(Antara)-Tidak banyak yang tahu bagaimana memanfaatkan limbah sarang lebah. Namun, di tangan seorang pemuda di Balikpapan, Kalimantan Timur, hal itu tidak berlaku. Dia mampu menyulapnya menjadi berbagai kerajinan bernilai ekonomis dan berkualitas ekspor.


Selama ini, tidak banyak yang memanfaatkan limbah sarang lebah. Kondisi inilah yang dimanfaatkan Abdurrahman Muchtar, yang menampung limbah sarang lebah dari pengusaha madu di Balikpapan dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur secara cuma-cuma.

di tangannya, limbah itu, mampu disulap menjadi penghias utama seluruh kerajinan tangan yang dibuatnya. Mulai pigura, wadah lilin, hingga kerajinan kaligrafi. yang membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk membuat semua kerajinan ini.

Dibantu adiknya, warga Balikpapan ini, merancang sarang lebah yang dilapisi cat dasar warga kuning, untuk memberikan kesan alami, dan sekilas tampak seperti sisik ular.

Sebelum kemudian dijemur di bawah terik matahari selama beberapa jam, hingga benar – benar kering, dan siap dipasarkan.
dalam sebulan, Rahman mampu menghasilkan sekitar 500 kerajinan tangan, dengan menghabiskan ratusan sarang lebah berbagai jenis.

Dengan harga jual yang cukup terjangkau. Mulai pigura, yang dihargai termurah 25 ribu rupiah, hingga kaligrafi seharga 500 ribu rupiah hingga satu juta rupiah. Kini karyanya semakin banyak dilirik dan dipesan masyarakat, hingga ke Singapura dan Malaysia.

Dengan omzet per bulan, mencapai 20 hingga 30 juta rupiah, Rahman kini memiliki 12 karyawan, yang membantu menjalankan bisnisnya.