- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Hanya Karena Agan Lelaki, Bukan Berarti Bebas Kencing Sembarangan!
TS
anwar04
Hanya Karena Agan Lelaki, Bukan Berarti Bebas Kencing Sembarangan!
Quote:
Higan, apa kabar nih? Semoga sehat dan baik selalu, ya..
Sebelumnya ane ucapin makasih buat agan yang udah berkunjung, komen, dan rate5. Dan seperti biasa, kalau agan nggak suka, langsung ajah tutup jendela Kaskus di layar komputer agan sista.
Di tret ini ane mau bahas tentang kaum Adam yang suka kencing sembarangan. Terus terang saja, ane sebagai kaum Adam jadi risih ngeliat mereka buka resleting diikuti air seni yang berbuih dan mengotori jalanan. Alasan kenapa tret ini ane bikin soalnya sehari ini ane ketemu sama dua orang lelaki yang kencing di jalanan. Eh, tapi ane nggak lihat anu-nya lho, gans.
Penasaran? Yuk langsung ke tekape, gans!
Sebelumnya ane ucapin makasih buat agan yang udah berkunjung, komen, dan rate5. Dan seperti biasa, kalau agan nggak suka, langsung ajah tutup jendela Kaskus di layar komputer agan sista.
Di tret ini ane mau bahas tentang kaum Adam yang suka kencing sembarangan. Terus terang saja, ane sebagai kaum Adam jadi risih ngeliat mereka buka resleting diikuti air seni yang berbuih dan mengotori jalanan. Alasan kenapa tret ini ane bikin soalnya sehari ini ane ketemu sama dua orang lelaki yang kencing di jalanan. Eh, tapi ane nggak lihat anu-nya lho, gans.
Penasaran? Yuk langsung ke tekape, gans!
Quote:
Gambaran Kejadian
Di siang yang panas, ane sedang asik berjalan kaki menyusuri taman dekat stasiun Pasar Senen, Jakarta. Tiba-tiba mata ane tertuju pada sesosok bapak-bapak paruh baya yang tengah asik menghadap ke tembok yang tingginya cuma sepinggangnya. Si bapak ini terlihat terburu-buru merapikan celana kolornya karena ane sudah berjarak sekitar 10 meter darinya.
Tak lama diapun beranjak pergi. Ane nggak lihat seperti apa mukanya. Tapi, mata ane spontan melihat cairan berbuih disertai bau yang bikin kesel. Pantes saja si bapak buru-buru, rupanya dia baru saja kencing sembarangan,pikir ane.
Beberapa jam berlalu, kini giliran ane berpapasan dengan seorang pria muda yang mengenakan batik. Ane ketemu dia di sebuah gang yang letaknya nggak jauh dari tempat resepsi pernikahan yang menyebabkan jalanan ditutup. Itu sebabnya ane harus lewat gang yang minim pencahayaan dan akhirnya memergoki si tamu undangan yang kebelet pipis tengah menghadap ke tembok sambil meletakkan kedua tangannya dekat daerah kemaluan. Dan lagi-lagi dia bertingkah seperti si bapak yang buru-buru merapikan celananya dan bergegas pergi.
Di siang yang panas, ane sedang asik berjalan kaki menyusuri taman dekat stasiun Pasar Senen, Jakarta. Tiba-tiba mata ane tertuju pada sesosok bapak-bapak paruh baya yang tengah asik menghadap ke tembok yang tingginya cuma sepinggangnya. Si bapak ini terlihat terburu-buru merapikan celana kolornya karena ane sudah berjarak sekitar 10 meter darinya.
Tak lama diapun beranjak pergi. Ane nggak lihat seperti apa mukanya. Tapi, mata ane spontan melihat cairan berbuih disertai bau yang bikin kesel. Pantes saja si bapak buru-buru, rupanya dia baru saja kencing sembarangan,pikir ane.
Beberapa jam berlalu, kini giliran ane berpapasan dengan seorang pria muda yang mengenakan batik. Ane ketemu dia di sebuah gang yang letaknya nggak jauh dari tempat resepsi pernikahan yang menyebabkan jalanan ditutup. Itu sebabnya ane harus lewat gang yang minim pencahayaan dan akhirnya memergoki si tamu undangan yang kebelet pipis tengah menghadap ke tembok sambil meletakkan kedua tangannya dekat daerah kemaluan. Dan lagi-lagi dia bertingkah seperti si bapak yang buru-buru merapikan celananya dan bergegas pergi.
Quote:
Kebiasaan Kencing Sembarangan
Entah apa yang ada di pikiran mereka yang terbiasa membuang air seni sembarangan di jalan. Apakah karena mereka lelaki, lantas dengan mudahnya menurunkan resleting dan mengeluarkan si burung yang kebelet pipis?
Ane nggak akan membahas kebiasaan kencing sembarangan dan berdiri dari sisi agama maupun medis karena ane bukan ahli dari kedua bidang ini. Tapi ane pengen pake sudut pandang orang awam saja.
Mereka ini terkesan seperti aji mumpung. Dengan kemudahan dan kepraktisan kaum lelaki dalam hal buang air kecil, seolah membuat pikiran mereka jadi sempit. Kalau cewek kan agak ribet tuh makanya jarang yang kencing sembarangan. Cewek harus ada tisu-lah, apalah. Sedangkan kalau cowok cukup buka resleting, lantas si burung bisa pipis tanpa berhamburan ke celana.
Sekali lagi, kepraktisan ini seolah membuat mereka menggampangkan hal ini dan melupakan lingkungan yang dikotorinya.
Di hari yang lain, pernah juga ane ketemu dengan segerombolan anak muda yang membuang air seninya yang ditampung pakai botol aQ*a karena kondisi saat itu macet total dan diberlakukan buka tutup jalur. Coba bayangkan kalau ada anak kecil yang main, trus menganggap itu sebagai air teh dan diminum gimana, gans?
Entah apa yang ada di pikiran mereka yang terbiasa membuang air seni sembarangan di jalan. Apakah karena mereka lelaki, lantas dengan mudahnya menurunkan resleting dan mengeluarkan si burung yang kebelet pipis?
Ane nggak akan membahas kebiasaan kencing sembarangan dan berdiri dari sisi agama maupun medis karena ane bukan ahli dari kedua bidang ini. Tapi ane pengen pake sudut pandang orang awam saja.
Mereka ini terkesan seperti aji mumpung. Dengan kemudahan dan kepraktisan kaum lelaki dalam hal buang air kecil, seolah membuat pikiran mereka jadi sempit. Kalau cewek kan agak ribet tuh makanya jarang yang kencing sembarangan. Cewek harus ada tisu-lah, apalah. Sedangkan kalau cowok cukup buka resleting, lantas si burung bisa pipis tanpa berhamburan ke celana.
Sekali lagi, kepraktisan ini seolah membuat mereka menggampangkan hal ini dan melupakan lingkungan yang dikotorinya.
Di hari yang lain, pernah juga ane ketemu dengan segerombolan anak muda yang membuang air seninya yang ditampung pakai botol aQ*a karena kondisi saat itu macet total dan diberlakukan buka tutup jalur. Coba bayangkan kalau ada anak kecil yang main, trus menganggap itu sebagai air teh dan diminum gimana, gans?
Quote:
Tolong Pertimbangkan Dampaknya
Sebagai makhluk sosial, agan perlu mempertimbangkan hal berikut sebelum memutuskan kencing sembarangan:
Pertama, pikirkan orang yang mungkin melihat agan ketika kencing. Yang namanya orang lagi kencing, pasti normalnya bakalan risih kalau dilihat oleh orang lain. Apalagi kencingnya sembarangan. Nah, mentang-mentang kepepet agan jadi cuek. Coba pikirin yang ngeliat aksi agan juga dong! Kayak tadi ane yang nggak sengaja mergokin dua lelaki yang kencing, ane jadi kikuk gitu. Kesannya malah jadi ane yang nggak enak hati karena mergokin aksi mereka.
Kedua, pikirkan mereka yang punya tempat. Yang punya tempat bisa siapa saja lho, gans. Paling utama tentu saja yang punya tembok yang agan jadiin sebagai toilet dadakan. Pasti hal itu bakal bikin rumahnya jadi bau kencing. Selanjutnya adalah yang punya jalanan. Ini bisa siapapun pengguna jalan itu. Mereka juga bakal terganggu kenyamanannya kalau jalanan yang mereka lalui itu bau. Dan yang terakhir adalah makhluk yang nggak kelihatan. Mungkin ajah ada makhluk tak kasat mata yang merasa terganggu karena agan pipis sembarangan. Nanti kalau agan digentayangin bagaimana? Atau kalau kebetulan hantunya perempuan, trus dia jatuh cinta karena lihat anu-nya agan. Apa agan mau ditempelin setan perempuan yang bakal bikin agan jadi jones abadi?
Ketiga, pikirin binatang dan tumbuhan yang agan kencingin. Meskipun mereka nggak bakalan ngeluh ke agan saat agan menunaikan hajat agan, tapi sebagai makhluk hidup, mereka juga punya hak untuk dijaga. Siapa tahu di situ ada sarang semut. Trus karena agan pipisin, anak-anak atau sarang mereka rusak. Kan kasihan.
Keempat, pikirin kaum agan. Ada pepatah mengatakan, karena nila setitik, rusak susu sebelanga.Masa iya, hanya karena satu dua oknum kaum Adam yang pipis sembarangan, nanti timbul persepsi di masyarakat bahwa semua kaum Adam itu pasti suka ngencing sembarangan.
Kelima, pikirin keluarga besar agan. Siapa tahu ada tetangga agan yang ngelihat agan kencing sembarangan dan kebetulan orangtua agan adalah pejabat publik. Kan nanti mereka bakalan malu. Mereka nanti dianggap nggak bisa mendidik anaknya sampai-sampai pipis sembarangan.
Sebagai makhluk sosial, agan perlu mempertimbangkan hal berikut sebelum memutuskan kencing sembarangan:
Pertama, pikirkan orang yang mungkin melihat agan ketika kencing. Yang namanya orang lagi kencing, pasti normalnya bakalan risih kalau dilihat oleh orang lain. Apalagi kencingnya sembarangan. Nah, mentang-mentang kepepet agan jadi cuek. Coba pikirin yang ngeliat aksi agan juga dong! Kayak tadi ane yang nggak sengaja mergokin dua lelaki yang kencing, ane jadi kikuk gitu. Kesannya malah jadi ane yang nggak enak hati karena mergokin aksi mereka.
Kedua, pikirkan mereka yang punya tempat. Yang punya tempat bisa siapa saja lho, gans. Paling utama tentu saja yang punya tembok yang agan jadiin sebagai toilet dadakan. Pasti hal itu bakal bikin rumahnya jadi bau kencing. Selanjutnya adalah yang punya jalanan. Ini bisa siapapun pengguna jalan itu. Mereka juga bakal terganggu kenyamanannya kalau jalanan yang mereka lalui itu bau. Dan yang terakhir adalah makhluk yang nggak kelihatan. Mungkin ajah ada makhluk tak kasat mata yang merasa terganggu karena agan pipis sembarangan. Nanti kalau agan digentayangin bagaimana? Atau kalau kebetulan hantunya perempuan, trus dia jatuh cinta karena lihat anu-nya agan. Apa agan mau ditempelin setan perempuan yang bakal bikin agan jadi jones abadi?
Ketiga, pikirin binatang dan tumbuhan yang agan kencingin. Meskipun mereka nggak bakalan ngeluh ke agan saat agan menunaikan hajat agan, tapi sebagai makhluk hidup, mereka juga punya hak untuk dijaga. Siapa tahu di situ ada sarang semut. Trus karena agan pipisin, anak-anak atau sarang mereka rusak. Kan kasihan.
Keempat, pikirin kaum agan. Ada pepatah mengatakan, karena nila setitik, rusak susu sebelanga.Masa iya, hanya karena satu dua oknum kaum Adam yang pipis sembarangan, nanti timbul persepsi di masyarakat bahwa semua kaum Adam itu pasti suka ngencing sembarangan.
Kelima, pikirin keluarga besar agan. Siapa tahu ada tetangga agan yang ngelihat agan kencing sembarangan dan kebetulan orangtua agan adalah pejabat publik. Kan nanti mereka bakalan malu. Mereka nanti dianggap nggak bisa mendidik anaknya sampai-sampai pipis sembarangan.
Spoiler for Tret Pilihan, Gan!:
Mampir juga ke tret ane:
Quote:
Sekian dulu tret dari ane. Gimana menurut nte, gans?
Ane minta maaf kalau ada kata yang kurang berkenan di hati agan. Ane nggak bosen-bosennya bilang kalo ane cuma manusia biasa, bukan Tuhan yang Maha Sempurna.
Sekali lagi ane ngucapin makasih buat yang sudah mampir. Ane juga nggak bosen-bosennya bilang kalo tret ini dibuat bukan untuk memuaskan segala kalangan. Jadi, kalau ada kekurangan karena tidak sesuai dengan minat agan, berilah maaf si TS karena hakikatnya, sebuah tret tidak akan mampu memuaskan seluruh Kaskuser.
Ane minta maaf kalau ada kata yang kurang berkenan di hati agan. Ane nggak bosen-bosennya bilang kalo ane cuma manusia biasa, bukan Tuhan yang Maha Sempurna.
Sekali lagi ane ngucapin makasih buat yang sudah mampir. Ane juga nggak bosen-bosennya bilang kalo tret ini dibuat bukan untuk memuaskan segala kalangan. Jadi, kalau ada kekurangan karena tidak sesuai dengan minat agan, berilah maaf si TS karena hakikatnya, sebuah tret tidak akan mampu memuaskan seluruh Kaskuser.
Diubah oleh anwar04 08-05-2016 00:47
0
51.5K
Kutip
408
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan