- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Sama-sama musuhi Iran, Arab Saudi-Israel kian mesra


TS
PencariBata.
Sama-sama musuhi Iran, Arab Saudi-Israel kian mesra
Quote:
Sama-sama musuhi Iran, Arab Saudi-Israel kian mesra
Reporter : Pandasurya Wijaya | Selasa, 10 Mei 2016 07:03

Bendera Saudi-Israel. ©middleeastobserver.org
Merdeka.com - Arab Saudi dan Israel semakin terang-terangan menunjukkan kerja sama erat di Timur Tengah. Meski kedua negara tidak punya hubungan diplomatik resmi, mereka sama-sama mengatakan Iran adalah ancaman bagi keamanan negara dan kawasan.
Mantan kepala intelijen Saudi Pangeran Turki al-Faisal dan mantan penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yaakov Amidror, mengadakan perbincangan hangat dalam acara makan malam Kamis lalu yang digelar Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat di Ibu Kota Washington, Amerika Serikat.
Stasiun televisi CNN melaporkan, Ahad (8/5), meski begitu Faisal mengatakan kehadiran dirinya dan Amidror bukan berarti kedua negara akan memulihkan hubungan.
Namun sudah menjadi rahasia umum pula, meski Kerajaan Saudi tidak pernah mengakui keberadaan Israel, kedua negara selama ini diam-diam bekerja sama, berbagi informasi intelijen terutama dalam hal isu Iran.
Kedua negara sama-sama menolak kesepakatan nuklir Iran dengan negara Barat, termasuk Amerika Serikat. Saudi juga geram kepada Presiden Barack Obama karena tidak menerapkan sanksi berat kepada Suriah yang dianggap sudah melewati batas menggunakan senjata kimia dalam konflik yang berlangsung sejak Maret 2011.
Apalagi bulan lalu AS menyatakan Saudi terlibat dalam peristiwa serangan teror 11 September 2001 di Kota New York dan Washington.
Faisal menuturkan, hubungan strategis dengan AS masih akan tetap berlangsung meski perlu ada evaluasi dan perbaikan.
"Dari sudut pandang Saudi, hubungan dengan AS akan tetap terjalin," kata dia.
Senada dengan Faisal, Amidror mengatakan AS tidak tergantikan perannya di Timur Tengah meski dalam hal isu Palestina, Israel dan AS berbeda pandangan.
"Orang yang bilang negara lain juga bisa melakukan apa yang sudah dilakukan AS adalah salah besar," kata dia.
Baik Faisal dan Amidror menegaskan negara mereka akan bertindak jika ada penyelewengan dalam kesepakatan Iran yang mereka tentang selama ini.
Menurut Faisal, segala kemungkinan masih bisa terjadi jika Iran membuat bom nuklir, termasuk menggunakan senjata nuklir buat menghadapi apa pun yang berasal dari Negeri Mullah itu.
Sementara Amidror mengatakan Israel tetap memandang Iran sebagai negara yang bisa membuat bom nuklir dan mengancam keberadaan Israel.
"Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi," kata dia.
[pan]
Reporter : Pandasurya Wijaya | Selasa, 10 Mei 2016 07:03

Bendera Saudi-Israel. ©middleeastobserver.org
Merdeka.com - Arab Saudi dan Israel semakin terang-terangan menunjukkan kerja sama erat di Timur Tengah. Meski kedua negara tidak punya hubungan diplomatik resmi, mereka sama-sama mengatakan Iran adalah ancaman bagi keamanan negara dan kawasan.
Mantan kepala intelijen Saudi Pangeran Turki al-Faisal dan mantan penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Yaakov Amidror, mengadakan perbincangan hangat dalam acara makan malam Kamis lalu yang digelar Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat di Ibu Kota Washington, Amerika Serikat.
Stasiun televisi CNN melaporkan, Ahad (8/5), meski begitu Faisal mengatakan kehadiran dirinya dan Amidror bukan berarti kedua negara akan memulihkan hubungan.
Namun sudah menjadi rahasia umum pula, meski Kerajaan Saudi tidak pernah mengakui keberadaan Israel, kedua negara selama ini diam-diam bekerja sama, berbagi informasi intelijen terutama dalam hal isu Iran.
Kedua negara sama-sama menolak kesepakatan nuklir Iran dengan negara Barat, termasuk Amerika Serikat. Saudi juga geram kepada Presiden Barack Obama karena tidak menerapkan sanksi berat kepada Suriah yang dianggap sudah melewati batas menggunakan senjata kimia dalam konflik yang berlangsung sejak Maret 2011.
Apalagi bulan lalu AS menyatakan Saudi terlibat dalam peristiwa serangan teror 11 September 2001 di Kota New York dan Washington.
Faisal menuturkan, hubungan strategis dengan AS masih akan tetap berlangsung meski perlu ada evaluasi dan perbaikan.
"Dari sudut pandang Saudi, hubungan dengan AS akan tetap terjalin," kata dia.
Senada dengan Faisal, Amidror mengatakan AS tidak tergantikan perannya di Timur Tengah meski dalam hal isu Palestina, Israel dan AS berbeda pandangan.
"Orang yang bilang negara lain juga bisa melakukan apa yang sudah dilakukan AS adalah salah besar," kata dia.
Baik Faisal dan Amidror menegaskan negara mereka akan bertindak jika ada penyelewengan dalam kesepakatan Iran yang mereka tentang selama ini.
Menurut Faisal, segala kemungkinan masih bisa terjadi jika Iran membuat bom nuklir, termasuk menggunakan senjata nuklir buat menghadapi apa pun yang berasal dari Negeri Mullah itu.
Sementara Amidror mengatakan Israel tetap memandang Iran sebagai negara yang bisa membuat bom nuklir dan mengancam keberadaan Israel.
"Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi," kata dia.
[pan]
http://www.merdeka.com/dunia/sama-sa...ian-mesra.html
Sunni laknatullah jadi pramuria buat zionis





anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
3K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan