- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
PLAK!, BUUUUGH!, Ini apaan? Cinta apa-MAAF-ee*k?


TS
wajan.guosong
PLAK!, BUUUUGH!, Ini apaan? Cinta apa-MAAF-ee*k?
Spoiler for Sound effect:
Spoiler for Kepo ah:
Spoiler for WAJIB BACA:
.......Kemudian cerita itu dimulai begitu saja saat kehidupanku memasuki fase dewasa.
Kehidupanku tenang..
Kehidupanku nyaman..
Semua yang kumau selalu tersedia..
Hingga semester awal perkuliahan di kota Somewhere tahun Sekian itu permulaan dari tragedi itu.
Tragedi yang membuatku trauma dan selalu menjauhi lawan jenis (tapi aku tetep normal, masi melotot setiap kali liat cowok ganteng-macho-kekar wkwk).
Traumaku……..kayak penggalan lagu si cantik Taylor Swift, "...thinking all love ever does is break, and burn, and end."
SKIP
Tokoh cerita:
1. Lad:
Dia. Seorang lelaki dengan fisik yang lumayan keren dan karakter menyenangkan, supel, ramah, suka menolong, kreatif, mempunyai banyak visi misi masa depan-blablabla, sebutkan segala macam sifat charming, ada di dia. Namun entah dia memang serius mencintaiku atau buta karena cinta atau terdapat cacat pada bagian otaknya sehingga mematikan hatinya, bagiku merupakan sebuah misteri. Membuatku trauma.
2. Lass:
Aku. Seorang perempuan nerd (baca:kampungan, udik, aneh, gak populer) dengan fisik biasa saja dan karakter keras kepala namun naïf kebangetan mendekati bodoh yang hanya tau sekelumit tentang dunia dan menganggap bahwa semua manusia berhati malaikat. Ditambah pola pikir yang cenderung sempit dalam menghadapi kehidupan. Semua itu membuatku terjebak dalam hubungan romansa (romansa eek) bersama lelaki psikopat.
Pertemuan kali pertama dengan dia terjadi saat mata kuliah tentang sebuah kawasan negara yang membuatku duduk di depan melakukan presentasi.
Lad melihatku dan mengajukan pertanyaan yang seakan hanya ingin mengetes kemampuanku.
Kujawab dengan gamblang.
SKIP.
Aku lupa bagaimana awal perkenalan formal dengannya setelah presentasi tersebut (memang sengaja dilupakan hehe), dan bagaimana dia mendapatkan nomer hapeku. Yang jelas setelah presentasi di mata kuliah itu, dia selalu mengontakku dan memberikan perhatian sebagaimana seorang lelaki ingin mendapatkan hati wanita. Mengajak ke tempat dengan pemandangan pegunungan yang epic. Mengajak dinner di cafe yang nyaman. Membawakanku makanan saat aku sudah memiliki cukup asupan. Memberiku buket bunga. Dan bentuk perhatian lain yang didambakan setiap perempuan di muka bumi dari seorang lelaki. Semua berlangsung selama 4 bulan lebih, masa pendekatan itu. Menginjak bulan ke 3 dia memintaku untuk berkomitmen. Menawarkan dan menjanjikan saat-saat indah bila aku bersamanya. Mengajakku untuk membangun visi-misi ke depan kelak.
Tawaran yang menggiurkan.
Bagaimanapun aku seorang wanita yang hampir 100% dikuasai perasaan dan tentu saja, aku tergiur. Tapi kupikir-pikir lagi tawaran itu dengan menolak memberi jawaban secepatnya. Akhirnya saat malam bulan ke-lupa hehe-dia menelfonku, dia menanyakan kembali "proposalnya" dan kupikir "kenapa enggak? coba aja lah untuk mengisi kekosongan hari di negeri orang." Akhirnya kuterima proposal itu dan malam itu hari Minggu, aku resmi menyandang status sebagai pacarnya walapun aku hanya sebatas tertarik. Karena hatiku saat itu memilih orang lain, akupun tanpa berfikir panjang dan menimbang baik-buruknya langsung aja menerima ajakan dia tanpa mengenal lebih dalam karakter aslinya. Tapi semua sudah terlambat, ini sudah menjadi keputusanku. Mungkin aja aku bisa move on dari lelaki yang memiliki hatiku dan menggantinya dengan kehadiran Lad.
SKIP.
Hari-hari awal aku komitmen dengannya sangat manis-romantis-blablabla. Hingga sore hari ke 5, hari Jumat aku menjadi pacarnya, dia mengajakku untuk menemui rekannya di sebuah cafe. Bergegas pula aku siap-siap menemuinya. Oh iya, untuk fashion aku memakai jilbab sejak sebelum baligh. Namun karena saat itu iman dan prinsipku belum teguh dalam memegang dan mempertahankan jilbab, membuatku selalu lepas pasang jilbab sesuai moodku. Kembali ke sore itu saat aku memakai gaun dengan jilbab warna senada, aku bergegas menuruni tangga menemui dia. Di dalam kendaraanya dia bertanya, "Kok pake jilbab? Ndak dilepas aja?". Aku menjawab, "Lho kenapa? Aku ingin memakai jilbab terus mulai sekarang. Dukung aku ya." Namun dia hanya diam dan mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Aku mau nemuin si Jaka di Cafe Anu (samaran

Kujawab iya.
SKIP
Saat itu hari Senin siang di kantin kampus, kita berdua makan siang dan dia berkata, "Aku gak suka kamu pake jilbab. Aku benci cewek berjilbab. Keluargaku gak ada yang memakai jilbab. Cewek berjilbab menurutku munafik. Kamu mau kan lepas jilbabmu? Demi aku? Dulu cewek-cewekku sangat nurut denganku karena aku lelakinya dan semuanya lepas jilbab karena sangat mencintaiku. Kamu kan cinta aku, jadi lepas jilbabmu."
Aku shock dan hanya diam. Dia terus mendesak dan kujawab, "Maaf aku ndak bisa. Ini perintah mamaku."
Akhirnya dia marah dan tidak menghubungiku sejak siang itu. Namun hari Sabtu setelahnya, dia menemuiku dan mengajakku keluar dinner. Disaat santap malam tersebut, dia juga gigih menagih jawabanku atas permintaannya. Aku tetap menolak. Dia meledak marah dan mengajakku untuk pulang. Ditengah jalan dia tetap memaksaku untuk menuruti keinginannya. Aku tetap saja menolak. Dia semakin marah dan berteriak membentakku dan menghentikan sepeda motornya di pinggir jalan. Disitu pula dia semakin menjadi dan melampiaskan amarah dengan membentakku dan membanting helm yang dipake.
Aku yang sangat kaget dan tidak menyangka, hanya bisa diam dan semakin males untuk menanggapi dan meminta dia untuk mengantarku pulang ke kosan. Tapi yang kudapat malah amukan darinya dan dia menolak mengantarku pulang. Di pinggir jalan itu aku hanya bisa menunduk diam selagi dia meneriakiku dengan kata-kata kasar. Yang hanya bisa kujawab dengan "Iya." dan "Enggak." Karena setiap kali kucoba mengatakan sesuatu dan mengemukakan argument, aku menjadi kewalahan dan akhirnya hanya bisa diam dan menundukkan kepala. Setelah dia puas meneriakiku, dia tidak mau mengantarku kembali ke kosan. Saat itu pukul 11 malam, dan kosanku tentu saja sudah dikunci oleh ibu kos. Akhirnya dia menyuruhku untuk menginap di kosan temenku yang 24 jam bebas.
SKIP
Minggu pagi dia menemuiku di kosan temenku. Diruang tamu kosan itu pula dia menagih jawaban dariku.
Aku tetap menolak. Dia meledak marah. Aku tetap teguh menolak dengan menggelengkan kepalaku dan menjawab dengan frustasi bahwa aku nggak bisa untuk melepas jilbabku. Selesai kubantah, saat itu pula kurasakan telapak tangan yang kasar mendarat dengan mantap dan keras di pipi kananku.
Aku shock.
Dia lalu berkata, “Maafkan aku, aku ndak akan mengulangi. Andaikan kamu langsung menyetujui aku gak akan mukul kamu. Aku bener-bener benci dengan cewek yang memakai jilbab. Aku akan lindungi kamu walaupun kamu ndak memakai jilbab. Aku hanya ingin cewekku nurut ke aku. Yauda ayo kuantar pulang ke kosan.”
Aku hanya diam dan menuruti ajakanya untuk pulang ke kosan. Lucunya, aku tidak bisa menangis. Hanya hampa yang kurasakan. Dan ketakutan. Dan berharap semua akan membaik serta dia mencabut permintaannya yang sangat memberatkanku. Namun aku salah. Semilyar persen aku salah.

Justru itulah awal penyiksaan fisik-verbal-mental yang selalu kuterima darinya bila permintaannya kutolak.
Banyak permintaan darinya yang tidak masuk akal selama 5 setengah bulan ke depan dan harus kuturuti.
Karena bila aku menolak, semakin aku menolak, semakin dia bahagia bisa menyiksa fisikku.
Tidak kuturuti, plaaaakk!
Tidak kuhiraukan ucapannya, buuuugggh!, bogeman mentah kuterima di ulu hatiku.
Tidak kukabulkan perintahnya, tendangan di tubuhku yang kuterima.
Saat aku akan membantah dan membela diriku, plaaakk!
Dan aku hanya bisa diam ketakutan tidak mampu melawan fisik lelaki yang kuat.
Insyaallah bersambung

Diubah oleh wajan.guosong 12-06-2016 15:52


anasabila memberi reputasi
1
3.7K
39


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan