Tokopedia mungkin yang paling moncer. Dua kali Toped mendapatkan pendanaan dari venture capital, masing-masing senilai sekitar 1 triliun. Jadi total sudah 2 triliun disuntikkan sebaga pendanaan.
Jika dana 2 triliun itu dikonversikan menjadi 50% saham, maka valuasi total Tokopedia menjadi sekitar Rp 4 triliun. Jumlah yang fenomenal untuk sebuah start up yang masih muda usianya
Venture capital kita tahu adalah sekelompok pemodal yang rajin invest ke start up potensial. Harapannya, mereka bisa mendapatkan profit, jika kelak start up di go public dengan valuasi yang lebih fenomenal.
Di Indonesia sekarang ada sekitar 30-an venture capital. Ada yang lokal seperti grup Djarum yang invest ke Bli Bli serta Kaskus; dan Idesource yang tahun lalu invest 300 milyar ke Bhinneka.com.
Ada juga yang asing seperti East Ventures dan Softbank yang invest ke Tokopedia.
Valuasi Tokopedia yang sekitar Rp 4 triliun artinya mendekati julukan sebagai “
UNICORN”.
Unicorn adalah sebutan bagi start up yang nilai valuasinya tembus Rp 10 triliun. Diharapkan Tokopedia dan Bukalapak atau Gojek menjadi start up pioner Indonesia yang menjadi Unicorn.
Dua minggu lalu, Bukalapak juga mendapatkan pendanaan baru senilai Rp 500 milyar yang dikonversikan menjadi 35 % saham. Informasi ini tidak terbuka untuk media, saya mendapatkan dari sumber yang layak dipercaya. Artinya, valuasi Bukalapak senilai 1,5 triliun. Amazing
Intinya baik Tokopedia, Bukalapak atau Gojek sudah mendapatkan guyuran dana dari venture capital sebesar ratusan milyar bahkan triliunan. Semuanya dengan valuasi yang rasanya fantastik untuk ukuran bisnis tradisional
Nah, sekarang berapa cash flow mereka? Minus atau positif? Cash flow, kita tahu, ukuran yang lebih simpel dan powerful untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan. Cash flow is king
Aturannya sederhana : jika uang masuk lebih besar daripada pengeluaran, Anda oke. Sebaliknya, jika pengeluaran lebih gede daripada pengeluaran, ya Anda defisit. Kalau kelamaan defisitnya, ya kolaps. Semaput.:
Model bisnis Bukalapak hanya mendapatkan pemasukan dari semacam iklan para member-nya. Dan juga selisih uang yang dibayarkan oleh pembeli – nilianya hanya ribuan rupiah. Dari informasi yang ada, maka estimasi pemasukan Bukalapak dengan model bisnis seperti ini hanya Rp 1 milyar per bulan.
Pengeluarannya? Dengan karyawan 150 orang dan biaya iklan yang gencar, estimasi pengeluarannya bisa tembus Rp 2 – 3 milyar per bulan. Artinya desifit 1- 2 milyaran per bulan. Dari mana defisit ini ditutup? Ya dari uang investor tadi
Tokopedia mendapatkan pemasukan dari fee premium member (Gold merchant) dan juga iklan para membernya. Pemasukan Toped mungkin lebih besar daripada Bukalapak, namun biaya pasti juga lebih besar. Lihat saja iklannya ada dimana-mana. Budgetnya pasti puluhan milyar.
Dengan kata lain, posisi keuangan Toped sekarang juga masih minus. Cashflow-nya belum positif. Angka kasar defisitnya bisa 2 – 4 milyar per bulan.
Baik Toped dan Bukalapak sama sekali tidak mengenakan biaya transaksi para penjualnya. Jadi berapapun besarnya transaksi ini, maka tidak ada dampak signifikan bagi pemasukan mereka berdua.
Kasus Gojek juga sama. Pemasukan masih lebih sedikit dibanding pengeluaran. Alias defisit. Maka mereka sekarang juga agak megap-megap, memburu pendanaan baru. Sebab pendanaan lama, uangnya sudah habis dibakar di jalanan.
Burning rate. Ini istilah kecepatan start up dalam “membakar” dana investor. Harapannya, dengan jor-joran membuang uang untuk iklan dan ekspansi, maka pertumbuhan akan melesat. Pertumbuhan dalam aspek pelanggan, nilai transaksi, atau pangsa pasar.
Jadi prinsipnya : growth, growth, growth. Meski prinsip ini harus menghabiskan ratusan milyar. Growth dianggap lebih magis daparipada sekedar profit.
Harapannya, dengan growth yang super fantastik, kelak pembakaran uang saat ini akan impas, dan berganti menjadi profit.
Namun harus hati-hati juga. Terlalu agresif membakar uang, maka bekal dana investor keburu habis, sebelum profit datang. Gojek sudah menunjukkan gejala ini.
Jalan Gojek memang terjal, sebab mereka berhadapan dengan Grab Bike yang sialnya, juga punya amunisi modal yang masif. Grab Bike dari Malaysia dengan pendanaan triliunan juga. Dan mereka siap perang