- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Siapkah Indonesia untuk Era Internet 1 Gbps?
TS
neothinkpad
Siapkah Indonesia untuk Era Internet 1 Gbps?
Selasa, 10 Mei 2016 | 19:28
Jaringan Fixed Broadband Tingkatkan Kualitas TIK

Tangsel - Untuk mendapatkan kualitas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang baik dibutuhkan prasarana informasi dan komunikasi yang cepat, efisien dan efektif. Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan adanya akses pita lebar.
TIK merupakan kunci pembangunan nasional. Program-program pembangunan pemerintah di sektor perekonomian, pendidikan dan kesehatan tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan TIK.
Perekayasa Pusat Teknologi Elektronika Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Sasono Rahardjo mengatakan, kemajuan teknologi adalah hal yang tak terelakkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
"Selama ini Indonesia mengedepankan penetrasi pita lebar bergerak (mobile broadband) dan ketinggalan mengurus pita lebar tetap (fixed broadband)," katanya di sela-sela forum group discussion "Standar dan Regulasi Komunikasi Optik untuk Mendukung Jaringan Pita Lebar" di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Selasa (10/5).
Saat ini, kata dia, jaringan 5G, Internet of Things (IoT) dan big data menjadi tren teknologi masa depan yang sangat dekat. Fasilitas mobile broadband saja tidaklah cukup mampu melayani ketersediaan akses.
Jaringan 5G, IoT, big data tersebut, kata Sasono, memiliki karakteristik agregasi trafik yang besar dan tidak hanya mencakup komunikasi antar manusia, tapi juga komunikasi antar mesin. Hal ini menjadi tantangan dalam penyediaan infrastruktur komunikasi berkapasitas besar, terutama jika telah terjadi keterbatasan ketersediaan spektrum frekuensi (spectrum crisis) dan permasalahan kecepatan akses.
Mengacu ke dokumen rencana pita lebar Indonesia tahun 2014-2019, sejak tahun 2013 telah terjadi spectrum crisis di Indonesia dan diperkirakan makin memburuk pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, infrastruktur pita lebar tetap (optik) berperan besar di sini.
"Tidak hanya sebagai jaringan backbone saja bahkan juga sampai ke jaringan backhaul dan akses, dengan kapasitas besar dan relatif tidak terhambat oleh ketersediaan spektrum frekuensi," ucapnya.
Walau tentunya memiliki tantangan tersendiri dalam implementasinya. Oleh karena itu, ketersediaan akses pita lebar yang merata di seluruh Indonesia tentu pada akhirnya akan membantu program untuk memeratakan kemampuan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Tentu saja, pemerintah membantu penetrasi infrastruktur ini untuk wilayah-wilayah yang belum memiliki daya tarik ekonomi dari sisi bisnis provider telekomunikasi dengan fasilitas USO atau kewajiban pelayanan universal.
Sasono menjelaskan, selain penting untuk TIK, jaringan pita lebar juga dapat mengoptimalkan sistem peringatan dini bencana atau early warning system (EWS).
"Telah ada contoh Cable Based Tsunami Early Warning System (CBT) yang berbasiskan serat optik telah dimanfaatkan oleh Jepang sebagai negara yang memiliki risiko bencana tsunami," ujarnya.
Dengan CBT diharapkan transmisi sinyal tanggap bencana bisa lebih cepat didapatkan. Selain itu CBT memang bisa lebih mengurangi vandalisme dibandingkan sistem buoy. Sebab fiber optik berada di kedalaman tertentu di bawah permukaan laut dan dibutuhkan kemampuan tertentu untuk mengambil kabel tersebut jika sudah dimasukkan dalam laut.
Suara Pembaruan
Ari Supriyanti Rikin/FER
Suara Pembaruan
Siapkah Indonesia untuk Era Internet 1 Gbps?
Jakarta, CNN Indonesia -- Kehadiran era perangkat yang serba terhubung tak dapat dihindari, Huawei coba memenuhi kebutuhan itu dengan menggenjot ekosistem jaringan Internet 4.5G di sejumlah negara.
Jaringan Internet 4.5G atau yang biasa disebut juga 4G LTE-Advanced Pro dikatakan sebagai batu loncatan sebelum para operator seluler bermigrasi ke 5G, yang menurut President LTE FDD Product Huawei, William Wang akan menjadi umum di 2020.
"Mereka (operator) yang sudah berencana bermigrasi ke 5G saat ini sedang melakukan uji coba dengan 4.5G," katanya, dalam acara tahunan Huawei Analyst Summit 2016 yang juga dihadiri CNN Indonesia.
Lihat juga:Soal Konektivitas Internet, Indonesia Nomor 41 versi Huawei
William mengatakan bahwa saat ini ada 20 yang sudah melakukan uji coba 4.5G, dan harapannya diakhir 2016 bakal ada 60 operator yang sudah mengkomersialkan layanan 4.5G, sebelum mereka benar-benar bermigrasi ke 5G.
Dalam uji coba yang dilakukan, layanan 4.5G bisa memberikan bandwidth hingga 1 Gbps. Internet secepat ini diklaim cocok untuk dipakai untuk streaming video 4K, bermain Virtual Reality (VR), atau menciptakan era Internet of Things (IoT) yang sudah di depan mata.
4.5G juga dikatakan bakal menguntungkan bagi operator seluler, William mengambil contoh tiga operator di Turki yang memiliki 6 juta pelanggan 4.5G hanya dalam sepekan sejak layanan tersebut diluncurkan. Konsumsi data dari pelanggan juga meningkat drastis.
Bagi operator yang ingin mulai bermigrasi dari 4G ke 4.5G juga diklaim tak terlalu sulit, mereka hanya harus melakukan sedikit penyesuaian di perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan. Tak perlu mengganti frekuensi yang sudah dipakai di 4G LTE.
Lihat juga:Huawei Bergerak Menuju Cloudification
"Untuk mendapatkan bandwidth yang besar saya sarankan menggunakan frekuensi tinggi, karena jika menggunakan frekuensi rendah seperti di 900Mhz hanya akan mendapatkan 10 mbps," jelasnya.
Pun begitu William mengakui bahwa saat ini belum ada perangkat yang berjalan optimal di jaringan 4.5G, memang sudah LG G5 dan Samsung Galaxy S7 tapi keduanya hanya sanggup melayani bandwidth hingga 600 mbps.
"Saya perkirakan ponsel yang mendukung bandwidth 1 gbps akan tersedia mulai tahun depan," kata William sembari menutup diskusi.
Lantas Bagaimana dengan Indonesia?
Hampir semua operator di Indonesia sudah bermigrasi menggunakan 4G LTE, dan seharusnya bukan hal sulit bagi mereka untuk mulai melihat 4.5G sebagai layanan potensial.
Namun menurut Deputy Director Integrated Solution Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi, para operator seluler di Tanah Air masih fokus pada pemerataan layanan 4G LTE. Belum ada indikasi dari mereka untuk beralih ke 4.5G.
"Indonesia saat ini fokus ke 4G dahulu. Karena implementasi teknologi baru tergantung kesiapan infrastruktur dan ekosistem. Indonesia kemungkinan akan menggunakannya (4.5G) di tahun depan," katanya di kesempatan terpisah.
(eno/tyo)
Quote:
permalink:
http://www.beritasatu.com/iptek/3642...litas-tik.html
http://www.cnnindonesia.com/teknolog...ternet-1-gbps/
Diubah oleh neothinkpad 11-05-2016 17:29
0
2.1K
30
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan
