- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Catatan Kecil Barista (Kopi & Cinta)


TS
barista.ketje
Catatan Kecil Barista (Kopi & Cinta)
Chapter 1
hey....gue barista..!!
hey....gue barista..!!
Secangkir latte hangat menjadi awal dari ritual wajib yang harus kulakukan ketika membuka kedai pukul sepuluh pagi. Biji kopi yang tergiling halus menandakan kalibrasi mesin grinder telah sempurna. Ketika miss silvia telah siap, maka dengan segera ku masukan porta filter pada tempatnya, dan keluarlah cairan dengan warna coklat emas yang biasa disebut dengan espresso. Oia, miss silvia adalah sebutanku untuk mesin kopi yang kami gunakan dikedai. Detail merk dan tipe adalah rancilio silvia v3, Mungkin karena semua barista dikedai adalah jomblo haus dahaga cinta, jadi kami lebih senang menyebutnya miss silvia. Delusi wanita cantik dari Italia. setelah espresso, aku lanjutkan dengan froating fresh milk kurang lebih enam belas detik, dan terakhir, yang tidak kalah penting adalah membuat latte art. harus kuakui bahwa untuk membuat latte art yang indah, aku masih harus banyak belajar. saat ini aku hanya bisa membuat love, tulip, dan rosetta.
“latte sempurna!” teriakku menandakan kedai siap dibuka. Memang pelanggan tidak serta merta datang, biasanya nanti mendekati jam makan siang, baru akan bermunculan satu demi satu pelanggan yang rindu akan kenikmatan secangkir kopi.
Namun tidak seperti biasanya, tepat setelah rudi membuka pintu kedai, terdengar bunyi langkah cepat masuk menuju bar.
Belum sempat ku menyapa karena sedang membersihkan sisa dari kopi yang kubuat, dia dengan suara lembutnya segera memesan minuman tanpa melihat menu terlebih dahulu.
“Coffe latte hangat 1 ya mas" iphone miliknya berbunyi dan dia mulai berbicara dengan dunianya.
“ba...baik mbak, silahkan duduk nanti kami antar ke meja anda” sedikit kikuk namun mata kami sempat bertatapan sesaat sebelum dia pergi menuju tempat duduk. Sedikit simpul senyum menjadi awal dari interaksi kami dipagi itu.
“tumben udah ada yang dateng bro…” bisik radit sambil memandang wanita yang masih sibuk dengan iphonenya.
“Alhamdulillah lah men..kok malah tumben?! Lo yang buat pesenannya gih, gue mau grooming dulu”
“ada cewe cantik aja, baru lo dandan..kampret! Hahaha”
Sudah seharusnya barista memperhatikan grooming, tapi biasanya aku tidak peduli dan lebih memilih untuk cuek. Namun tidak untuk hari ini. Bukan karena ada pelanggan cantik, namun karena hari ini moodku lagi bagus-bagusnya. Setelah hampir tiga bulan cuma bertatap muka lewat smartphone, akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan satu-satunya wanita yang berhasil membuatku percaya bahwa cinta itu ada.
Jika sesuai rencana, Amira akan datang kekedai pukul 11.00. Kulihat jam menunjukan pukul 10.15, dan waktu terasa begitu lambat.
“ma..oi tama, hape lo geter nih Ada WA masuk kayaknya” teriak rudi
Sudah menjadi kebiasaan disaat bekerja, kami selalu mensilent smartphone, agar dering handphone kami tidak mengusik kenyamaan pelanggan disaat meneguk nikmatnya kopi.
Aku kayaknya ga jadi kesana hari ini, maaf

Lho, Kenapa?
Ga ada orang yang nganter, ternyata supirnya dipake bude pergi arisan, mau pergi sendirian aku ga ngerti kesananya naik apa
Yauda gpp kok, masih ada besok kan
Iya, semoga besok bisa ya, miss u
“muka lo mendadak kusut, kenapa ma? Diputusin mira lo? Hahahaha”
“sembarangan! Kagak. Niatnya dia pengen kesini hari ini, cuma ternyata ga jadi, mungkin besok”
“wah kok ga cerita-cerita kalo mira mau dateng??! Tau gitu gue kan juga mau dandan”
“sengaja buat kejutan ke lo pada!”
“woi bocah gabut, ni anterin latte ke meja 9” ucap radit sedikit kesal karena aku dan rudi terlihat nyantai didapur
WA dari amira membuatku hampir lupa dengan pelanggan yang sedang menunggu latte hangatnya. Kulihat dia sudah tidak sibuk dengan iphonenya dan saat ini sedang asik melihat lihat design interior kedai.
Jika dari pintu masuk, dia duduk disebelah kanan kedai , dimana merupakan lokasi paling nyaman karena sofanya tepat menghadap tv dan dekat dengan Ac.
Walau bukan terbaik dikelasnya, namun design kedai kami lumayan unik. Tema yang kami tonjolkan dominan warna gelap dengan mural ditembok sebelah kiri, menggambarkan siluet susana kota eropa.
“coffee lattenya mbak, silahkan”
“terimakasih ya mas,oia password wifinya apa ya?!”
“boleh kenalan” jawabku cepat namun tetap ramah
Terlihat wajahnya kaget dan terdiam sesaat
“mmmmh...namaku Andita” ucapnya sedikit kikuk dan wajahnya terlihat memerah
“terus passwordnya apa mas?”
“password wifinya boleh kenalan mbak andita” ucapku sambil senyum karena baru kali ini ada pelanggan yang langsung memberitahukan namanya disaat terjebak oleh password kedai kami
“ya ampuuun, aku pikir masnya ngajak kenalan,duh malu kan”
“maaf ya mbak, silahkan dinikmati kopinya mbak”
Terlihat Radit dan Rudi menahan tawa dari ujung mini bar
“ga usah pura-pura sibuk woi, orderan juga belum ada lagi” ucapku sambil meletakan nampan kayu didepan radit
“cie kan, akhirnya ada juga yang kejebak ya,hahaha, siapa tadi namanya? Andita ya?”
“denger aja lo...itu kuping apa radar”
“paling radit bakalan langsung search itu cewek di medsos” timpal rudi
“tau aje lu rud..dah ah, gue mau jadi detektif dulu”
Radit pun beranjak pergi ke dapur. Memang dapur adalah tempat kami untuk bersantai. Disaat kedai kami sedang sepi atau hanya sekedar untuk istirahat sejenak, dapur menjadi saksi perbincangan para barista fakir kasih sayang.
“cepet amat men baru lima menitan, udah jadi detektifnya?” ucapku sambil memperhatikan pintu masuk. Siapa tau ada pelanggan yang datang, namun sebenarnya aku berharap bahwa amira hanya pura-pura tidak bisa datang dan ternyata memberikan kejutan langsung datang ke kedai.
“men,lo harus tau men, ternyata andita pelanggan kita itu men….”
“kenapa emang dit? Ternyata doi keponakan presiden?! Haha” potong rudi
Mataku melihat wajah radit yang sepertinya puas bercampur kaget berhasil menemukan identitas pelanggan kedai kami, namun hati dan pikiranku hanya memikirkan amira yang terus berharap dia akan datang hari ini.


anasabila memberi reputasi
1
3.1K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan