Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kisah Lion Air yang selalu dirundung masalah

Calon penumpang melihat gambar papan pemberitahuan pemberangkatan di Terminal I Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (10/5/2016). Sebanyak 12 rute penerbangan domestik terganggu akibat dampak penundaan (delay) yang dialami oleh pesawat Lion Air.
Pesawat Lion Air JT 161 dengan rute internasional mendarat di terminal kedatangan domestik Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, pada Selasa (10/5/2016) lalu.

Akibatnya, beberapa penumpang termasuk warga negara asing (WNA), yang berangkat dari Singapura itu keluar bandara tanpa melalui pengecekan imigrasi bandara.

Direktur Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi, menjelaskan yang terjadi adalah pesawat Lion Air dengan rute penerbangan SIN-CGK tersebut mendarat dan parkir di Remote D/R 51, atau sudah berada di area internasional.

Kemudian penumpang dijemput oleh bus ground handling. Dalam perjalanan bus, terjadi pergantian pengemudi dan tanpa ada alasan penumpang dibawa ke terminal I-B Gate B2.

Ketika penumpang tiba di tempat pengambilan bagasi (baggage claim) di terminal I-B, petugas avsec yang melihat penumpang kebingungan meminta para penumpang kembali ke bus untuk dibawa ke Terminal II.

"Ada sejumlah penumpang yang terlanjur keluar Terminal I. Tetapi, atas kemauan sendiri, mereka naik bus shuttle ke Terminal II untuk clearance imigrasi," klaim Budi, dalam Republika.co.id, Sabtu (14/5/2016).

Mengenai bus yang salah angkut penumpang, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Hemi Pamurahardjo, memiliki penjelasannya. Menurutnya, ada kesalahan penanganan dari ground handling pesawat Lion Air.

Pada saat Pesawat Lion Air JT 161 parkir di R54, terdapat pula JT lain dari Padang yang parkir di R56. Sopir yang mengangkut penumpang Lion Air ex-SIN menyangka mereka penumpang dari Padang. Namun, saat sopir menyadari kesalahannya, penumpang sudah keluar dari Terminal I Bandara Soetta.

Atas kelalaian yang terjadi, Kepala Humas Dirjen Imigrasi, Heru Santoso, mengaku sedang mendalami keterangan kasus ini khususnya dari pihak Lion Air yang bertindak sebagai operator alat angkut (bus).

Menurut Heru, sesuai dengan UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, hal in adalah kesalahan dari alat angkut dan menjadi tanggung jawab Lion Air.

Masalah, masalah, dan masalah

Seolah terkena kutukan, Lion Air tidak pernah lepas dari masalah. Halaman Wikipedia bahkan mencatat sedikitnya Lion Air sudah menimbulkan lebih dari 30 masalah sejak Januari 2002. Jumlah itu belum termasuk dengan kasus keterlambatan penerbangan.

Beberapa di antaranya adalah pada 14 Februari 2011, Lion Air penerbangan 598, Boeing 737-900ER rute Jakarta-Pekanbaru tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru.

Semua penumpang selamat, namun kejadian ini ditanggapi serius oleh Dirjen Perhubungan Darat dengan menyatakan semua pesawat jenis Boeing 737-900ER dilarang mendarat di Pekanbaru apabila landasan basah.

Namun, hanya berselang satu hari setelahnya, Lion Air tujuan Medan-Pekanbaru-Cengkareng dengan nomor penerbangan JT 0295 berjenis Boeing 737-900ER kembali tergelincir di Pekanbaru. Seluruh roda pesawat keluar dari lintasan bandara. Semua penumpang selamat.

Masih berkaitan dengan kasus yang sama, 17 Februari 2011, Lion Air JT0295 Boeing 737-900 ER (pesawat sama yang tergelincir di Pekanbaru) saat sedang didorong oleh traktor di Bandara Soekarno-Hatta tanpa sengaja menabrak pesawat Lion lainnya. Pesawat mengalami kerusakan pada stabilizer bagian belakang.

13 April 2013, pesawat Lion Air rute Bandung-Denpasar saat hendak menyentuh landasan pacu, terperosok ke laut di Bandara Ngurah Rai, Denpasar.

6 Agustus 2013, Lion Air JT 0892, Boeing 737-800 rute Makassar-Gorontalo menabrak sapi saat mendarat di Bandar Udara Jalaluddin, Gorontalo.

18 Februari 2015, Lion Air mengalami keterlambatan yang berkepanjangan selama 3 hari. Akibatnya, sebanyak kurang lebih 2000 calon penumpang Lion Air di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta terlantar. Penyebabnya karena pesawat menabrak burung saat take off dari Jakarta menuju Semarang dan juga terdapat gangguan dan kerusakan teknis.

Belum lagi kasus-kasus kru pesawat Lion Air yang terlibat dengan obat-obatan terlarang, mendesah di kokpit, porter Lion Air yang membuka koper penumpang dan mencuri barang tertentu, hingga aksi mogok pilot.

Pengamat Penerbangan, Alvin Lie, menilai ada keistimewaan yang diberikan pemerintah kepada maskapai ini sehingga tidak ada tindakan tegas yang dijatuhkan kepadanya.

"Lion ini kan sudah berulang kali (masalah) dan negara tidak berdaya menghadapi," kata Alvin, Minggu (15/5/2016).

Alvin berandai, jika saja maskapai lain yang melakukan kesalahan, Menteri Perhubungan dengan sangat berani menindak tegas maskapai tersebut, tapi hal itu tidak berlaku pada Lion Air yang hanya dengan permintaan maaf saja, masalah selesai.

"Supaya betul-betul Lion Air itu berbenah, karena ini sudah betul-betul membahayakan negara kalau sampai penumpang internasional masuk ke penerbangan domestik," kata Alvin.

Mestinya kata dia, Lion Air berkaca dengan maskapai besar lainnya yang nyaris tanpa masalah. Salah satunya adalah Garuda Indonesia.

"Jumlah pesawat terus bertambah, karyawan bertambah. Tapi organisasinya tidak berkembang secepat perkembangan bisnisnya," tukas Alvin.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...undung-masalah

---

anasabila
tien212700
tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
19.3K
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan