosaurus, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada Minggu 15 Mei 2016 pukul 10.15 wita.
Diketahui Rian awalnya mengantar rombongan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang terdiri tujuh orang untuk berwisata ke Dusun Pattiro Desa Labuaja pada Sabtu 14 Mei 2016. Menjelang siang, Rian dan rombongan sudah tiba di sekitar gua-gua di Dusun Pattiro, menikmati keindahan alam sambil berfoto-foto.
Setelah berfoto, rombongan KKN ini menuju gua Dinosaurus. Dalam perjalanan, Rian terperosok dan jatuh ke dasar gua itu. Korban jatuh saat melalui jalur yang biasa digunakan penduduk setempat.
Berikut tulisan yang dikumpul dari sejumlah akun Facebook, kemudian merangkumnya sebagai berikut:
1. Apakah Ini Pemicunya?
Perdebatan itu sepertinya dimulai dari sebuah tulisan postingan yang di-screenshot dan bagi ulang lagi oleh akun bernama Zulkarnaen Bachtiar. Postingan itu berisi:
“Seseorang warga terjatuh di “leang dinosaurus”. diduga warga tersebut terjatuh – sabtu pagi saat sedang mencari madu (realtasnya warga tersebut mengantar sejumlah mahasiswa yang sedang KKN untuk “semacam jalan – jalan”).
korban terjatuh sekitar 50-an meter, sewaktu berusaha turun ke “sinkhole leang dinosaurus” melalui jalur “we call VIP route” yang bersifat screambling dan umumnya berbatuan lepas.
keterlambatan evakuasi korban hidup (fracture os femur) disebabkan Tim Basarnas ngotot ambil alih tetapi ternyata tidak mampu (setelah sekian waktu terbuang) lalu menyerahkan evakuasi kepada “tim cave rescue dari kalangan Pencinta Alam” yang dalam kurang lebih satu jam berhasil mengeluarkan korban dari posisinya.
hormat saya kepada “Tim cave rescue pencinta alam makassar”. setiap hal memang ada ahlinya maka serahkanlah kepada ahlinya. – Nevy Jamest -“

Postingan ini pun terbaca oleh Sertu SAR Yudha P Kusuma yang berindak sebagai Search Mission Coordinator (SMC) dalam evakuasi di Gua Dinosaurus, Maros. Dalam akunnya Facabooknya bertitle Pratama Kusuma merasa heran dengan tulisan itu dan membalas dengan tulisan:
“”Ada apa dengan mu bang nevy ?? Sampai ada beredar yg begini
Lucu jadi nya dengar ada kata2 basarnas ngotot ..
Saya banyak bekerja sama dengan ahli dunia selam , dengan ahli terjun payung , dan ahli yg lain .. tapi ketika dalam sebuah misi SAR .. mereka menempatkan diri mereka memberikan sumbangsih mereka kepada siapa yg d amanatkan bertanggung jawab dalam misi SAR ..
Kami disini dengan keterbukaan sekali menerima kedatangan org yg mau memberikan bantuan tenaga nya
Perlu diketahui semua potensi yg terlibat dalam proses SAR berada dalam koordinasi basarnas …
Kami bukan dewa .. bukan superman tapi kami dan potensi SAR berusaha selalu hadir dan memberikan yg terbaik utk pelayanan jasa sar .. tidak semua akan merasa puas .. dari pihak keluarga maupun pihak yg bekerja sama dengan kami ..
Pada intinya perlatan kami mumpuni personil dan potensi sar kami berkompeten
Ada atau tidaknya anda kami tetap akan selesaikan misi kami ..
Misi sar yg merupakan tanggung jawab dan ibarat kata itu rumah kami ..
Anda datang menawarkan bantuan .. kami selaku tuan rumah berusaha menjadi tuan rumah yg baik .. dgn tujuan kegiatan operasi sar tetap berjalan dengan baik .. kami berusaha membagi tugas rata kepada semuaaa rescuer yg ada ..
Bisa dibayangkan bagaimana menjaga sebuah tim dengan latar belakang berbeda dalam 1 tugas … dengan puluhan ide dan saran yg harus kami tampung dan dicerna utk menjadi sebuah keputusan bersama .. tanpa ada yg merasa dikucilkan dengan saran yg d tolak
Bapak yg terhormat kami menghargai ke ahlian bapak d bidang bapak .. tapi sudahkah anda menghargai perasaan keluarga besar potensi SAR yg ada selama ini yg sudah sama sama dengan kami berkeliling sulawesi selatan dalam segala bentuk misi SAR kami ..
Dan bapak sudah cukup membuat keluarga besar SAR yg ada dimakassar kecewa dengan tulisan bapak
Tapi itu adalah hak bapak ..
Dan hak saya juga untuk membela kesatuan saya dan teman2 potensi sar yg sudah bersama sama dengan saya selama ini
Serahkan saja kepada yg bertanggung jawab karena yang ahli belum tentu bertanggung jawab ..
Hormat Saya —- Sertu SAR Yudha P Kusuma”
Tulisan tanggapan Yudha itu sempat dibagikan oleh beberapa akun Facebook lainnya, hanya saja pada Kamis 19 Mei 2016, malam, tulisan itu sudah hilang.
Anggota Korpala Unhas melalui akunnya bernama Andi La Tenri Ruwa juga mengomentari tulisan Yudha Prayudha Kusuma khusus ungkapan “Serahkan saja kepada yg bertanggung jawab karena yang ahli belum tentu bertanggung jawab ..”
“Kita harus bijak menanggapinya, karena itulah PEKERJAAN mereka “mencari dan menolong” tanggung jawab mereka sebagai abdi negara, sedangkan kawan-kawan dari MAPALA dan unsur lainnya (non kelembagaan, non struktur) hanya sekedar saja, atau bahasa sederhananya “tanggung jawab moral terhadap entitas pengetahuannya dan sebagai makhluk sosialnya” tulisnya.
Berbagai komentar pun bermunculan hingga lahir lagi satu tulisan yang dibuat oleh Ostaf Al Mustafa, anggota Korpala Unhas dengan judul Kronik Penyelamatan di Gua Dinosaurus di Maros. Tulisan ini diterbit oleh salah satu media online di Makassar dalam rubrik opini:
Kronik Penyelamatan di Gua Dinosaurus di Maros
“Penyelamatan Rian (19), warga yang jatuh ke Gua Dinosaurus di Maros, membuka perdebatan kembali antara Pencinta Alam (PA) dan penggiat Speleogi dengan pihak SAR, Sabtu (14/05/2016).
Bagi PA, harusnya tak perlu ada lembaga khusus dalam kampus atau universitas yang perlu langsung menangani insiden yang terjadi di gunung, tebing, dan gua. Fungsi yang seharusnya terjadi yakni bagaimana Basarnas mampu menggalang potensi SAR, sesuai keahlian masing-masing.
Potensi SAR dalam tiga medan tersebut, harusnya melirik ke PA karena mereka terlatih dan sekaligus menguasai teori dan prakteknya. Apalagi bila ditambah dengan pengalaman berada di lokasi itu hingga puluhan kali. Basarnas mengabaikan hal ini, sehingga menurunkan sendiri para anggotanya pada suatu medan yang spesifik.
Bahkan potensi SAR yang sudah mengusai medan gua diabaikan, malah disuruh angkat carrier. Tentu saja mereka menolak, sebagaimana yang ditulis Andi Mulatauwe di FB.
Bang Nevy (Nevy James Tonggiroh), menjelaskan kisruh keterlambatan evakuasi karena Basarnas ngotot mengambil alih, tapi ternyata tidak mampu. Waktu terbuang percuma, hingga akhirnya Basarnas menyerahkan tindak evakuasi ke “Tim Cave Rescue” dari kalangan PA. Hanya kurang lebih satu jam korban berhasil diselamatkan, Minggu 14 Mei 2016.
Menurut Andi Mulatauwe, seharusnya potensi SAR untuk gua diserahkan ke penggiat speleologi. Sosok dari KORPALA-UNHAS yang pernah belajar langsung dari Prancis ini mengatakan, aturan penyelamatan itu tersebut harus sesuai standar dari Fédération Française de Spéléologie atau French Federation of Speleology (FFS).
Standar ini yang diabaikan Basarnas, karena menyampingkanm fungsi koordinasi. Tidak ada yang perlu mencari kepahlawanan dalam urusan kemanusiaan. Bila memang terjadi kecelakaan di gua, serahkan pada ahlinya,kata Bang Nevy. Ahli yang dimaksud adalah Andi Mulatauwe dan para penggiat speleologi, terutama yang pernah mendapat bimbingan langsung dari Marc Boureau, ketua FFS.
Bila masih begitu cara kerja Basarnas yang mengambil sendiri tugas penyelamatan, pada medan yang tak mereka kuasai, maka badan ini perlu dirombak pola kerjanya. Bukan penyelamatan yang mengemuka tapi kesalahpahaman dan konflik terbuka yang dibuka Basarnas.
Untung saja, sosok seperti Andi Mulatauwe tidak memperbesar konflik, tapi langsung melakukan langkah taktis mengutamakan keselamatan korban. Begitulah bila para ahlinya yang turun tangan, sisi kemanusiaan lebih cepat terlaksana pembuktiannya. Penulis: Ostaf Al Mustafa (Anggota KORPALA-UNHAS)”
Anggota Basarnas bernama Darulet pun ikut berkomentar, menurutnya apa yang termuat di dalam tulisan itu tidak sepenuhnya benar, apa lagi soal koordinasi. “Maaf….apa yg tertulis di atas tdk sesuai dgn kondisi di lapangan, khususnya pada bagian “KOORDINASI”. Ops — Operasi — SAR di Gua Dinosaurus berjalan dengan lancar berkat kerjasama tiap2 unsur yg terlibat.” tulisnya di kolom komentar Pratama Kusuma.
“Mari…..luangkan waktu…kita duduk bersama dan bicarakan, karena di medsos info nya jauh melenceng dari fakta” lanjutnya.
Yudha Pramata Kusuma juga ikut mengomentari tulisan Ostaf ini:
“Semoga kita bisa satu pikiran ke depan .. mari bahas 1 per 1 saja mas .. dengan sedikit mau memahami keadaan .. yg pertama ilmu yg bisa dtg dr mana saja .. mau dr prancis, us,uk bisa2 saja .. sah2 saja .. tapi kmbali .. ini negara kita .. negara kita punya aturan sendiri yg mewajibkan basarnas disini sebagai koordinator .. utk kasus ini kebetulan kami harus bekerja sama dengan para ahli cave atau ahli vertical dan para penggiat hobi .. kegiatan ops yg sangat jarang d hadapi .. sehingga teman2 penggiat alam (cave,vertical dsb) cenderung baru bertemu .. berbeda dengan beberapa penggiat olhraga air (selam) yg lebih sering bertemu .. sudah pernah melakukan hobi dan latihan bersama .. ketika ada operasi sprt ini .. sudah harus tau .. siapa berbuat apanya .. kami tidak akan menutup pintu utk semua org yg ingin memberi bantuan .. tapi mohon dimengerti .. begitu banyak orang yg bersedia dtg memberi bamtuan tenaga .. tapi kami blm tau habit dan basic dr mereka yg datang .. teman2 dari penggiat hobi mungkin merasa kami datang menganggu .. tapi mhn dimengerti .. kami juga d atur dalam UU utk selalu hadir dlm setiap operasi SAR .. jika ada yg merasa seharusnya hal spesial seperti ini diserahkan kepada teman2 penggiat alam .. kami dengan senang hati .. silahkan mengajukan perubahan UU SAR .. mari kita saling bertukar pendapat saja .. kami menghargai pendapat yg untuk membangun .. untuk perbaikan pelayanan jasa SAR kami .. salam kenal buat semuanya ..” tulisnya.

LANJUTAN di thread dibawah gan
Quote:
Pasca penyelamatan korban jatuh Adrian alias Rian di dalam lubang gua Dinosaurus, Maros pada Minggu 15 Mei 2016, muncul perdebatan antara anggota Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Korps Pencinta Alam (Korpala) Universitas Hasanuddin (Unhas) dan beberapa penelusur gua dari organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) Makassar di media sosial Facebook.
Komentar di dinding Facebook masing-masing akun pribadi anggota Basarnas, Korpala dan anggota MPA seolah saling ‘menyindir’ dan saling balas sindiran, malah beberapa komentar sudah menandai akun pribadi untuk menyatakan langsung pendapatnya. Hal itu sudah berlangsung sejak Minggu 15 Mei 2016.
Dari pantauan juga, mereka sepertinya memperdebatkan ‘keahlian’ dalam evakuasi dan pihak mana yang seharusnya melakukan evakuasi di dalam gua. Basarnas merasa diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia no.29 Tahun 2014 Tentang Pencarian Dan Pertolongan.
Sementara pihak Korpala dan komunitas penelusur gua menganggap dalam pertolongan dalam gua bukan mencari lagi tapi mengevakuasi. Selain itu, mereka berkiblat kepada aturan penyelamatan sesuai standar dari Federasi Spelelogi Prancis atau Fédération Française de Spéléologie / French Federation of Speleology (FFS). Inilah yang dimaksudkan serahkan pada ahlinya.
Namun siapakah yang memulai perang komentar itu? kedua belah pihak tidak ada yang merasa memulainya.
Menurut Korpala Unhas
Quote:
“Yang pertama berkoar di medsos siapa mba’. cuci muka dulu baru koment. anggota yang lain bereaksi karena statemen dari tante dewi.” kata Muh Nasrul, anggota Korpala Unhas yang mengomentari pernyataan Dewy Meliyana, Humas Basarnas Sulsel di dinding Facebook bernama Pratama Kusuma milik Sertu SAR Yudha P Kusuma, Kamis 19 Mei 2016.
Komentar Dewy yang dimaksud Nasrul adalah “Cari sensasi krn namanya sdh terlalu redup. Termasuk jg orang2 d dlmnya”. Namun komentar ini sudah dihapus.

Sedangkan salah satu anggota Korpala Andi La Tenri Ruwa merasa bila komentar Dewi sebenarnya ditujukan oleh Korpala atau MPA:
“”Cari sensasi krn namanya sdh terlalu redup. Termasuk jg orang2 d dlmnya” statement dalam menanggapi berita [Kronologi Evakuasi Korban Jatuh di Gua Dinosaurus Maros versi Korpala Unhas] kalau arah pernyataan ini mengarah ke KORPALA UNHAS “Cari sensasi krn namanya sdh terlalu redup. Termasuk jg orang2 d dlmnya” atau lebih parahnya diarahkan ke semua organsisasi Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) di Makassar yang ikut meramaikan Dinosaurus Case, maka saya cuma mau bilang “ibu dewy meliyana, saya mngerti kok, anda perempuan, wajar….”
Dewy pun tidak tinggal diam. Ia kemudian membalasan komentar Tenri Ruwa itu: “Iya saya perempuan. Kenapa memangnya klo perempuan? Memangnya klo perempuan tdk boleh berpendapat. Salah kah?”
Tapi komentar itu diladeni oleh Andi Sudirman dari Korpala Unhas. Menurutnya berpendapat boleh saja, hanya kata dia berpikir sebelum berpendapat. Soal kronologis yang dikeluarkan oleh Korpala, kata dia, tidak ada hubungannya dengan komentar Dewy itu.
Sudirman dan Dewy pun saling balas komentar hingga menyinggung soal etika dan tata krama dalam berkomentar hingga Dewy mengklarifikasi lagi pernyataan itu.
“Kalau memang tersinggung. Dengan besar hati saya atas nama pribadi Minta Maaf yang sebesarnya. Untuk kata-kata yg menyinggung perasaan anggota Korpala unhas.” kata dia.
Komentar Dewy yang dimaksud Nasrul adalah “Cari sensasi krn namanya sdh terlalu redup. Termasuk jg orang2 d dlmnya”. Namun komentar ini sudah dihapus.

Sedangkan salah satu anggota Korpala Andi La Tenri Ruwa merasa bila komentar Dewi sebenarnya ditujukan oleh Korpala atau MPA:
“”Cari sensasi krn namanya sdh terlalu redup. Termasuk jg orang2 d dlmnya” statement dalam menanggapi berita [Kronologi Evakuasi Korban Jatuh di Gua Dinosaurus Maros versi Korpala Unhas] kalau arah pernyataan ini mengarah ke KORPALA UNHAS “Cari sensasi krn namanya sdh terlalu redup. Termasuk jg orang2 d dlmnya” atau lebih parahnya diarahkan ke semua organsisasi Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) di Makassar yang ikut meramaikan Dinosaurus Case, maka saya cuma mau bilang “ibu dewy meliyana, saya mngerti kok, anda perempuan, wajar….”
Dewy pun tidak tinggal diam. Ia kemudian membalasan komentar Tenri Ruwa itu: “Iya saya perempuan. Kenapa memangnya klo perempuan? Memangnya klo perempuan tdk boleh berpendapat. Salah kah?”
Tapi komentar itu diladeni oleh Andi Sudirman dari Korpala Unhas. Menurutnya berpendapat boleh saja, hanya kata dia berpikir sebelum berpendapat. Soal kronologis yang dikeluarkan oleh Korpala, kata dia, tidak ada hubungannya dengan komentar Dewy itu.
Sudirman dan Dewy pun saling balas komentar hingga menyinggung soal etika dan tata krama dalam berkomentar hingga Dewy mengklarifikasi lagi pernyataan itu.
“Kalau memang tersinggung. Dengan besar hati saya atas nama pribadi Minta Maaf yang sebesarnya. Untuk kata-kata yg menyinggung perasaan anggota Korpala unhas.” kata dia.
Menurut Basarnas
Quote:
Dewy kemudian menjelaskan, bila bukan pihaknya yang memulai. Menurutnya pihaknya hanya permasalahkan munculnya statemen Nevy James Tonggiroh, orang yang ditetuakan di dunia Pencinta Alam, menyebut Basarnas ngotot melakukan evakuasi di gua, dan kronologis evakuasi versi Korpala Unhas yang kemudian dikutip oleh Makassarterkini.com. Serta tulisan tambahan dari anggota Korpala Ostaf al Mustafa yang dinilainya semakin meremehkan Basarnas. Tulisan ini diterbitkan oleh salah satu media online lokal di Makassar
“Untuk apa kronologis pakai versi segala? Lucu banget bacanya. Emang Basarnas ngotot di berita kalau Basarnas sendiri yang melakukan penyelamatan? Emang ada kata-kata dari anggota Basarnas menjelek-jelekkan organisasi kalian. Gak ada kan? Tapi kalian terus saja mencecar kami. Masing-masing anggota muncul dgn kata-kata pedas. ” tulis Dewy.
“Ditambah lagi dengan adanya tulisan tambahan dari Ostaf Al Mustafa, yang semakin meremehkan Basarnas. Ketika kalian menyatakan tersinggung maka kami seharusnya yang lebih tersinggung karena penyelamatan itu murni dengan misi kemanusiaan. Itu sudah bagian dari tugas. Bukan kejar pangkat atau apalah yang sudah kalian tuduhkan kepada kami.” tulis Dewy.
“Intinya adalah tim rescue. Siapapun dia. Organisasi apapun dia. Bukan menolong krn ingin diakui keahliannya!” tulis Dewy didindingnya lagi pada 17 Mei 2016, dan kemudian ditanggapi oleh Sudirman.
Sudirman dalam komentarnya mengatakan sepakat dengan Dewy, tapi dalam konteks menyelamatkan jiwa manusia di lokasi yang ekstrim siapa pun rescuernya harusnya tahu kemampuan mereka. Sebab, kata dia, jika salah penanganan bisa saja berakibat fatal dan bahkan korban akan bertambah.
“klo salah dalam hal penanganannya (konyol klo rescuer di rescue)… maka tidaklah salah klo penangan sperti kasus di atas harus diserahkan sama ahlinya.. toh ahlinya yang turun itu dah ada di lokasi pd saat kejadian (Andi Andi Mulatauwe). dan tidak usah di perdebatkan terlalu panjang sampe2 menyerang organisasi kami dengan mengatakan “cari sensasi karna namanya sudah terlalu redup termasuk orang2 di dalamnya”… karna jelas perbedaan kami dengan kalian, kami turun atas dasar kemanusiaan semata (menggunakan uang saku sendiri) tidak mengejar kepentingan pangkat, terlebih lagi menghambur uang rakyat (kepentingan anggaran). terimakasih”
“Untuk apa kronologis pakai versi segala? Lucu banget bacanya. Emang Basarnas ngotot di berita kalau Basarnas sendiri yang melakukan penyelamatan? Emang ada kata-kata dari anggota Basarnas menjelek-jelekkan organisasi kalian. Gak ada kan? Tapi kalian terus saja mencecar kami. Masing-masing anggota muncul dgn kata-kata pedas. ” tulis Dewy.
“Ditambah lagi dengan adanya tulisan tambahan dari Ostaf Al Mustafa, yang semakin meremehkan Basarnas. Ketika kalian menyatakan tersinggung maka kami seharusnya yang lebih tersinggung karena penyelamatan itu murni dengan misi kemanusiaan. Itu sudah bagian dari tugas. Bukan kejar pangkat atau apalah yang sudah kalian tuduhkan kepada kami.” tulis Dewy.
“Intinya adalah tim rescue. Siapapun dia. Organisasi apapun dia. Bukan menolong krn ingin diakui keahliannya!” tulis Dewy didindingnya lagi pada 17 Mei 2016, dan kemudian ditanggapi oleh Sudirman.
Sudirman dalam komentarnya mengatakan sepakat dengan Dewy, tapi dalam konteks menyelamatkan jiwa manusia di lokasi yang ekstrim siapa pun rescuernya harusnya tahu kemampuan mereka. Sebab, kata dia, jika salah penanganan bisa saja berakibat fatal dan bahkan korban akan bertambah.
“klo salah dalam hal penanganannya (konyol klo rescuer di rescue)… maka tidaklah salah klo penangan sperti kasus di atas harus diserahkan sama ahlinya.. toh ahlinya yang turun itu dah ada di lokasi pd saat kejadian (Andi Andi Mulatauwe). dan tidak usah di perdebatkan terlalu panjang sampe2 menyerang organisasi kami dengan mengatakan “cari sensasi karna namanya sudah terlalu redup termasuk orang2 di dalamnya”… karna jelas perbedaan kami dengan kalian, kami turun atas dasar kemanusiaan semata (menggunakan uang saku sendiri) tidak mengejar kepentingan pangkat, terlebih lagi menghambur uang rakyat (kepentingan anggaran). terimakasih”
Insiden warga Maros jatuh dalam lubang gua Dinosaurus
Quote:
Diberitakan sebelumnya, Adrian alias Rian, warga Dusun Kappang Desa Labuaja Kecamatan Cenrana, berhasil diangkat ke atas bibir gua setelah melalui proses yang cukup panjang.
Regu khusus penyelamat dari Basarnas, SAR, Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Maros, Taman Nasional Bantimurung – Bulusaraung (Babul) Maros, Korpala Unhas dan penggiat penelusuran gua dari organsisasi Mahasiswa Pencinta Alam (MPA) menyelesaikan proses evakuasi korban yang terjatuh di Gua Dinosaurus, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada Minggu 15 Mei 2016 pukul 10.15 wita.
Diketahui Rian awalnya mengantar rombongan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang terdiri tujuh orang untuk berwisata ke Dusun Pattiro Desa Labuaja pada Sabtu 14 Mei 2016. Menjelang siang, Rian dan rombongan sudah tiba di sekitar gua-gua di Dusun Pattiro, menikmati keindahan alam sambil berfoto-foto.
Setelah berfoto, rombongan KKN ini menuju gua Dinosaurus. Dalam perjalanan, Rian terperosok dan jatuh ke dasar gua itu. Korban jatuh saat melalui jalur yang biasa digunakan penduduk setempat.
Berikut tulisan yang dikumpul dari sejumlah akun Facebook, kemudian merangkumnya sebagai berikut:
1. Apakah Ini Pemicunya?
Perdebatan itu sepertinya dimulai dari sebuah tulisan postingan yang di-screenshot dan bagi ulang lagi oleh akun bernama Zulkarnaen Bachtiar. Postingan itu berisi:
Spoiler for Pemicunya:
“Seseorang warga terjatuh di “leang dinosaurus”. diduga warga tersebut terjatuh – sabtu pagi saat sedang mencari madu (realtasnya warga tersebut mengantar sejumlah mahasiswa yang sedang KKN untuk “semacam jalan – jalan”).
korban terjatuh sekitar 50-an meter, sewaktu berusaha turun ke “sinkhole leang dinosaurus” melalui jalur “we call VIP route” yang bersifat screambling dan umumnya berbatuan lepas.
keterlambatan evakuasi korban hidup (fracture os femur) disebabkan Tim Basarnas ngotot ambil alih tetapi ternyata tidak mampu (setelah sekian waktu terbuang) lalu menyerahkan evakuasi kepada “tim cave rescue dari kalangan Pencinta Alam” yang dalam kurang lebih satu jam berhasil mengeluarkan korban dari posisinya.
hormat saya kepada “Tim cave rescue pencinta alam makassar”. setiap hal memang ada ahlinya maka serahkanlah kepada ahlinya. – Nevy Jamest -“

Postingan ini pun terbaca oleh Sertu SAR Yudha P Kusuma yang berindak sebagai Search Mission Coordinator (SMC) dalam evakuasi di Gua Dinosaurus, Maros. Dalam akunnya Facabooknya bertitle Pratama Kusuma merasa heran dengan tulisan itu dan membalas dengan tulisan:
“”Ada apa dengan mu bang nevy ?? Sampai ada beredar yg begini
Lucu jadi nya dengar ada kata2 basarnas ngotot ..
Saya banyak bekerja sama dengan ahli dunia selam , dengan ahli terjun payung , dan ahli yg lain .. tapi ketika dalam sebuah misi SAR .. mereka menempatkan diri mereka memberikan sumbangsih mereka kepada siapa yg d amanatkan bertanggung jawab dalam misi SAR ..
Kami disini dengan keterbukaan sekali menerima kedatangan org yg mau memberikan bantuan tenaga nya
Perlu diketahui semua potensi yg terlibat dalam proses SAR berada dalam koordinasi basarnas …
Kami bukan dewa .. bukan superman tapi kami dan potensi SAR berusaha selalu hadir dan memberikan yg terbaik utk pelayanan jasa sar .. tidak semua akan merasa puas .. dari pihak keluarga maupun pihak yg bekerja sama dengan kami ..
Pada intinya perlatan kami mumpuni personil dan potensi sar kami berkompeten
Ada atau tidaknya anda kami tetap akan selesaikan misi kami ..
Misi sar yg merupakan tanggung jawab dan ibarat kata itu rumah kami ..
Anda datang menawarkan bantuan .. kami selaku tuan rumah berusaha menjadi tuan rumah yg baik .. dgn tujuan kegiatan operasi sar tetap berjalan dengan baik .. kami berusaha membagi tugas rata kepada semuaaa rescuer yg ada ..
Bisa dibayangkan bagaimana menjaga sebuah tim dengan latar belakang berbeda dalam 1 tugas … dengan puluhan ide dan saran yg harus kami tampung dan dicerna utk menjadi sebuah keputusan bersama .. tanpa ada yg merasa dikucilkan dengan saran yg d tolak
Bapak yg terhormat kami menghargai ke ahlian bapak d bidang bapak .. tapi sudahkah anda menghargai perasaan keluarga besar potensi SAR yg ada selama ini yg sudah sama sama dengan kami berkeliling sulawesi selatan dalam segala bentuk misi SAR kami ..
Dan bapak sudah cukup membuat keluarga besar SAR yg ada dimakassar kecewa dengan tulisan bapak
Tapi itu adalah hak bapak ..
Dan hak saya juga untuk membela kesatuan saya dan teman2 potensi sar yg sudah bersama sama dengan saya selama ini
Serahkan saja kepada yg bertanggung jawab karena yang ahli belum tentu bertanggung jawab ..
Hormat Saya —- Sertu SAR Yudha P Kusuma”
Tulisan tanggapan Yudha itu sempat dibagikan oleh beberapa akun Facebook lainnya, hanya saja pada Kamis 19 Mei 2016, malam, tulisan itu sudah hilang.
Anggota Korpala Unhas melalui akunnya bernama Andi La Tenri Ruwa juga mengomentari tulisan Yudha Prayudha Kusuma khusus ungkapan “Serahkan saja kepada yg bertanggung jawab karena yang ahli belum tentu bertanggung jawab ..”
“Kita harus bijak menanggapinya, karena itulah PEKERJAAN mereka “mencari dan menolong” tanggung jawab mereka sebagai abdi negara, sedangkan kawan-kawan dari MAPALA dan unsur lainnya (non kelembagaan, non struktur) hanya sekedar saja, atau bahasa sederhananya “tanggung jawab moral terhadap entitas pengetahuannya dan sebagai makhluk sosialnya” tulisnya.
Spoiler for Pemicu 2??:
Berbagai komentar pun bermunculan hingga lahir lagi satu tulisan yang dibuat oleh Ostaf Al Mustafa, anggota Korpala Unhas dengan judul Kronik Penyelamatan di Gua Dinosaurus di Maros. Tulisan ini diterbit oleh salah satu media online di Makassar dalam rubrik opini:
Kronik Penyelamatan di Gua Dinosaurus di Maros
“Penyelamatan Rian (19), warga yang jatuh ke Gua Dinosaurus di Maros, membuka perdebatan kembali antara Pencinta Alam (PA) dan penggiat Speleogi dengan pihak SAR, Sabtu (14/05/2016).
Bagi PA, harusnya tak perlu ada lembaga khusus dalam kampus atau universitas yang perlu langsung menangani insiden yang terjadi di gunung, tebing, dan gua. Fungsi yang seharusnya terjadi yakni bagaimana Basarnas mampu menggalang potensi SAR, sesuai keahlian masing-masing.
Potensi SAR dalam tiga medan tersebut, harusnya melirik ke PA karena mereka terlatih dan sekaligus menguasai teori dan prakteknya. Apalagi bila ditambah dengan pengalaman berada di lokasi itu hingga puluhan kali. Basarnas mengabaikan hal ini, sehingga menurunkan sendiri para anggotanya pada suatu medan yang spesifik.
Bahkan potensi SAR yang sudah mengusai medan gua diabaikan, malah disuruh angkat carrier. Tentu saja mereka menolak, sebagaimana yang ditulis Andi Mulatauwe di FB.
Bang Nevy (Nevy James Tonggiroh), menjelaskan kisruh keterlambatan evakuasi karena Basarnas ngotot mengambil alih, tapi ternyata tidak mampu. Waktu terbuang percuma, hingga akhirnya Basarnas menyerahkan tindak evakuasi ke “Tim Cave Rescue” dari kalangan PA. Hanya kurang lebih satu jam korban berhasil diselamatkan, Minggu 14 Mei 2016.
Menurut Andi Mulatauwe, seharusnya potensi SAR untuk gua diserahkan ke penggiat speleologi. Sosok dari KORPALA-UNHAS yang pernah belajar langsung dari Prancis ini mengatakan, aturan penyelamatan itu tersebut harus sesuai standar dari Fédération Française de Spéléologie atau French Federation of Speleology (FFS).
Standar ini yang diabaikan Basarnas, karena menyampingkanm fungsi koordinasi. Tidak ada yang perlu mencari kepahlawanan dalam urusan kemanusiaan. Bila memang terjadi kecelakaan di gua, serahkan pada ahlinya,kata Bang Nevy. Ahli yang dimaksud adalah Andi Mulatauwe dan para penggiat speleologi, terutama yang pernah mendapat bimbingan langsung dari Marc Boureau, ketua FFS.
Bila masih begitu cara kerja Basarnas yang mengambil sendiri tugas penyelamatan, pada medan yang tak mereka kuasai, maka badan ini perlu dirombak pola kerjanya. Bukan penyelamatan yang mengemuka tapi kesalahpahaman dan konflik terbuka yang dibuka Basarnas.
Untung saja, sosok seperti Andi Mulatauwe tidak memperbesar konflik, tapi langsung melakukan langkah taktis mengutamakan keselamatan korban. Begitulah bila para ahlinya yang turun tangan, sisi kemanusiaan lebih cepat terlaksana pembuktiannya. Penulis: Ostaf Al Mustafa (Anggota KORPALA-UNHAS)”
Anggota Basarnas bernama Darulet pun ikut berkomentar, menurutnya apa yang termuat di dalam tulisan itu tidak sepenuhnya benar, apa lagi soal koordinasi. “Maaf….apa yg tertulis di atas tdk sesuai dgn kondisi di lapangan, khususnya pada bagian “KOORDINASI”. Ops — Operasi — SAR di Gua Dinosaurus berjalan dengan lancar berkat kerjasama tiap2 unsur yg terlibat.” tulisnya di kolom komentar Pratama Kusuma.
“Mari…..luangkan waktu…kita duduk bersama dan bicarakan, karena di medsos info nya jauh melenceng dari fakta” lanjutnya.
Yudha Pramata Kusuma juga ikut mengomentari tulisan Ostaf ini:
“Semoga kita bisa satu pikiran ke depan .. mari bahas 1 per 1 saja mas .. dengan sedikit mau memahami keadaan .. yg pertama ilmu yg bisa dtg dr mana saja .. mau dr prancis, us,uk bisa2 saja .. sah2 saja .. tapi kmbali .. ini negara kita .. negara kita punya aturan sendiri yg mewajibkan basarnas disini sebagai koordinator .. utk kasus ini kebetulan kami harus bekerja sama dengan para ahli cave atau ahli vertical dan para penggiat hobi .. kegiatan ops yg sangat jarang d hadapi .. sehingga teman2 penggiat alam (cave,vertical dsb) cenderung baru bertemu .. berbeda dengan beberapa penggiat olhraga air (selam) yg lebih sering bertemu .. sudah pernah melakukan hobi dan latihan bersama .. ketika ada operasi sprt ini .. sudah harus tau .. siapa berbuat apanya .. kami tidak akan menutup pintu utk semua org yg ingin memberi bantuan .. tapi mohon dimengerti .. begitu banyak orang yg bersedia dtg memberi bamtuan tenaga .. tapi kami blm tau habit dan basic dr mereka yg datang .. teman2 dari penggiat hobi mungkin merasa kami datang menganggu .. tapi mhn dimengerti .. kami juga d atur dalam UU utk selalu hadir dlm setiap operasi SAR .. jika ada yg merasa seharusnya hal spesial seperti ini diserahkan kepada teman2 penggiat alam .. kami dengan senang hati .. silahkan mengajukan perubahan UU SAR .. mari kita saling bertukar pendapat saja .. kami menghargai pendapat yg untuk membangun .. untuk perbaikan pelayanan jasa SAR kami .. salam kenal buat semuanya ..” tulisnya.



LANJUTAN di thread dibawah gan
0
22.1K
Kutip
89
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan