- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Indonesia Kekurangan Pilot Setiap Tahun nya <-- 100% HOAX!!!


TS
rocky1995
Indonesia Kekurangan Pilot Setiap Tahun nya <-- 100% HOAX!!!
Pendahuluan.
marak nya pemberitaan serta berita tentang indonesia kekurangan pilot setiap tahun nya membuat segelintir orang berpikir pilot adalah suatu peluang untuk masa depan,cekidot bray!
Sungguh menyedihkan. Pengangguran di negerinya sendiri. Lulusan sekolah pilot Curug di tahun 2016 ini sudah mencapai angka lebih kurang 100-an orang, kabarnya tidak lebih dari 10 orang saja yang sudah memperoleh pekerjaan.
Sekali lagi, ternyata memang belum terbangun satu sistem penyaluran dari para lulusan sekolah pilot di Indonesia dalam kerangka pemenuhan kebutuhan pilot di maskapai penerbangan.
Garuda sebagai maskapai pembawa bendera, sebenarnya berhasil dalam upaya membatasi kehadiran para pilot asing pada tahun 2011. Kita masih ingat ada gerakan pilot Indonesia yang mogok dan kemudian menyusun ulang aturan main internal Garuda dalam terkait kiprah para pilot asing di perusahaan itu.
Gejolak tersebut antara lain mengenai besaran gaji dan pembatasan pilot asing pada “rating” pesawat yang memang tidak ada orang Indonesianya dengan batas waktu yang hanya untuk 2 tahun saja.
Celakanya, ya itu tadi mereka tidak peduli dengan besaran gaji, karena target mereka adalah memperoleh jam terbang saja. Sebagai catatan, di banyak negara, ada batasan minimum jam terbang untuk pilot fresh graduate sebelum dapat aktif sebagai pilot operasional di sebuah maskapai penerbangan, apalagi yang sekelas dengan maskapai pembawa bendera atau The Flag Carrier Airlines seperti Garuda Indonesia.
Gerakan di Garuda tersebut harus dilihat semata berdasar kepada “rasa bangga” akan kemampuan anak bangsanya sendiri di negerinya sendiri. Rasa bangga dalam menjaga harkat dan martabat sebagai “saya orang Indonesia”.
Menjaga dan memelihara pride dan dignity sebagai pilot Indonesia untuk tidak tampil inferior bila berhadapan dengan orang asing.
Sampai saat ini belum ada regulasi yang mengatur tentang komposisi pilot asing di Indonesia. Salah satu maskapai yang cukup besar yang bergerak di banyak rute penerbangan perintis bahkan komposisi jumlah pilot asingnya sudah mencapai 90%.
Bagi sekolah pilot yang tumbuh subur, semakin banyak siswa yang masuk tentu akan semakin senang. Akan tetapi siapa yang mengurus penyalurannya setelah mereka lulus? Sampai kini belum jelas siapa yang harusnya bertanggung jawab.
Sementara pilot asing sudah ada agen-agen yang melayaninya, begitu mereka hengkang (selesai memperoleh jam terbang yang cukup), ke luar negeri maka penggantinya “junior pilot” sudah datang menjelang.
Garuda Indonesia, belakangan ini sudah terlihat sebagai “kebanyakan” pilot, sementara maskapai penerbangan lain sudah nyaman dengan jumlah pilot yang agak pas-pasan dan cenderung agak enggan pula menambah pilot yang hanya akan menambahcost belaka.
Di sisi lain, ada gejala setiap maskapai kini justru berlomba untuk memiliki sekolah pilotnya sendiri sendiri. Dengan demikian yang terjadi belakangan ini, dalam keadaan kekurangan pilot, ada banyak pilot muda yang baru lulus sekolah pilot yang menganggur.
Di sisi lain, ada banyak pilot asing bekerja di sini yang sebagian besar hanya mencari jam terbang belaka untuk nantinya berkarier di negara lain.
Luruskan kesimpangsiuran
Intinya, kesimpangsiuran informasi yang beredar belakangan ini bahwa Indonesia masih membutuhkan banyak pilot perlu diluruskan.
Sebenarnya, berapa jumlah kebutuhan pilot berbanding dengan jumlah pesawat dan dihadapkan dengan jumlah lajunya pilot yang pensiun harus terinformasi dengan valid dan resmi.
Komposisi perhitungan jam terbang dan waktu istirahat di setiap maskapai pun seyogyganya menjadi syarat menghitung komposisi perbandingan jumlah pesawat dan pilot. Misal saja idealnya untuk satu pesawat narrow body, harus tersedia 4 hingga 5 set pilot (terdiri dari captain & first Officer ).
Sementara itu, realitanya sekolah pilot milik pemerintah (STPI Curug ) yang dulu “gratis” , sekarang juga sudah di pungut biaya, sehingga untuk menjadi pilot saat ini syaratnya adalah “harus punya uang”.
Dengan demikian, kesempatan bagi putra bangsa terbaik untuk dapat dengan bebas bersaing untuk diseleksi dan ikut mendapat beasiswa sudah tidak seperti dahulu lagi.
Spoiler for Pendahuluan:
marak nya pemberitaan serta berita tentang indonesia kekurangan pilot setiap tahun nya membuat segelintir orang berpikir pilot adalah suatu peluang untuk masa depan,cekidot bray!
Spoiler for Pilot Idonesia menganggur:
Sungguh menyedihkan. Pengangguran di negerinya sendiri. Lulusan sekolah pilot Curug di tahun 2016 ini sudah mencapai angka lebih kurang 100-an orang, kabarnya tidak lebih dari 10 orang saja yang sudah memperoleh pekerjaan.
Sekali lagi, ternyata memang belum terbangun satu sistem penyaluran dari para lulusan sekolah pilot di Indonesia dalam kerangka pemenuhan kebutuhan pilot di maskapai penerbangan.
Garuda sebagai maskapai pembawa bendera, sebenarnya berhasil dalam upaya membatasi kehadiran para pilot asing pada tahun 2011. Kita masih ingat ada gerakan pilot Indonesia yang mogok dan kemudian menyusun ulang aturan main internal Garuda dalam terkait kiprah para pilot asing di perusahaan itu.
Gejolak tersebut antara lain mengenai besaran gaji dan pembatasan pilot asing pada “rating” pesawat yang memang tidak ada orang Indonesianya dengan batas waktu yang hanya untuk 2 tahun saja.
Celakanya, ya itu tadi mereka tidak peduli dengan besaran gaji, karena target mereka adalah memperoleh jam terbang saja. Sebagai catatan, di banyak negara, ada batasan minimum jam terbang untuk pilot fresh graduate sebelum dapat aktif sebagai pilot operasional di sebuah maskapai penerbangan, apalagi yang sekelas dengan maskapai pembawa bendera atau The Flag Carrier Airlines seperti Garuda Indonesia.
Gerakan di Garuda tersebut harus dilihat semata berdasar kepada “rasa bangga” akan kemampuan anak bangsanya sendiri di negerinya sendiri. Rasa bangga dalam menjaga harkat dan martabat sebagai “saya orang Indonesia”.
Menjaga dan memelihara pride dan dignity sebagai pilot Indonesia untuk tidak tampil inferior bila berhadapan dengan orang asing.
Sampai saat ini belum ada regulasi yang mengatur tentang komposisi pilot asing di Indonesia. Salah satu maskapai yang cukup besar yang bergerak di banyak rute penerbangan perintis bahkan komposisi jumlah pilot asingnya sudah mencapai 90%.
Bagi sekolah pilot yang tumbuh subur, semakin banyak siswa yang masuk tentu akan semakin senang. Akan tetapi siapa yang mengurus penyalurannya setelah mereka lulus? Sampai kini belum jelas siapa yang harusnya bertanggung jawab.
Sementara pilot asing sudah ada agen-agen yang melayaninya, begitu mereka hengkang (selesai memperoleh jam terbang yang cukup), ke luar negeri maka penggantinya “junior pilot” sudah datang menjelang.
Garuda Indonesia, belakangan ini sudah terlihat sebagai “kebanyakan” pilot, sementara maskapai penerbangan lain sudah nyaman dengan jumlah pilot yang agak pas-pasan dan cenderung agak enggan pula menambah pilot yang hanya akan menambahcost belaka.
Di sisi lain, ada gejala setiap maskapai kini justru berlomba untuk memiliki sekolah pilotnya sendiri sendiri. Dengan demikian yang terjadi belakangan ini, dalam keadaan kekurangan pilot, ada banyak pilot muda yang baru lulus sekolah pilot yang menganggur.
Di sisi lain, ada banyak pilot asing bekerja di sini yang sebagian besar hanya mencari jam terbang belaka untuk nantinya berkarier di negara lain.
Luruskan kesimpangsiuran
Intinya, kesimpangsiuran informasi yang beredar belakangan ini bahwa Indonesia masih membutuhkan banyak pilot perlu diluruskan.
Sebenarnya, berapa jumlah kebutuhan pilot berbanding dengan jumlah pesawat dan dihadapkan dengan jumlah lajunya pilot yang pensiun harus terinformasi dengan valid dan resmi.
Komposisi perhitungan jam terbang dan waktu istirahat di setiap maskapai pun seyogyganya menjadi syarat menghitung komposisi perbandingan jumlah pesawat dan pilot. Misal saja idealnya untuk satu pesawat narrow body, harus tersedia 4 hingga 5 set pilot (terdiri dari captain & first Officer ).
Sementara itu, realitanya sekolah pilot milik pemerintah (STPI Curug ) yang dulu “gratis” , sekarang juga sudah di pungut biaya, sehingga untuk menjadi pilot saat ini syaratnya adalah “harus punya uang”.
Dengan demikian, kesempatan bagi putra bangsa terbaik untuk dapat dengan bebas bersaing untuk diseleksi dan ikut mendapat beasiswa sudah tidak seperti dahulu lagi.
Spoiler for sumber:
fibdoutvn.com dan ane pribadi yang telah jadi korban iklan 😞😭.
Diubah oleh rocky1995 15-05-2016 08:26
0
11.7K
Kutip
112
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan