Kuliah kedokteran itu dibagi menjadi 2 masa, yaitu masa preklinik dan masa klinik (atau sering disebut koas). Saat preklinik, kami belajar tentang teori baik lewat kuliah dosen, praktikum, KKD, ataupun diskusi kelompok. Saat preklinik, kami belum bertemu secara langsung dengan pasien beneran. Saat preklinik, kami masih berinteraksi dengan mikroskop, preparat praktikum, kadaver (anatomi), manekin, phantom (biasanya pada kedokteran gigi) ataupun OP (orang percobaan).
Saat sudah masuk masa klinik, kami mulai bertemu pasien di Rumah Sakit dan menjadi dokter muda.

Fakultas lain biasanya menerapkan sistem SKS, dimana mahasiswa harus mencapai target SKS sekian agar bisa lulus. Fakultas lain juga bisa memilih kuliah atau dosen yang mereka inginkan. Jadwal kuliah di fakultas lain menyesuaikan dengan kelas atau dosen yang sudah dipilih. FK-FKG tidak menerapkan sistem SKS, tapi menggunakan sistem modul dimana materi kuliah, dosen, praktikum, ataupun ujian sudah terjadwal. 1 modul terlaksana dalam 6 minggu dan biasanya dibagi berdasarkan sistem tubuh manusia. Contohnya, modul Kardiovaskular (tentang jantung dan pembuluh darah), Ginjal dan Cairan Tubuh, Respirasi (Pernafasan), dan Gastrointestinal (Pencernaan). Berbagai fakultas kedokteran kadang mempunyai sistem modul sendiri yang berbeda dengan fakultas kedokteran di universitas lain.
Jika mahasiswa lain harus berebut kelas dan dosen, kami sudah harus legowo dengan jadwal yang ada.huehehe. Mahasiswa fakultas lain mungkin ada yang kuliah hanya 3 hari dalam seminggu, itupun hanya beberapa jam saja.Kebanyakan FK-FKG, biasanya kuliah dari hari Senin sampai Jumat, dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore dengan waktu istirahat 1 jam.

Kedokteran itu tidak semata teori penyakit, tapi juga belajar tentang keterampilan. Keterampilan memasang infus, menyuntikkan obat, menolong persalinan bayi, memasang alat EKG, mengambil darah, dan bahkan keterampilan berkomunikasi dengan pasien. Saat KKD, kami belajar berbagai keterampilan tersebut baik dengan alat, manekin, ataupun OP (udah dicekokin teori, kita juga dituntut untuk bisa praktiknya )

PBL adalah suatu sistem perkuliahan yang lebih menekankan pada keaktifan mahasiswa mencari pelajaran. Dengan sistem ini, ceramah dosen bukanlah sarana utama untuk belajar dan biasanya hanya menjadi trigger mahasiswa untuk mendalami sendiri. Dengan sistem ini, salah satu fokus utamanya adalah DK (diskusi kelompok) dan pleno. Saat DK, mahasiswa diberi pemicu tentang suatu kasus atau penyakit dan diminta membuat LTM (Sebagian FK-FKG menyebut wrap up. Setelah itu, LTM akan dipresentasikan di dalam kelompok dan di saat pleno. Jadi mahasiswa FK-FKG tidak semata diberi berbagai teori, tapi harus lebih berusaha sendiri menggali informasi mengenai suatu kasus atau penyakit. Istilahnya, mahasiswa dilatih cara menangkap ikan, bukan semata diberi ikan.

FK memang tidak menerapkan UAS. Is it a good news? Gak juga tong . Walaupun gak ada UAS, setidaknya kami harus ujian 5 kali dalam 1 modul. Selama 6 minggu dalam 1 modul, terdapat 2 kali ujian formatif, 2 kali ujian sumatif tulis, 1 kali ujian praktikum terintegrasi (gabungan materi histologi, patologi anatomi, patologi klinik, parasit, biokimia, mikrobiologi), dan kadang masih harus ditambah 1 kali ujian anatomi. Karena 1 tahun terdapat 7 modul, berarti kami ujian setidaknya 35 kali dalam setahun (masha Allah )

Oiya, juga terdapat ujian khusus untuk Keterampilan Klinik Dasar yang diadakan di akhir tingkat 2 dan 3, yaitu OSCE (Objective Structured Clinical Examination). OSCE bukanlah ujian tulis, tapi ujian keterampilan. Saat OSCE, akan terdapat beberapa stase (kamar) ujian yang masing-masing dijaga oleh seorang dokter. Setiap Stase, kami akan diuji untuk 1 keterampilan. Contohnya, stase 1 diuji untuk memasang infus, stase 2 diuji untuk menjahit luka, stase 3 diuji untuk memeriksa paru-paru, dan lain sebagianya.

Bagi fakultas lain, skripsi adalah penentu kelulusan terbesar dan biasanya hanya bisa dimulai saat di semester akhir. Saat sudah melakukan sidang skripsi, mahasiswa fakultas lain akan langsung mengikuti wisuda. Di FK-FKG, skripsi bukanlah bagian akhir dan tidak bisa mempercepat waktu wisuda. Ada teman saya yang sudah sidang skripsi di semester 2 , tapi dia tetap akan di wisuda pada semester 8.

Mahasiswa FKG biasanya akan diwisuda 2 kali, yaitu wisuda Sarjana Kedokteran dan wisuda Dokter Umum. Di fakultas kedokteran universitas lain, biasanya wisuda akan diadakan di akhir masa preklinik dan belum menjadi koas. Tapi ada beberapa FK-FKG, yang wisudanya diadakan pada semester 8 dan semester 10. Jadi, baru akan di wisuda Sarjana Kedokteran saat sudah menjadi koas selama 1 tahun. Wisuda Dokter Umum dilakukan saat sudah dinyatakan lulus UK{G}DI. Nah, saat akan menjadi koas, kami akan melakukan Janji Kepaniteraan yang merupakan acara seremonial pembacaan janji koas.

Masih ingat UAN? UAN adalah ujian kelulusan untuk para siswa di akhir masa sekolahnya, baik SD, SMP, atau SMA. Nah di FK, ternyata juga terdapat ujian kelulusan yang kagak kalah horrornya sama UAN, yaitu UK{G}DI (Ujian Kompetensi Dokter {Gigi}Indonesia). UK{G}DI tahun ini terdiri dari ujian tulis dan OSCE. Saat ujian tulis, mahasiswa FK-FKG harus menjawab 200 soal dalam 200 menit. Saat OSCE UK{G}DI, mahasiswa akan diuji tentang keterampilannya. Kalau gak lulus UK{G}DI, ya harus ngulang ujian lagi sampe lulus.