Bagaimana long weekend liburan nya pada kemana nih? Kalau ane mah dirumah aja gan. Maklum anak rumahan
Okay, dalam kesempatan kali ini ane mau ngebahas soal hal-hal yang berbau pertanian.
Ah ane yakin gan, ngedenger kata "PERTANIAN" yang berasa dari kata dasar "TANI" atau bercocok tanam, pasti agan-agan banyak yang kurang interest. Palingan ngomongin nyangkul sawah ya kn gan? EITSS, Jangan salah dulu. Disini ane mau membahas soal mekanisasi pertanian nya Gan! Jadi segala hal yang berkaitan dengan teknologi namun diaplikasikan dalam bidang pertanian yang biasa disebut MEKANISASI PERTANIAN! Mulai penasaran? Okay Check It Broddd
Quote:
MUKADIMAH
Ketika Kita mendengar kata "Pertanian", pasti yang ada dalam benak kita itu langsung mencangkul, berkebun, panas-panasan lah, kotor-kotoran lah (bukan kotor hasil nyolong duit rakyat ya gan ) de el el. Padahal, pertanian itu secara teori nya adalah usaha memanen hasil cahaya matahari untuk kemudian diolah oleh makhluk hidup, baik itu tumbuhan maupun hewan untuk dijadikan sumber bahan pangan oleh manusia. Jadi agan mau bertani, berkebun, berladang, bahkan berternak, selama dalam dalam rantai siklus tersebut ada yang mendapatkan energi dari cahaya matahari maka bisa disebut bertani. Nah gitu deh gan kira-kira seinget ane pas waktu kuli-ah dulu dapet ilmu nya (CMIIW).
Okay kita lanjuutt gan
Namun sayang gan, seperti yang kita ketahui masa depan pertanian kita itu kayaknya agak tak menentu alias SURAM
Bagaimana ngga, beras aja impor, kedelai impor dan produk pertanian lainnya impor juga. Kalau dibilang kurang lahan pertanian, tidak jadi alasan juga sebenarnya. Masih banyak ko lahan diluar pulau jawa (contohnya Kalimantan yang lagi besar-besaran buka lahan buat pertanian) atau jangan jauh-jauh dah, kampung kita sendiri aja masih belum termaksimalkan pemanfaatannya untuk pertanian.
Semua itu pasti ada SEBAB AKIBAT nya gan
Pasti lah kita langsung menyalahkan pemerintah karena berbagai kebijakannya yang mungkin kurang berpihak kepada sektor pertanian semacam terlalu mengalirnya arus impor beras atau impor daging lah contohnya. Okay lah ane setuju dgn hal ini, tapi itu ngga sepenuhnya bener gan.
Ane sih daripada ribut nyalahin orang lain, mending instropeksi diri aja dulu.
TAU NGGA GAN, kalau pemuda/i kita itu (Ya kita semua yang lagi baca thread ini) udah males kalo kerjaannya bertani. Ya pasti lah jawabannya yang paling TOP itu "Gengsi" Ya eyaa lah, masa sekolah tinggi-tinggi atau sekolah jauh-jauh cuman buat bertani doang. Malu dong sama tetangga, malu dong sama sodara, malu dong sama temen-temen de el el. Banyak yang ngeledekin, punya gelar tapi pengangguran atau kerjaan luntang-lantung sana sini ngga jelas. Maunya lulus sekolah atau kuliah terus ngelamar kerjaan, trus duduk ngadem pake AC deh di kursi singgasana kantor. Ngga ada challange nya banget gan. Kalau semua ngga peduli, ya sampai akhir zaman pun ya tetep gini aja gan negara kita mah.
Kalau pun sekali nya mau bertani, paling baru beberapa kali nyangkul aja udah encok tuh pinggang gan
Pasti keluar langsung pertanyaannya "ah banyak omong ente mah gan, jadi solusinya apa?"
Solusinya Buanyakk Gannn! Seperti kata pepatah, dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan!
Salah satu nya, yaitu balik lagi seperti yang ane ceritain di mukadimah thread. Yaitu dengan cara...
"MEKANISASI PERTANIAN"
Yoi gan, sebenernya banyak cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian kita baik itu dari dari kebijakan pemerintahnya atau dari perbaikan SDM nya itu sendiri. Tapi disini ane akan sedikit meri-view tentang Mekanisasi Pertanian dalam hal bercocok tanam di sawah (Pra & Pasca Panen)
Yang pertama harus dilakukan itu merubah mindset gan, khusus nya dalam hal bercocok tanam alias bertani. Hal ini menurut ane yang paling berat dilakuin. Kata siapa bertani itu berat dilakuin? Kata siapa bertani itu pekerjaan yang ngga ada level nya?
Kalau kata orang bertani itu susah, berarti dia kurang piknik gan. Yuks ah mari kita sama-sama berubah.
Okay, mari kita sedikit bahas mengenai mekanisasi pertanian di bidang persawahan.
Spoiler for 1. Membajak Sawah:
Secara umum, terdapat serangkaian proses dalam hal bertani di sawah. Mulai dari menyiapkan bibit, pengolahan lahan (bajak), penanaman, pemupukan, panen hingga pengangkutan ke pabrik penggilingan.
Seperti yang kita ketahui, dahulu kala orang membajak sawah dengan cara dicangkul manual atau menggunakan karapan Sapi atau Kerbau.
Cangkul Manual
Tenaga Sapi/Kerbau
Kelemahan dengan membajak dengan manusia sendiri yaitu tenaga yang dibutuhkan sangat besar. Sedangkan luasan yang digarap hanya sedikit. Selain itu, sekarang ini sudah jarang pemuda desa yang mau lagi mencangkul sawah di daerahnya.
Tapi dengan seiring berkembangnya zaman dan canggihnya teknologi, membajak sawah sekarang bisa menggunakan traktor. Kalau dulu hanya ada traktor roda dua yang bisa masuk lahan basah, sekarang sudah ada traktor roda empat yang memang spesialis untuk lahan basah semacam sawah. Ada dua jenis type traktor yaitu Traktor Tangan (Traktor roda dua) dan Traktor Roda Empat.
Traktor Roda Dua
Traktor Roda Empat
Yang pasti, dengan menggunakan traktor, produktivitas pengolahan tanah bisa lebih tinggi daripada manual dengan tenaga manusia atau hewan. Bahkan, antara penggunaan traktor roda dua dengan traktor roda pun hasil yang didapat jauh berbeda. Jika dengan traktor roda dua didapat 0.4 Ha per hari, tetapi dengan traktor roda empat bisa didapat 2 ha / hari dalam hal efisiensi operasionalnya. Jadi traktor roda empat, 5-kali lebih baik daripada traktor tangan.
*Untuk perhitungan biaya dll nya, di forum lain aja ya gan. Kepanjangan ane rasa kalau dibahas disini.
Spoiler for 2. Tanam Bibit Padi:
Kebanyakan masyarakat sekarang, menanam padi masih dengan cara manual. Biasa kita sebut dengan "Tandur" atau kependekannya dari Tanam Mundur. Selain bikin encok, cara tandur manual pun efisiensi operasional nya rendah karena membutuhkan banyak tenaga manusia serta hanya mengandalkan kecekatan tangan manusia saja. Dan terkadang barisan dalam alur tanam nya pun tidak sejajar.
Tandur
Namun berbeda halnya jika kita mengaplikasikan teknologi. Tandur yang biasa menggunakan jari tangan manusia, digantikan dengan jari (biasa disebut fork) dalam sebuah mesin yang dinamakan Paddy Transplanter (Mesin Penanam Bibit Padi). Secara umum ada dua jenis tipe Paddy Transplanter yaitu Driving Type (Tipe Kemudi) dan Walking Type (Tipe Jalan).
Walking Type Transplanter
Driving Type Transplanter
Mesin tanam tersebut merupakan solusi yang sangat jitu dalam mempercepat proses penanaman padi. Selain kedalaman tanam, jarak antar baris dan keseragamanan tanam yang bisa diatur, tentunya bisa menanggulangi tenaga kerja yang semakin sulit dicari.
Spoiler for 3. Panen Padi:
Nah sekarang kita masuk dalam tahap terakhir yaitu panen padi. Rata-rata padi biasanya mulai panen di usia 100 hari dari mulai tanam benih (tetapi tergantung jenis padi nya juga). Sebagian besar di masyarakat kita, untuk merontokan padi nya pun masih manual yaitu masih di "gebot" (dalam bahasa Sunda). Dengan cara manual ini, sudah pasti padi yang dipukul ke alat pemipil bulir padi ini hasil gabah nya kurang maksimal karena tercecer kemana-mana. Oh iya, sebelumnya padi harus dipotong dulu biasanya menggunakan ani-ani. Gabah hasil gebotan, akan dikumpulkan dan dimasukan dalam karung.
Dewasa ini, sudah banyak inovasi teknologi yang dikembangkan untuk memanen hasil padi. Teknologi yang pertama yaitu Mesin Panen Semi Manual. Mesin panen ini hanya sekedar memipil bulir gabah dari jerami nya.
Mesin Perontok Padi
Oh iya, sebelum dirontok padinya, ada juga mesin pemotong batang padi. Biasanya disebut Reaper Paddy. Fungsi nya yaitu memotong batang padi bagian bawah dan merebahkannya ke samping.
Paddy Reaper
Selanjutnya, mesin panen padi Otomatis. Kebanyakan orang memanggilnya Combine Harvester. Combine Harvester merupakan penggabungan antara sistem memotong, memipil dan memasukan ke dalam wadah. Semuanya All In One. Jadi menggunakan mesin ini hanya tinggal menggerakan maju saja. Mesin otomatis langsung memotong padi nya, kemudian memipil dan otomatis juga masuk ke dalam karung. Jerami sisa nya juga langsung tercacah dan bisa langsung dijadikan bahan kompos. Efisiensi lapang menggunakan Combine Harvester ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan manual. Di beberapa kabupaten di Makassar dan Medan, penggunaan mesin ini sangat populer. Biasanya owner membeli kemudian menyewakan mesin nya kepada para petani dengan sistem bagi hasil.
Combine Harvester
Itulah gan kira-kira sedikit pemaparan tentang peran serta teknologi dalam hal pertanian. Sekarang tinggal mau ngga nya kita aja, apakah kita akan menjadi orang yang hanya bisa nya mengimpor produk pertanian saja atau mulai sekarang kita bergegas memajukan pertanian tanah air tercinta kita ini.
Teknologi sekarang itu semakin canggih gan. Apalagi sesudah ada yang namanya hape pintar alias droid. Kalau masih ngga mau nyetir traktor, yaudah traktor suruh jalan sendiri aja. Kita ngegerakin traktor nya pake hape dah. Ya kan tinggal pake controller aja sih gan traktor nya yang kemudian dikompatibel kan dengan hape kita. Kan enak, tinggal ngejalanin pake hape. Ngelihat jalan nya juga tinggal pake kamera atau GPS aja.
Kalau masih ngga mau juga? Kelaut aja deh gan
Baiklah, sekian thread dari ane gan. Mohon maaf apabila ada salah kata atau menyinggung perasaan agan-aganwati semua. Gak ada maksud sama sekali ya gan. Ane sekedar sharing saja. Apabila sudah mengerti, alhamdulillah. Apabila ada yang masih belum paham, mari kita diskusi disini.
Dengan adanya thread ini, semoga semakin banyak saja agan-agan atau temen-temen yang terbuka hatinya untuk memajukan pertanian di negara tercinta kita ini, Indonesia. Mungkin sekarang ini belum begitu terasa akibatnya, tetapi setelah kita menyadar bahwa uang tidak bisa dimakan, barulah penyesalan itu akan datang
Yuks ah jadi Petani Berdasi mulai dari sekarang
Oke, Sekian dari Ane Gan! Mohon Rate, Komen atau Rekomendasi Hot Thread nya sekiranya artikel ini cukup bermanfaat.
Terima kasih
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh