Quote:
JUST SHARING 
Quote:
Quote:
Bang, orang itu datang lagi. Sekarang tidak hanya memakai boot saja, tapi juga mobil baja. Di atasnya seperti ada senapan laras panjang. Moncongnya mengeluarkan benda kecil seukuran jeruk. Si jeruk ini bisa meliuk liuk di langit dan jatuh di tempat ayahku bekerja di pusat kota Aleppo. Dari sini aku lihat semacam pertunjukan kembang api. Tapi samar samar aku dengar jeritan warga kota.
Aku takut bang. Kembang apinya sekarang sudah tidak ada. Tapi orang-orang itu semakin mendekat ke rumahku. Gerobak kebab pamanku sekarang sedang diobrak-abrik oleh mereka. Di sana biasanya aku makan bersama nenekku selepas shalat ashar di masjid sebelah.
Aku juga kaget bang. Masjidnya sekarang tinggal gundukan batu. Menaranya sudah roboh menimpa rumahku. Bang, kemana saya harus sembunyi. Mereka semakin dekat. Kawanku yang bersembunyi di bawah meja, diinjak kepalanya. Kawanku yang selalu menemaniku bermain petak umpet juga sudah tidak terdengar suaranya. Dia tadi bilang ingin mengambil boneka yang tertinggal di kamarnya. Tapi barusan saja aku mendengar suara letakan. Bang, tolong aku
Quote:
Adek, maafkan abang. Hari ini jadwal abang padat sekali. Pagi ini abang harus mengitari lapangan tajur agar berat abang tetap ideal. Selepas itu, abang harus menemani ibu pacar abang ke mall untuk membeli kosmetik. Kami juga sedang bingung untuk menonton AADC atau Civil War. Oiya, nanti sore drama korea kesukaan abang sudah hampir tamat dek. Lagian abang juga tidak tahu dimana Aleppo itu dek. Di pulau mana ya? Televisi kami sibuk menghibur kami dengan banyolan yang seru dek. Pokoknya kamu wajib nonton dek. Malamnya juga ada ajang pencarian bakat gitu. Tapi tetap dikemas dengan lucu. Maaf ya dek, abang lupa kalau besok deadline laporan praktikum sudah ditunggu dosen. Mungkin baru besok abang sempatkan untuk googling Aleppo itu dimana.
Quote:
Quote:
