Jakarta - Hampir dua tahun setelah pemilihan presiden berlangsung, dikotomi politik mulai memudar dan dua rival yang terlibat dalam kompetisi yang sangat panas itu -- Joko Widodo dan Prabowo Subianto -- tetap menjaga hubungan yang baik, kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Luhut menyampaikan hal tersebut saat ditanya apakah sekarang ini masih relevan bicara tentang rivalitas Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) setelah Partai Golkar resmi menyatakan keluar dari KMP dan mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Saya melihat hubungan Presiden dengan Pak Prabowo sangat baik. Mereka betemu beberapa kali. Pak Prabowo juga orangnya baik, artinya dia memberikan dukungan penuh kepada semua program presiden atau pemerintah yang memberikan keuntungan kepada rakyat," kata Luhut dalam dialog Prime Time di Beritasatu News Channel, tayang Rabu (18/5).
"Saya tidak melihat ada dikotomi yang tidak baik antara Pak Prabowo -- figur yang kuat di KMP -- dengan Pak Presiden."
Lebih jauh Luhut menjelaskan hubungan kedua tokoh itu sekarang dalam batas yang wajar, masing-masing pihak bisa menempatkan dirinya dengan baik.
"Pak Jokowi pas meletakkan dirinya menghadapi bekas pesaing dia, dan bekas pesaing dia pas memposisikan diri menghadapi Pak Jokowi," ujarnya.
Hal yang sama juga ditunjukkan Presiden Jokowi dalam menghadapi tokoh-tokoh politik lainnya seperti Megawati Soekarnoputri, Wiranto, dan Surya Paloh, kata Luhut.
"Saya bisa merasakan leadership beliau itu tidak mau ditekan atau dipengaruhi oleh orang lain. Beliau menyadari betul bahwa beliau seorang presiden yang melaksanakan tugas pokoknya sebagai presiden untuk kesejahteraan rakyat Indonesia," ujar Luhut,
"Presiden yang ini sangat firm (tegas) dengan leadership-nya. Dia mengatakan ya kalau harus ya, tidak kalau tidak, dan dia berani bertanggung jawab atas keputusan yang diambil."
http://www.beritasatu.com/nasional/3...ngat-baik.html