Inilah 7 Kode Plastik Yang Harus Diketahui Agar Terhindar Bahaya
TS
chua84
Inilah 7 Kode Plastik Yang Harus Diketahui Agar Terhindar Bahaya
SELAMAT SIANG/MALAM GAN SIST
SEMOGA SEMUANYA DALAM KEADAAN SEHAT WAL AFIAT DAN SELALU DILIPUTI KEBAHAGIAAN
Inilah 7 Kode Plastik Yang Harus Diketahui Agar Terhindar Bahaya
Spoiler for Cek Repost:
Plastik sangat mudah ditemui saat ini, ada yang memiliki kode plastik dan ada yang tidak. Mulai dari keresek yang berfungsi untuk membawa barang, hingga sendok garpu yang dijadikan alternatif alat makan karena harganya yang murah dan bobotnya yang ringan. Meskipun resikonya rendah dan mencapai bahaya hanya ketika sudah terlalu banyak menumpuk di tubuh, tidak dapat dipungkiri bahwa makanan dapat terkontaminasi bahan kimia berbahaya dari beberapa tipe plastik. Inilah mengapa kita harus jeli dalam memperhatikan kode plastik yang tertera.
Quote:
Manufaktur sering menambahkan bahan kimia pada plastik agar memberikan karakteristik plastik yang mereka inginkan seperti fleksibilitas, kekuatan, dan mengurangi biaya produksi. Komponen-komponen tersebut dapat mengandung phthalates, bisphenol A (BPA), polybrominated diphenyl ethers (PBDE) dan tetrabromobisphenol A (TBBPA) yang kesemuanya dapat menyebabkan gangguan pada hormon manusia.
Bahan-bahan kimia tersebut dikenal sebagai “endocrine-disrupting compounds” (EDCs) atau senyawa pengganggu endokrin yang dapat mengakibatkan gangguan hormon seperti aktifitas merangsang serupa estrogen, gangguan hormon tiroid homeostasis, anti androgen, dan sebagainya. Dan juga, beberapa bahan kimia dibuat dari monomer yang seperti telah diketahui dapat merangsang mutasi sel dan dapat menyebabkan kanker, serta beberapa bahan yang mengandung racun metal.
Bahan-bahan kimia tersebut dapat memasuki tubuh manusia lewat berbagai cara dengan jumlah yang berbeda-beda. Yang membuat frustasi adalah kebanyakan dari interaksi antara tubuh dan bahan kimia tersebut berada di luar kendali kita. Untunglah, sejak beberapa tahun yang lalu, ada sistem klasifikasi yang disebut Resin Identification Code (RIC) atau kode identifikasi resin yang mendeskripsikan jenis-jenis plastik resin yang dipakai untuk membuat sebuah wadah atau botol. Kini, wadah dan botol yang terbuat dari plastik resin wajib mencantumkan nomor-nomor yang terdiri dari nomor 1 hingga 7.
Berikut adalah 7 kode plastik beserta bentuk penggunaannya dan isu kesehatan yang menyertainya...Yuk kita simak Gansis
Quote:
1. Polyethylene Terephthalate (PET)
PET biasanya digunakan untuk botol minuman ringan, air, jus, minuman olahraga, bir, mouthwash, saus, bumbu salad, dan botol anggur ringan. PET juga digunakan dalam bentuk toples yang biasanya digunakan untuk jeli, selai, saus kacang, dana car. Tipe plastik ini juga biasanya digunakan untuk lapisan yang ramah oven dan piring-piring atau wadah makanan yang dapat digunakan dalam microwave.
Secara umum PET merupakan jenis yang aman bagi manusia, namun ada beberapa isu yang patut diwaspadai. Masalah utamanya adalah antimoni, sebuah elemen metalloid yang mengandung racun yang bisa bocor dari PET ketika mencapai temperature tertentu. Menurut Pusat Kontrol Penyakit Amerika Serikat (CDC), antimoni dapat menyebabkan penyakit kronis dan akut seperti diare, muntah-muntah, dan bisul perut atau tukak lambung.
Pada tahun 2010, sebuah penelitian menunjukan bahwa akibat dari pemanasan botol pada microwave secara signifikan dapat meningkatkan tingkat kebocoran antimoni dari PET. Sementara itu pada tahun 2012, sebuah penelitian mengindikasikan bahwa senyawa brom juga terdapat pada botol PET, dalam tingkat yang tinggi senyawa ini dapat menyebabkan iritasi pada kulit, selaput lendir, dan jaringan tissue.
Quote:
2. High Density Polyethylene (HDPE)
HDPE biasanya digunakan pada botol susu, botol krim, cup yogurt, air, jus, kosmetik, shampo, deterjen pencuci piring dan laundry, pembersih rumah tangga, dan kantung untuk bahan grosir juga sereal. HDPE merupakan plastik dengan tingkat bahaya yang rendah.
Pada tahun 2011, sebuah penelitian menyatakan bahwa produk plastik merupakan produk yang paling banyak mengeluarkan senyawa kimia estrogenik, termasuk HDPE. Bahan kimia yang memiliki estrogenik aktif (EA) diduga dapat menyebabkan masalah kesehatan terutama pada sebagian kecil janin dan anak-anak. Paparan EA dapat mengubah struktur sel manusia. Paparan EA tersebut dapat terjadi ketika plastik terkena air mendidih, sinar matahari (UV), dan pemanasan microwave.
Quote:
3. Polyvinyl Chloride (PVC)
Plastik serbaguna ini bisa kaku atau fleksibel. Biasanya dipakai untuk produksi kemasan pil atau wadah obat-obatan. PVC juga digunakan untuk tas tempat tidur, cling wrap, wadah bening untuk daging, penahan tutup, dan beberapa botol minuman ringan. PVC merupakan plastik yang cukup berbahaya.
Sebuah penelitian di Swedia pada tahun 2008, menemukan bahwa PVC (yang juga dapat digunakan untuk membuat kulit buatan, mainan untuk bath tub, balon ban untuk berenang, dan taplak meja) dan polyurethane (bahan untuk membuat kulit buatan, pelapis lantai, dan tas anak-anak) meluruhkan racun ke dalam air. Dua jenis phthalates yang digunakan sebagai pelembut plastik untuk PVC memiliki hubungan dengan asma pada anak-anak.
Sebuah penelitian terpisah juga menyatakan bahwa phthalates dari PVC kemungkinan memiliki efek samping pada sistem imunologi dan pernapasan. Dan, di tahun 2012, sebuah penelitian menunjukan hubungan phthalates dengan kesuburan tikus betina.
Quote:
4. Low Density Polyethylene (LDPE)
Jenis plastik ini ditemukan pada kantung untuk dry cleaning, koran, roti, makanan beku, bahan-bahan segar, dan sampah rumah tangga. Tipe ini juga digunakan untuk cling wrap, pelapis kertas kotak susu, dan cup untuk minuman dingin atau panas. LDPE juga digunakan untuk membuat wadah penutup, mainan, dan botol yang dapat dipencet (seperti untuk madu dan mustard). LDPE merupakan plastik dengan tingkat bahaya yang rendah.
Quote:
5. Polypropylene (PP)
PP biasa digunakan untuk membuat wadah yogurt, margarin, dan bungkus makanan siap saji. Jenis ini juga ditemukan pada botol obat-obatan, tutup botol, dan botol untuk saus tomat dan sirup. PP merupakan plastik yang aman.
Quote:
6. Polystyrene (PS)
Kadang disebut juga Styrofoam, umum ditemukan pada layanan makanan seperti cup, piring, mangkuk, pisau plastik, wadah makanan praktis, penampan daging dan ayam, dan wadah makanan kaku seperti contohnya pada yogurt, dan botol aspirin. PS kadang digunakan juga untuk paket furniture. PS merupakan jenis yang akan ingin dihindari.
Masalah mendasarnya adalah styrene dapat luruh dari polystyrene. Styrene telah dikaitkan dengan kanker atau sebagai karsinogen. PS diakui ada hubungannya dengan meningkatnya resiko leukemia dan limfoma. Peneltian yang lain menunjukan bahwa styrene dapat beraksi sebagai neurotoksin dalam jangka waktu yang lama. Meskipun sangat rendah, styrene juga diketahui sebagai penyebab tumor paru-paru pada tikus.
Penelitian di tahun 2007 menunjukan bahwa air panas dalam Styrofoam dan cup PS ditemukan telah terkontaminasi dengan styrene dan senyawa aromatic lainnya. Suhu menjadi faktor utama kontaminasi tersebut. Dan, dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa bahan PS sebaiknya dihindari dalam pengemasan makanan.
Quote:
7. Other atau Yang Lain
Plastik nomor 7 merupakan yang paling menjijikan. Selain menunjukan bahwa plastik ini berbeda senyawa dengan 6 nomor lainnya, plastik ini juga merupakan gabungan dari ke 6 nomor tersebut. Plastik ini digunakan untuk membuat botol saus dan bumbu, botol makanan bayi, gelas anak-anak, botol air minum para atlit dan pengendara sepeda, gallon air isi ulang, kantung makanan yang dipanggang dalam oven, lapisan penghalang, dan kemasan bea cukai.
Sebenarnya, agak sulit untuk menentukan resiko penyakit dari kategori yang tidak spesifik. Namun, plastik pada tipe ini dapat termasuk polycarbonate yang mengandung bahan kimia bisphenol A (BPA). BPA dapat mengkontaminasi makanan ketika dicuci untuk digunakan kembali. BPA dapat meningkatkan resiko gangguan kesehatan seperti jumlah sperma yang rendah, perubahan hormonal, memperbesar kelanjar prostat, asma, jumlah kromosom dalam telur yang tidak normal, dan perubahan pra-kanker di dalam buah dada dan prostat (pada tikus). BPA juga terkait dengan obesitas dan resistansi insulin. Dan, BPA ternyata terkait dengan kerusakan system saraf yang dapat menyebabkan autisme.
Berdasarkan pemaparan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa plastik nomor 7, 3, dan 6 sebaiknya dihindari. Adapun nomor 1, 2, 4, dan 5 merupakan plastik yang relatif aman, tentunya dengan perlakuan yang tepat. Meskipun begitu, plastik tetaplah plastik, bahan yang relatif lama dan susah untuk diuraikan secara alami dan tetap meninggalkan racun pada tanah. Untuk itu, kita sebaiknya menghindari penggunaan plastik berlebihan demi kelangsungan kesehatan diri dan bumi.
Kalo Trit Ini Menarik, Boleh Dijadiin Rekomendasi HT