Tipe pria seperti apakah yang disukai wanita? Masing-masing wanita jawabannya bisa berbeda-beda, tapi yang jelas bukan pria yang gagah. Pria gagah nggak masuk hitungan sama sekali. Lho, kok? Heran ya, tapi memang seperti itu kenyataannya. Jadi, percuma saja kalau para pria berlomba-lomba untuk menjadi gagah. Semakin gagah mereka maka akan semakin dibenci.

Februari lalu, di Bangkalan, 11 pemuda gagah menggagahi gadis 13 tahun. Di bulan yang sama, di kota Banjar, 10 pemuda gagah lainnya menggagahi gadis 19 tahun. Kemudian di Manado, 19 pria gagah telah menggagahi gadis 19 tahun. Dan, di tahun ini juga, di Bengkulu, 14 pemuda gagah telah menggagahi Yuyun, gadis 14 tahun. Coba bayangkan jika posisi kita ada di pihak korbannya, betapa malu dan menderitanya dia dan betapa keluarganya akan merasa sangat kehilangan, malu, dan terluka! Wajar saja jika kaum wanita sangat membencinya, terutama sejak mencuatnya kasus Yuyun. Mereka semua sama-sama benci pria gagah.

‘Meng-gagah-i’ adalah kata yang aneh untuk suatu rudapaksaan. Di mana letak gagah-nya? Sama dengan istilah merudapaksa yang menurut saya berasal dari kata dasar perkasa atau prakosa (bahasa Jawa) yang artinya “gagah” juga. Suatu kata yang digantikan dengan maksud memperhalus tapi tidak tepat maknanya. Mengapa kegagahan pria diukur dari aktivitas seksualnya/bersetubuh/semacamnya? Atau mungkin kegagahan yang dimaksud berhubungan juga dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan? Mengapa harus demikian padahal memiliki anak atau tidak itu ada pada kuasa Tuhan?

Beberapa penggunaan istilah untuk penghalusan dan kesopanan atau alasan lainnya nampak tidak pada tempatnya. “Menggagahi” hanyalah salah satunya. Kalau pada wanita istilah serupa terdapat pada kata “Payudara”. “Payu” artinya laku, sedangkan “Dara” artinya gadis. Apakah yang membuat gadis disukai oleh pria adalah buah dadanya? Belum lagi istilah-istilah lain seperti Mr. P, Miss V, Mr. Happy, t*tit, anu, burung, gambar pisang, kates/pepaya (untuk menyebut buah dada wanita), dan sebagainya untuk menyebut organ-organ reproduksi/seksual. Penggunaan tersebut malah membuat tidak cerdas.

Sebutlah dengan istilah biologinya atau ilmiahnya, itu tidak porno dan tidak memalukan.
Pria gagah dibenci wanita tentu jika gagahnya dikaitkan dengan hal-hal di atas tadi. Tidak hanya dibenci, keberadaan mereka pun meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, muncul pendapat-pendapat dari wanita tentang hukuman yang patut untuk mereka. Mulai dari fotonya dipajang/disebarluaskan, hukuman kebiri, hukuman mati, dan sebagainya. Intinya agar pelaku jera.

Tuh lihat, betapa bencinya para wanita dengan pria-pria yang gagah!

sumber