FIFA memutuskan untuk mencabut sanksi untuk sepak bola Indonesia. Hal ini seperti disampaikan oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino.


Itu dijelaskan di awal penyelenggaraan Kongres FIFA di Meksiko, Jumat (13/5). Menurutnya, sanksi dicabut sesuai rapat dewan FIFA yang digelar Jumat (13/5) pagi.

Gianni Infantiano juga menjelaskan bahwa sebelumnya pemerintah Indonesia telah mengirimkan surat kepada pihaknya. Surat yang dimaksud adalah pencabutan pembekuan PSSI.

Seperti diketahui, FIFA baru akan mencabut sanksi yang telah dijatuhkan per 30 Mei 2015 akibat intervensi pemerintah apabila pemerintah Indonesia mencabut SK pembekuan PSSI.

"Dewan FIFA hari ini telah memutuskan untuk mencabut penangguhan dari Indonesia," tulis di FIFA Media.

Liputan6.com, Mexico City - FIFA akhirnya secara resmi mencabut sanksi untuk sepak bola Indonesia dalam kongres yang digelari di Meksiko, 12-13 Mei 2016. Pernyataan pencabutan sanksi untuk Indonesia disampaikan sendiri oleh Presiden FIFA, Gianni Infantiano.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia mengirim surat kepada FIFA, yang melaporkan telah mencabut SK Pembekuan atas PSSI. Hal ini yang mendasari pencabutan sanksi FIFA untuk sepak bola Indonesia.

"Dewan FIFA hari ini telah memutuskan untuk mencabut penangguhan dari Indonesia," tulis pernyataan dalam situs resmi FIFA, Jumat (13/5/2016).

Pencabutan sanksi itu juga berdasarkan rapat dewan FIFA. Namun, dalam kongres kali ini, FIFA tidak mencabut sanksi yang mereka berikan kepada Kuwait.

Seperti diketahui, FIFA sebelumnya menjatuhkan sanksi untuk sepak bola Indoensia pada 30 Mei 2015. Sanksi tersebut datang kaena FIFA menganggap adanya intervensi dari pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga terhadap sepak bola Indonesia.

Bola.com, Mexico City - FIFA secara resmi mencabut sanksi untuk Indonesia yang dijatuhkan pada 30 Mei 2015. Pencabutan sanksi itu dilakukan oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino saat berlangsungnya Kongres Tahunan FIFA di Meksiko, Jumat (13/5/2016) waktu setempat.

Pria yang menggantikan Sepp Blatter sebagai orang nomor satu FIFA itu juga mengungkapkan alasan pencabutan sanksi kepada Indonesia. Seperti dilansir Reuters, Infantino mengambil keputusan tersebut karena Pemerintah Indonesia telah mencabut Surat Keputusan pembekuan PSSI.

Seperti diketahui, Menpora Imam Nahrawi sudah resmi mencabut pembekuan PSSI pada 10 Mei. Pencabutan pembekuan itu dilakukan Imam setelah sepak bola Indonesia dibekukan sejak 17 April 2015.

Pembekuan yang dilakukan Menpora itu disusul dengan jatuhnya sanksi FIFA kepada Indonesia pada 30 Mei. Sanksi itu dijatuhkan otoritas tertinggi sepak bola dunia karena adanya intervensi yang dilakukan pemerintah terhadap PSSI.

Pasca jatuhnya sanksi FIFA, timnas maupun klub Indonesia tidak bisa bermain di pentas internasional. Alhasil, Persipura yang ambil bagian di Piala AFC harus gigit jari. Hal yang sama juga terjadi kepada timnas U-19 dan U-16 yang gagal menjadi tuan rumah akibat sanksi FIFA.

Setelah itu, berbagai upaya dilakukan semua pihak mulai dari FIFA dan PSSI agar sanksi FIFA bisa segera dicabut. Salah satunya dengan pembentukan Tim Ad-Hoc yang diketuai mantan Ketua Umum PSSI, Agum Gumelar.

Berbagai upaya itu akhirnya mendapatkan respon positif dari Menpora, yang sejatinya juga ingin sanksi FIFA segera dicabut. Hingga akhirnya, Menpora mencabut pembekuan PSSI karena ingin menghormati keputusan Mahkamah Agung dan juga menghormati komitmen FIFA.

Hal itu sesuai dengan surat FIFA kepada Mensesneg pada 26 April 2016 yang ditandatangani acting Sekjen, Markus Kattner. Dalam surat itu, FIFA memperingatkan pemerintah segera mencabut SK Pembekuan PSSI agar Indonesia bisa secepatnya bebas dari sanksi FIFA.

Pemerintah melalui Kemenpora telah resmi mencabut sanksi pembekuan terhadap Federasi sepakbola Indonesia atau PSSI pada Selasa (10/5/2016) kemarin.

Dengan hal ini Indonesia tinggal menanti kepastian dicabutnya sanksi FIFA dalam rapat Komite Eksekutif FIFA di Meksiko, 12-13 Mei 2016.

Beberapa agenda internasional bisa diikuti oleh tim nasional Indonesia di berbagai tingkatan umur jika terbebas dari sanksi FIFA.

Banyak agenda di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang sudah menanti Indonesia salah satunya yang paling dekat adalah, AFF Women's Championship 2016 di Myamnar.

Dimana undian telah dilakukan untuk turnamen wanita itu yakni Australia U-20, Myanmar, Malaysia, dan Filipina di Grup A. AFF menyisakan satu kuota (TBD-to be determined) di Grup B, mendampingi Singapura, Thailand, dan Vietnam. Indonesia masih bisa masuk untuk mengisi slot kosong tersebut.

Dalam Piala AFF U-16 dan U-19 juga masih menyisakan satu slot untuk Indonesia walau undian telah dilakukan.

Indonesia tetapdimasukan dalam pot pengundian yang dilakukan pada 3 Maret 2016. Indonesia U-19 tergabung di Grup B bersama Thailand, Laos, Myanmar, Australia, dan Kamboja yang digelar Hanoi, Vietnam, 11-24 September 2016.

Tentu ajang yang ditunggu adalah bagi timnas senior di Piala AFF yang akan berlangsung pada 19 November-17 Desember di Myanmar dan Filipina.

Indonesia masih memiliki waktu sampai 5 Agustus mendatang dalam acara pengundian grup.

Berikut agenda sepakbola di wilayah ASEAN:

1. AFF Invitational Futsal Club Championship (10-16 Juli, Nay Pyi Daw, Myanmar)
2. AFF Women Championship (26 Juli-4 Agustus, Mandalay, Myanmar)
3. AFF Under-16 Championship (10-23 Juli Phnom Penh, Kamboja)
4. AFF Under-19 Championship (11-24 September, Hanoi, Vietnam)
5. AFF Beach Soccer Championship (5-13 Agustus)
6. AFF Futsal Championship (31 Oktober-6 November)
7. AFF Suzuki Cup Kualifikasi (13-22 Oktober Phnom Penh, Kamboja)
8. AFF Suzuki Cup Putaran final (19 November-17 Desember Myanmar / Filipina)