Kaskus

News

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Kisah pembebasan 4 sandera tanpa perang dan uang tebusan
Kisah pembebasan 4 sandera tanpa perang dan uang tebusan
Menlu Retno Marsudi (kedua kiri) dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) menyambut empat anak buah kapal (ABK) berwarganegaraan Indonesia setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (13/5).
Kelompok Abu Sayyaf kembali membebaskan 4 WNI yang disanderanya pada Rabu (11/5/2016). "Alhamdulillah akhirnya empat WNI yang disandera kelompok panyandera sejak 15 Maret sudah dibebaskan," ujar Presiden Jokowi seperti ditulis BBC Indonesia.

Empat orang ini merupakan bagian dari 10 orang yang ada di dua kapal (kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi) yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak 15 April lalu. Kala itu, dua kapal berbendera Indonesia ini sedang dari Cebu, Filipina, menuju Tarakan, Kalimantan Utara.

Kelompok pembajak sempat mengeluarkan tembakan yang menyebabkan satu WNI terluka, lima orang selamat, dan empat orang diculik. Keempat orang itu adalah Mochammad Ariyanto Misnan (nakhoda), Lorens MPS, Dede Irfan Hilmi, dan Samsir.

Sejak saat itu hingga hari pembebasan, tak pernah diketahui dimana keempat orang itu disekap. Yang ada hanya kabar, pembajak meminta uang tebusan.

Menurut Presiden Joko Widodo, kelompok pembajak empat orang ini berasal dari faksi yang berbeda dengan pembajak 10 WNI yang dibajak sebelumnya. Belakangan diketahui pembacak berasal dari faksi Alden Bagade.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nassir pembebasan empat WNI yang disandera itu tidak menggunakan uang tebusan.

"Pemerintah Indonesia tidak memiliki kebijakan untuk melakukan pembayaran kepada penyandera," katanya. "Itulah prinsip yang dipegang dan itu yang kita lakukan."

Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi bercerita tentang proses pembebasan empat sandera itu. Menurut Edy, dirinya diperintah langsung Panglima TNI untuk menjadi kepala pelaksana pembebasan. Ia pun langsung sigap.

Pada Selasa (10/5/2016), demikian Merdeka.com menulis, Edy langsung memerintahkan anak buahnya bersiap dan menyiagakan 5 kapal tempur di Tarakan, Kalimantan Timur. Dua kapal yakni kapal KRI Surabaya dan KRI Ajak digunakan untuk membebaskan sandera.

"Saya H-3 sudah masuk perbatasan Filipina dan Indonesia, bahkan masuk zona ZEE, saya masuk perairan Pulau Data. Pulau Data pas di depan Pulau Sulu tempat WNI disandera," kata dia.

Selama di Pulau Data, kata Edy, timnya terus berkomunikasi dengan Angkatan Laut Filipina untuk menemukan titik koordinasi dan meminta dua KRI yang digunakan TNI diberikan izin masuk ke Filipina.

Setelah itu, TNI dan kelompok Abu Sayyaf berkomunikasi untuk menentukan tempat penyerahan sandera.

Kesepakatan tercapai. Penyerahan sandera dilakukan di perairan Filipina. "Setelah koordinasi kita ambil warga kita yang sudah 25 hari ditawan di Pulau Sulu," ujar Edy seperti ditulis detikcom.

Dalam penyerahan sandera itu, kata Edy, tak ada uang tebusan atau pun perang. Kini, keempat sandera itu telah tiba di tanah air dan sedang menjalani pemeriksaan kesehatan di RSPAD Gatot Subroto.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...n-uang-tebusan

---

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.8K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan