Wacana majunya Walikota Surabaya, Tri Rismaharini dalam pemilihan kepala daerah di DKI Jakarta 2017 melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) adalah spekulasi yang justru akan menguntungkan pihak ketiga.

"Basis pemilih Risma sama dengan Ahok. Risma bukan antitesis Ahok, tetapi alternatif dari Ahok. Sejauh ini antitesis Ahok masih disandang Yusril Ihza Mahendra," ujar pengamat politik Veri Muhlis Arifuzzaman dalam surat elektroniknya kepada RMOLJakarta, Senin (9/5).

Dia mengatakan jika Risma benar-benar masuk ke Jakarta, suara yang tergerus adalah suaranya Ahok. Sementara itu, suara kelompok anti-Ahok masih belum dapat dirayu oleh Risma karena Risma dianggap sebagai bagian yang sama dengan Ahok.

Karena itulah Veri yang juga Direktur Konsep Indonesia Research & Consulting mengatakan, masuknya Risma ke kancah kontestasi Pilgub DKI Jakarta memang akan
meramaikan suasana namun kehadirannya benar-benar seperti bertaruh di meja judi.

"Sangat mungkin (Risma) menuai kegagalan. Namun masih ada waktu untuk bergerak, hanya saja itu tidak mudah," tukasnya


http://m.rmoljakarta.com/news.php?id=25790