Kaskus

Story

sangpemimpi96Avatar border
TS
sangpemimpi96
Kisah Singkat Anak Korban Pembully-an
Selamat malam agan & aganwati, seluruh pengguna kaskus dan pengguna internet.

Mohon maaf jika tulisan ini menyita banyak waktu kalian hanya untuk membaca cerita singkat yang menurut saya bisa membuat sedih ini.

Saya tidak akan menulis jelas siapakah diri saya, yang jelas saya hanya pemuda desa yang jauh dari masyarakat, penyendiri, pemalu, dan banyak kekurangan yang menjelaskan diri saya sebagai manusia yang hina ini.

Dari kecil memang saya udah banyak mengalami penderitaan, mulai dari status sosial, pilih kasih dari orang tua, korban pembully an sejak masih SD sampai lulus SMK. Sifat yang cenderung penyendiri ini, dan tidak punya teman yang mau saya ajak berteman, selalu berusaha mengalah di depan banyak orang. Selalu berpura-pura melupakan kejahatan mereka yang setiap hari memperlakukan saya seperti sampah masyarakat, tapi selalu tidak dihargai dan selalu diperlakukan tidak baik pula.

Hampir setiap hari selalu ada tangis di sekolah. Serasa tidak ada keadilan di dunia ini. Anak-anak nakal, mereka selalu tertawa dan bahagia setiap saat. Mereka sangat menikmati hidup sebagai orang yang tak punya etika, tidak punya rasa perikemanusiaan, yang selalu berbuat onar, berbuat kejahatan, menindas teman-temannya yang dianggap penakut.

Terkadang ada beberapa anak lainnya yang merasa kasian, mereka hanya bisa sekedar melerai, memarahi anak-anak nakal itu tapi semua itu percuma. Malah mereka juga jadi kena imbasnya. Terkadang aku sendiri yang dimarahi mereka, kenapa aku hanya diam tanpa ada sedikitpun perlawanan. Aku hanya bisa diam seribu bahasa, karena aku takut dan rasa trauma yang aku rasakan.

Pernah suatu ketika aku berusaha melawan, ketika anak-anak nakal itu memukulku sekali, aku membalasnya sekali. Tapi kemudian malah aku dipukul dua kali, aku balas lagi pukulan itu sampai akhirnya malah aku yang dihajar habis-habisan. Sejak itu aku tidak berani lagi untuk membalas perlakuan mereka.

Entah apa yang membuat mereka benci pada diriku, setiap aku dihadapan mereka selalu menjadi sasaran dan pelampiasan emosi mereka. Padahal untuk berkata sepatah kata atau melakukan sesuatu yang membuat mereka marah, sekalipun aku nggak pernah.

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan, beberapa semester, beberapa tahun dan beberapa kelas pun mulai aku lewati dengan hari-hari yang penuh dengan rasa was-was ketika berada di sekolah. Namun semua itu tak pernah menurunkan rasa semangatku untuk terus belajar, ya walaupun sering ada masalah seputar motivasi belajar, minimal setiap ulangan / ujian kenaikan kelas tidak pernah nilai ku rendah, minimal dapet peringkat 10 besar.

Sempat beberapa kali mengadu pada orang tua, BP, wali murid atau guru yang lain, tidak pernah ada respon positif yang “minimal” salah satu dari mereka ikut melerai atau turun tangan di lapangan. Disitulah letak putus asa saya, dan hanya bisa menerima perlakuan jahat mereka dengan pasrah. Dipukuli, dihina, ditakut-takuti, dibully, diancam, dikerjain abis-abisan, dibedakan dari yang lain, dll selama bertahun-tahun. Hanya bisa menangis, pasrah, sambil berdoa kepada Allah SWT supaya “besok” atau “suatu saat” mereka-mereka itu bisa sadar dan berubah. Tidak perlu minta maaf ke saya, yang penting mereka bisa berubah jadi anak baik-baik aja saya udah seneng banget.

Dan anehnya, atau mungkin betapa bodohnya saya, tetep aja berani berangkat sekolah. Bahkan selama saya sekolah, tidak pernah yang namanya “mbolos”.

Ya mungkin seperti itu gambaran jadi anak sekolahan yang baik-baik yang selalu dimanfaatkan dan didzolimi teman-temannya, dan selalu tabah menghadapi cobaan itu. Di sekolah nggak punya teman, dan efeknya jadi susah berbaur di masyarakat, minder dah pokoknya.

Dan sampai suatu ketika aku mengenal internet, mulai mengenal dunia sosial yang lebih “ramah” dari yang setiap hari aku lihat. Mulai terpengaruh dan ikut bergabung di sosial media, disitulah saya mulai hidup dan punya teman. Perlahan mulai menemukan jati diri, ya walaupun melewati proses yang cukup panjang, terimakasih banyak untuk orang-orang yang sudah terlibat di kehidupan dunia maya saya. Terimakasih telah menghidupkan jiwa sosial saya dan memberikan saya keberanian untuk melawan kekurangan yang ada pada diri saya.

Pesan dari saya pribadi, sebagai manusia dan yang merasa bahwa dirinya “manusia”. Hiduplah sesuka mu, itu urusanmu dengan Tuhan. Tapi jangan menyusahkan orang lain, apalagi mengganggunya. Untuk para orang tua, mohon diperhatikan lagi anak-anaknya dengan baik. Jangan dikekang, anak paling tidak suka kalau dirinya dibatas-batasi. Cukup perhatikan, jika salah luruskan pelan-pelan.

Luruskan jika pergaulannya sudah mulai tidak beres, karena pergaulan juga salah satu faktor terbesar terhadap perilaku anak. Jangan biarkan guru-guru anak anda yang mendidiknya jadi anak baik, yakin itu nggak bisa diandalkan. Anda sebagai orang tua harus bisa menjadi guru-guru saat mereka di rumah.

Jangan sampai anak anda seperti anak-anak nakal itu, yang suka membuat onar apalagi sampai melakukan kekerasan terhadap anak lain. Kalo nggak pecus didik anak, yaudah pake kondom aja kalo bikin. Enak kan, yo penakkkk lah..

Terimakasih.
0
1.7K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan