[QUOTE]Sinopsis Buku Kembali Ke Timur

Saat seseorang di nobatkan dengan gelar seorang dokter maka banyak pilihan yang dapat di ambil. Memilih untuk mengabdikan diri di tengah masyarakat Suku terpencil di Tanah Papua salah satunya. Berbagai macam pengalaman unik, menantang, sampai menggetarkan hati pun terjadi selama 3 tahun masa pengabdian, membuka mata akan fakta-fakta nyata bertahan hidup di Tanah Papua.
Buku ini mengisahkan tentang perjalanan seorang dokter PTT yang mengabdi di kabupaten Lanny Jaya, Papua.
Impiannya melayani di Tanah Papua mengalami banyak tantangan serta hambatan. Setibanya di Tanah Surga itu, semakin banyak hal yang membuat ia mengurungkan niatnya melayani masyarakat.
Berbagai kisah menggugah nurani muncul tatkala sang dokter melebur langsung diantara masyarakat dan melihat langsung apa yang menjadi hambatan masyarakat dalam mencapai hidup sehat. Hal ini menginspirasi serta memacu sang dokter berpikir kreatif mencari solusi bagi setiap keadaan yang seakan tak ada jalan keluar.

Ragam cerita suka maupun duka sebagai dokter yang ditempatkan di daerah yang minim fasilitas, serta keadaan keamanan yang tak menentu tidak membuat sang dokter mundur.

“Terasa sekeliling tiba-tiba sunyi. Hampa. Kaget. Dada seperti ditiban benda yang berat. Apa lagi ini. Apakah kurang penderitaan kami selama ini, masih lagi kami harus menerima keadaan ini. Sungguh ini kejutan yang melengkapi setiap hal yang membuat saya ingin cepat pulang ke rumah. Kemudian saya kembali mengingat-ingat segala perjuangan dan doa-doa selama ini. Rasanya sayang sekali bila saya mundur hanya karena alasan keterbatasan. Saya yakin saya bisa menerima dan menaklukan setiap keterbatasan ini, dan bertekad untuk membuat keadaan keterbatasan ini menjadi hal yang dapat memacu saya mendobrak setiap keterbatasan yang ada sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang berguna bagi diri saya dan orang lain. Saya belum menyerah”
(Bab IX, Buku Kembali Ke Timur )

Kegigihan dokter serta petugas kesehatan lain berbuah manis tatkala timbul kesadaran masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan dan mau menerima kondom demi melawan HIV yang banyak merajalela, salah satunya karena tradisi "Tukar Gelang".
Cerita saat sang dokter terbenam dalam suhu politik yang panas serta menyadari bahwa daerah pelayanannya merupakan "Rumah" bagi salah satu gerakan Separatis Berpengaruh di Tanah Papua.
Terselip cerita kekayaan alam Tanah Papua, saat sang dokter menikmati kecantikan burung Cendrawasih di Raja Ampat nan Eksotis, menaklukkan dinginnya Danau Habema yang terletak di ketinggian 3000 meter, merasakan sensasi Udang Selingkuh serta menjadi saksi sejarah keberadaan Mumi di Indonesia.