Kaskus

News

distrubiaaAvatar border
TS
distrubiaa
Elvyn, Direksi Pelindo II Baru dan Mantu Megawati
Jurnalekonomi.co.id

Spoiler for Pelindo II:


Kementerian Badan Usaha Milik Negara berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor SK-82/MBU/04/2016 tanggal 22 April 2016 menunjuk bekas Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Elvyn G. Masassya, sebagai Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (IPC/Indonesian Port Corporation II).

Elvyn menggantikan R.J Lino, yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Quay Container Crane ‎di Pelindo II tahun anggaran 2010. Namun serah terima, tampuk kekuasaan Pelindo II dari Pejabat Sementara Dede Martin kepada Elvyn baru terjadi pada 26 April 2016.

Satu keputusan populis diambil Elvyn pada hari pertamanya menjabat adalah menyetujui kenaikan tuntutan gaji karyawan sebesar 20%. Di luar itu, hingga tulisan ini dibuat, JURNAL belum mendapati langkah strategis apa yang dikerjakan Elvyn yang kaget dengan jomplangnya pendapatannya ketika masih di BPJS dengan yang kini dia terima di Pelindo II.

Dari klaim BPJS, gaji dirut mereka hanya mencapai 120 juta sebulan. Tetapi itu belum termasuk tunjangan ini itu yang jika ditotal mencapai 250-an juta. Jauh lebih besar dibandingkan gaji Dirut Pelindo II yang sudah ditambah ini itu hanya Rp110 juta. Maklum, uang yang diputar BPJS mencapai Rp213 triliun. Bandingkan dengan Pelindo yang hanya sekitar Rp20 triliun.

Nah, usai mengumumkan kebijakan populis tersebut. Kini Elvyn ditunggu kiprahnya dalam penyusunan jajaran direksi. Hingga tulisan ini dibuat, JURNAL mendapat info bakal ada perubahan dalam golden team RJ Lino.

Dua nama direktur Pelindo II yang dikenal sebagai mesin efisiensi operasional dan keuangan, Direktur Operasi Dana Amin dan Direktur Keuangan Orias Petrus Moedak mulai ancang-ancang untuk mencari tantangan baru.

Dana Amin adalah eks karyawan Pelindo II yang mengundurkan diri beberapa tahun lalu setelah disekolahkan oleh Pelindo II ke luar negeri. Sebelum ditarik Lino, Amin berkarir di PT Mitra Capital Investama, Multigroup, Maersk Line Indonesia.

Pemahaman dan pengalamannya di bidang operasional pelabuhan yang efektif dan efisien menjadi kunci perubahan di BUMN pelabuhan yang kini bertransformasi menjadi Indonesia Port Corporation (IPC) tersebut.

Sementara Orias Petrus Moedak yang punya karir panjang di dunia sekuritas seperti Bahana, Danareksa, Reliance dan Daiwa Capital Markets Singapore Ltd dikenal punya tangan dingin dalam mengelola aset dan mencari dana segar dari investor asing.

Lihat saja keberhasilan Pelindo II dalam menggaet 245 investor saat penerbitan obligasi global (global bond) perdana senilai total US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 20,8 triliun pada 23 April 2015.

Besarnya kucuran dana yang telah diterima perseroan per tanggal 5 Mei lalu ternyata telah melebihi target awal sebesar US$ 1 miliar dengan penawaran dari investor mencapai US$ 5 miliar. Luar biasanya itu adalah penawaran obligasi global perdana terbesar yang dilakukan BUMN dengan nilai US$ 1,6 miliar dan bunga terendah dengan hanya 50 basis points di atas yield obligasi pemerintah

Kini masih ada waktu 11 hari bagi Dirut baru Pelindo menjelang pengumuman susunan direksi baru di tengah kemungkinan mundurnya direktur-direktur potensial mereka. Pada sisi lain, persoalan hukum di Pelindo II masih menghadang. Bisa jadi tugas Elvyn G. Masassya masih cukup berat.

Toh dengan segala tantangannya, Elvyn G. Masassya dipercaya banyak pihak akan lebih aman di Tanjung Priok. Bara antara RJ Lino dan keluarga Tengku Umar via PDI Perjuangan bisa jadi tak akan terulang.

Kenapa? bisik-bisik menyatakan masuknya Elvyn sudah cukup mengamankan perpanjangan kontrak pengelolaan terminal peti kemas yang dikelola PT Mustika Alam Lestari (MAL). Ada kabar, MAL kini dimiliki Happy Hapsoro, mantu Megawati yang sejak lama dikenal sebagai pemain di bidang itu.

Letak terminal PT MAL atau Terminal 300 itu ada di seberang Lapangan Penumpukan Terminal III Tanjung Priok. Sumber JURNAL menyebut saat menjabat sebagai Dirut Pelindo II, RJ Lino sempat mengancam tidak akan memperpanjang kontrak PT MAL yang berakhir 2016.

Saat itu Lino mendapati Terminal PT MAL tidak memenuhi persyaratan dan standar sebagai sebuah terminal khusus Petikemas. Alatnya sudah kuno sehingga lamban, kemudian lapangan sempit dan akses jalan masuk mengganggu kegiatan Terminal III.

Tim Jurnal Ekonomi
0
11.2K
36
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan