- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perlukah Aturan Agresivitas Gol Tandang?


TS
Saranghea
Perlukah Aturan Agresivitas Gol Tandang?
Quote:
Gag nyangka trit ini HT, soal nya pas keluar respon ny kurang

thanks ya yg sudah rate dan komen

Spoiler for :

Spoiler for Bismillah:

Spoiler for No Repost:
sudah pasti no



NO OFFENSE, NO SARA, BERKOMENTAR LAH YANG CERDAS,
Spoiler for Mohon di baca:
Saya tidak mengharapkan 
dari kalian para pembaca. Atau kalian bisa memberikan
jika memang wajar dan salah. Saya mengharapkan sekali masukan dari pembaca. Silahkan berkomentar dengan cerdas. Jika tidak suka, silahkan tutup tread ini.




PENDAHULUAN
Perlukah Aturan Agresivitas Gol Tandang?

Perayaan gol Saul Niguez saat membobol gawang Bayern pada Leg 1.
Rabu, 4 Mei 2016, Bayern Munich berhasil mengalahkan Atletico Madrid dengan skor 2-1 di Alianz Arena. Tapi karena Leg 1 di markas Atletico, Bayern kalah 0-1, sehingga agregat menjadi sama kuat 2-2. Maka dengan aturan agresivitas gol tandang, Atletico berhak untuk tiket final. Yang jadi pertanyaan nya, kenapa kemenangan 1-0 Atletico di nyatakan lebih berharga dari pada kemenangan 2-1 nya Bayern?
Penjelasan singkat.
Agresivitas gol tandang merupakan peraturan untuk pertandingan 2 leg (Home Away) yang mana jika agregat berakhir imbang, maka di tentukan dengan Tim mana yang bisa mencetak gol lebih banyak di markas lawan. Jika ternyata masih sama, dan skor akhir di dua pertandingan juga sama, maka baru berlanjut ke perpanjangan waktu hingga penalti.
Pada perpanjangan waktu juga masih berlaku agresivitas gol tandang, sehingga jika ada pertambahan gol tapi skor masih imbang, sudah di pastikan tim tamu keluar sebagai pemenang. Namun jika di pertambahan waktu tidak ada gol yang tercipta, maka laga di lanjutkan dengan adu penalti.
Kenapa harus ada aturan gol tandang? Sejarah gol tandang itu sendiri.
Kita kembali ke masa lalu dimana aturan ini di ciptakan. Aturan gol tandang baru di pakai pada tahun 1965, pada saat itu di gunakan untuk kompetisi eropa yaitu piala Winners musim 1965-1966. Dan tim pertama yang meraup untung dari aturan ini adalah Dukla Prague (asal Republik Ceko, dulu masih Cekoslowakia). Dukla Prague kalah 2-3 di markas tim Rumania, Budapest Honved, namun bisa menang di markas sendiri dengan skor 2-1.
Pada tahun 1965, belum ada aturan adu penalti sebagai ajang tos-tosan. Jadi pada tahun-tahun sebelum itu, jika pertandingan 2 leg tetap berakhir imbang, maka akan ada laga tambahan dengan berlangsung di tempat netral, atau melakukan tos-tosan dengan koin. Tentu saja tos-tosan dengan koin terasa tidak fair, tidak sportif, terlalu mengandalkan keberuntungan dan menimbulkan kontroversi serta permusuhan. Lagi pula terasa tidak adil bermain 2x90 menit, tapi berakhir dengan hanya adu koin. Maka dari itu biasa nya tim lebih memilih opsi leg tambahan.
Jika memilih leg tambahan, itu arti nya akan ada jadwal baru, tempat baru dan hal yang ditakutkan semua panitia, biaya baru. Menambah pertandingan di kalender jelas merugikan kedua tim, baik fisik, mental dan lagi-lagi ekonomi. Yang mana pada jaman itu juga alat transportasi tidak sebagus saat ini, dan juga banyak terjadi perperangan saudara dan antar negara di Eropa. Dan itu juga jika ada pemenang, bagaimana jika kembali seri? justru ini akan sia-sia dan ujung-ujung nya adalah adu koin lagi.
Tepat pada musim sebelum itu, musim 1964-1965, pada pertandingan European Cup (sekarang Champions) perempatfinal yang mempertemukan FC Koln melawan liverpool. Pertandingan 2 leg tetap berakhir 0-0, di lanjutkan leg tambahan ternyata kembali imbang 2-2. Terpaksa dilakukan adu tos-tosan, yang mana pada saat itu keluar Liverpool sebagai pemenang. Karena rumput di stadion Feyenoord's De Kuip (tempat netral) yang lembut, koin mendarat di tengah-tengah sela rumput sehingga dilakukan lemparan 2 kali.
Pada pergelaran tahun itu juga ada 5x pertandingan terpaksa di lakukan dengan adu koin, menjadikan kompetisi Europan Cup dengan tos-tosan koin terbanyak dan banyak pihak jadi merugi.
Maka dari itu untuk menghemat waktu, menghemat tenaga dan menghemat "uang", di berlakukan lah aturan goal tandang pada tahun 1965 di gelaran piala winners dan sukses. Dan aturan gol tandang mulai diterapkan pada gelaran Piala Champions musim 1967/68 namun baru benar-benar di pakai pada babak knock-out pada musim 1970/71. Pada saat itu Everton harus gugur di tangan Panathinaikos dengan agregat 1-1, Everton harus gugur karena hasil 1-1 terjadi di markas mereka dan menjadikan Everton vs Panathinaikos menjadi laga Champions pertama yang berakhir dengan kemenangan gol tandang.

Pertandingan Everton vs Panathinaikos yang menghasilkan Panathinaikos menang gol tandang pertama.
Sekarang muncul pertanyaan baru, kenapa harus gol tandang? kenapa tidak di balik, kenapa bukan gol kandang?
Nah pernahkah kalian berpikir demikian. Fifa ada alasan tersendiri untuk soal ini.
Sebelum di berlakukan nya gol tandang, Tim yang datang dari jauh menempuh jarak yang terkadang berjam-jam, kelelahan adalah faktor utama. Belum lagi dari segi cuaca, kondisi asing yang harus tim tamu adaptasi, bentuk stadion, suporter tuan rumah, bahkan posisi tidur pun sangat berpengaruh. Maka dari itu jelas kondisi fisik dan mental tim tamu tidak sebagus saat di markas mereka, jadi para pelatih dan tim-tim saat itu lebih memilih opsi bermain bertahan dan membalas habis-habisan di leg ke-2 di markas sendiri. Pun begitu tim tuan rumah bakalan habis-habisan di leg 1, kemudian mencoba menjaga keunggulan di leg 2. Maka tak heran jika pada saat itu tim tuan rumah mayoritas lebih banyak mendapatkan kemenangan di banding tim tamu.
Untuk memperkuat mental tim tamu, menambah agresivitas pemain-pemain dan tentu saja menambah keseruan saat pertandingan, maka dari itu faktor gol tandang di rasa lebih efektif dan lebih adil. Leg 1 menjadi pertandingan yang seru untuk tuan rumah agar berhati-hati menjaga gawang sembari mencari gol yang banyak karena bermain di kandang, tim tamu juga akan sedikit bertahan lalu melancarkan serangan balik, atau bahkan tim tamu lebih agresif untuk mengincar gol tandang agar bisa sedikit lega di leg 2. Apapun hasil yang di dapat di leg 1 (asal bukan kemenangan besar), menjadikan pertandingan leg 2 akan jadi tambah seru.
Pun begitu jika terjadi babak tambahan di leg ke-2, jika melalui sudut pandang biasa, maka tuan rumah leg-2 di rasa lebih unggul karena akan melalui 30 menit babak tambahan di tempat mereka. Tapi itu jelas juga faktor kerugian besar, karena jika ada gol tambahan dari tim tamu, berarti mereka harus mencari 2 gol balasan, karena jika hasil imbang dengan ada nya tambahan gol menjadikan mereka tersingkir. Begitupun sebalik nya, menambah 1 gol tuan rumah di babak tambahan belum tentu menjadikan mereka aman, karena suatu saat bisa saja tim tamu menyamakan kedudukan dan lagi-lagi kerugian di tim tuan rumah. So, apapun yang terjadi, tambahan waktu leg 2 tetap akan seru dan mendukung kedua tim.
Nah bagaimana jika sudah ada aturan gol tandang dan juga tetap imbang hingga akhir waktu. Yah tentu nya lagi-lagi harus menggunakan adu koin. Beda nya kali ini tidak ada laga tambahan, jadi jika imbang sampai perpanjangan waktu, maka di langsungkan adu koin. Hingga akhir nya Fifa menerapkan aturan adu penalti tahun 1970 untuk pertandingan yang masih imbang. Dan hebat nya, Everton lagi-lagi yang merasakan adu penalti pertama di Champions, pada tahun yang sama mereka kalah gol tandang, sebelum pertandingan itu, mereka melakukan adu penalti melawan Borussia Monchengladbach di 16 besar setelah 2 leg berakhir imbang dengan agregat 2-2. Everton menang penalti 4-3, dan akhir nya gugur gol tandang lawan Panathinaikos di perempat final.
Penutup.
Kembali ke judul, perlukah aturan gol tandang, apalagi di masa sekarang? Saya pribadi menjawab tentu masih perlu, meskipun sudah ada aturan yang lebih modern menggantikan adu koin, tentu saja peraturan gol tandang membuat pertandingan lebih variatif dengan taktik pelatih masing-masing. Bukan pertandingan monoton dimana tuan rumah selalu bermain menyerang sedangkan tim tamu memilih jalan bertahan.

Dan juga bisa sekarang sudah bisa di pahami kenapa Atletico yang hanya menang 1-0 di markas mereka lebih berharga ketimbang 2-1 nya Bayern. Karena keberhasilan tim tamu mencetak gol di markas lawan lebih di apresiasi dari pada mencetak gol di markas sendiri. Meskipun Atletico di bombardir dan hanya mengandalkan serangan balik, namun pertahanan kuat dan serangan Atletico yang efektif lah yang membedakan pertandingan ini. Akhir kata selamat Atletico atas kemenangan gemilang nya dan menggenggam tiket final.
Anomali gol tandang
- AC Milan dan Intermilan pernah bertemu di semifinal Champions 2003, mereka sama-sama memetik hasil imbang dengan agregat 1-1. Meskipun 2 pertandingan di laksanakan di tempat yang sama (AC Milan dan Intermilan berbagi stadion), tapi AC Milan lolos ke final karena pada hasil imbang 1-1 di anggap sebagai gol tandang AC Milan karena Intermilan berperan sebagai tuan rumah saat itu.
- Piala Winners tahun 1971 mempertemukan Sporting Libson dan Rangers. Leg 1 menghasilkan kemenangan Rangers 3-2, dan Leg 2 menghasilkan kemenangan Sporting juga skor 3-2. Namun di perpanjangan waktu mereka sama-sama menambah gol menjadi skor 4-3.
-First leg: Rangers 3 – 2 Sporting
-Second leg, after 90 minutes: Sporting 3 – 2 Rangers
-Second leg, after extra time: Sporting 4 – 3 Rangers
Namun bukan kemenangan gol tandang yang di dapat Rangers, wasit Laurens van Raavens malah menganggap harus adu penalti. Sporting menang adu penalti 3-0. Hingga akhir nya Rangers melakukan banding dan di terima, Rangers pun berhak melanjutkan turnamen dan di anggap sebagai pemenang. Rangers pun pada akhirnya mengangkat tropy piala Winners tahun itu.
- Tahun 2014 lalu pernah ada wacana untuk merevisi ulang aturan gol tandang. Banyak pelatih klub-klub ternama seperti Juergen Kloop, Alex Ferguson, Andre Villas Boas, Jose Mourinho, Arsene Wenger, Pep Guardiola, Luis Enrique, Manuel Pellegrini dan pelatih-pelatih top lainnya berkumpul di markas UEFA, Nyon, Swiss. Ada pembicaraan hangat yang sedang mereka bahas, yakni perubahan aturan gol tandang yang mungkin akan sedikit diubah pada ajang Liga Champions. Namun kelihatan nya tidak dilanjutkan.
Perlukah Aturan Agresivitas Gol Tandang?
Spoiler for :

Perayaan gol Saul Niguez saat membobol gawang Bayern pada Leg 1.
Rabu, 4 Mei 2016, Bayern Munich berhasil mengalahkan Atletico Madrid dengan skor 2-1 di Alianz Arena. Tapi karena Leg 1 di markas Atletico, Bayern kalah 0-1, sehingga agregat menjadi sama kuat 2-2. Maka dengan aturan agresivitas gol tandang, Atletico berhak untuk tiket final. Yang jadi pertanyaan nya, kenapa kemenangan 1-0 Atletico di nyatakan lebih berharga dari pada kemenangan 2-1 nya Bayern?
Penjelasan singkat.
Agresivitas gol tandang merupakan peraturan untuk pertandingan 2 leg (Home Away) yang mana jika agregat berakhir imbang, maka di tentukan dengan Tim mana yang bisa mencetak gol lebih banyak di markas lawan. Jika ternyata masih sama, dan skor akhir di dua pertandingan juga sama, maka baru berlanjut ke perpanjangan waktu hingga penalti.
Pada perpanjangan waktu juga masih berlaku agresivitas gol tandang, sehingga jika ada pertambahan gol tapi skor masih imbang, sudah di pastikan tim tamu keluar sebagai pemenang. Namun jika di pertambahan waktu tidak ada gol yang tercipta, maka laga di lanjutkan dengan adu penalti.
Kenapa harus ada aturan gol tandang? Sejarah gol tandang itu sendiri.
Spoiler for :

Kita kembali ke masa lalu dimana aturan ini di ciptakan. Aturan gol tandang baru di pakai pada tahun 1965, pada saat itu di gunakan untuk kompetisi eropa yaitu piala Winners musim 1965-1966. Dan tim pertama yang meraup untung dari aturan ini adalah Dukla Prague (asal Republik Ceko, dulu masih Cekoslowakia). Dukla Prague kalah 2-3 di markas tim Rumania, Budapest Honved, namun bisa menang di markas sendiri dengan skor 2-1.
Pada tahun 1965, belum ada aturan adu penalti sebagai ajang tos-tosan. Jadi pada tahun-tahun sebelum itu, jika pertandingan 2 leg tetap berakhir imbang, maka akan ada laga tambahan dengan berlangsung di tempat netral, atau melakukan tos-tosan dengan koin. Tentu saja tos-tosan dengan koin terasa tidak fair, tidak sportif, terlalu mengandalkan keberuntungan dan menimbulkan kontroversi serta permusuhan. Lagi pula terasa tidak adil bermain 2x90 menit, tapi berakhir dengan hanya adu koin. Maka dari itu biasa nya tim lebih memilih opsi leg tambahan.
Jika memilih leg tambahan, itu arti nya akan ada jadwal baru, tempat baru dan hal yang ditakutkan semua panitia, biaya baru. Menambah pertandingan di kalender jelas merugikan kedua tim, baik fisik, mental dan lagi-lagi ekonomi. Yang mana pada jaman itu juga alat transportasi tidak sebagus saat ini, dan juga banyak terjadi perperangan saudara dan antar negara di Eropa. Dan itu juga jika ada pemenang, bagaimana jika kembali seri? justru ini akan sia-sia dan ujung-ujung nya adalah adu koin lagi.
Spoiler for :

Tepat pada musim sebelum itu, musim 1964-1965, pada pertandingan European Cup (sekarang Champions) perempatfinal yang mempertemukan FC Koln melawan liverpool. Pertandingan 2 leg tetap berakhir 0-0, di lanjutkan leg tambahan ternyata kembali imbang 2-2. Terpaksa dilakukan adu tos-tosan, yang mana pada saat itu keluar Liverpool sebagai pemenang. Karena rumput di stadion Feyenoord's De Kuip (tempat netral) yang lembut, koin mendarat di tengah-tengah sela rumput sehingga dilakukan lemparan 2 kali.
Pada pergelaran tahun itu juga ada 5x pertandingan terpaksa di lakukan dengan adu koin, menjadikan kompetisi Europan Cup dengan tos-tosan koin terbanyak dan banyak pihak jadi merugi.
Maka dari itu untuk menghemat waktu, menghemat tenaga dan menghemat "uang", di berlakukan lah aturan goal tandang pada tahun 1965 di gelaran piala winners dan sukses. Dan aturan gol tandang mulai diterapkan pada gelaran Piala Champions musim 1967/68 namun baru benar-benar di pakai pada babak knock-out pada musim 1970/71. Pada saat itu Everton harus gugur di tangan Panathinaikos dengan agregat 1-1, Everton harus gugur karena hasil 1-1 terjadi di markas mereka dan menjadikan Everton vs Panathinaikos menjadi laga Champions pertama yang berakhir dengan kemenangan gol tandang.
Spoiler for :

Pertandingan Everton vs Panathinaikos yang menghasilkan Panathinaikos menang gol tandang pertama.
Sekarang muncul pertanyaan baru, kenapa harus gol tandang? kenapa tidak di balik, kenapa bukan gol kandang?
Nah pernahkah kalian berpikir demikian. Fifa ada alasan tersendiri untuk soal ini.
Sebelum di berlakukan nya gol tandang, Tim yang datang dari jauh menempuh jarak yang terkadang berjam-jam, kelelahan adalah faktor utama. Belum lagi dari segi cuaca, kondisi asing yang harus tim tamu adaptasi, bentuk stadion, suporter tuan rumah, bahkan posisi tidur pun sangat berpengaruh. Maka dari itu jelas kondisi fisik dan mental tim tamu tidak sebagus saat di markas mereka, jadi para pelatih dan tim-tim saat itu lebih memilih opsi bermain bertahan dan membalas habis-habisan di leg ke-2 di markas sendiri. Pun begitu tim tuan rumah bakalan habis-habisan di leg 1, kemudian mencoba menjaga keunggulan di leg 2. Maka tak heran jika pada saat itu tim tuan rumah mayoritas lebih banyak mendapatkan kemenangan di banding tim tamu.
Untuk memperkuat mental tim tamu, menambah agresivitas pemain-pemain dan tentu saja menambah keseruan saat pertandingan, maka dari itu faktor gol tandang di rasa lebih efektif dan lebih adil. Leg 1 menjadi pertandingan yang seru untuk tuan rumah agar berhati-hati menjaga gawang sembari mencari gol yang banyak karena bermain di kandang, tim tamu juga akan sedikit bertahan lalu melancarkan serangan balik, atau bahkan tim tamu lebih agresif untuk mengincar gol tandang agar bisa sedikit lega di leg 2. Apapun hasil yang di dapat di leg 1 (asal bukan kemenangan besar), menjadikan pertandingan leg 2 akan jadi tambah seru.
Pun begitu jika terjadi babak tambahan di leg ke-2, jika melalui sudut pandang biasa, maka tuan rumah leg-2 di rasa lebih unggul karena akan melalui 30 menit babak tambahan di tempat mereka. Tapi itu jelas juga faktor kerugian besar, karena jika ada gol tambahan dari tim tamu, berarti mereka harus mencari 2 gol balasan, karena jika hasil imbang dengan ada nya tambahan gol menjadikan mereka tersingkir. Begitupun sebalik nya, menambah 1 gol tuan rumah di babak tambahan belum tentu menjadikan mereka aman, karena suatu saat bisa saja tim tamu menyamakan kedudukan dan lagi-lagi kerugian di tim tuan rumah. So, apapun yang terjadi, tambahan waktu leg 2 tetap akan seru dan mendukung kedua tim.
Nah bagaimana jika sudah ada aturan gol tandang dan juga tetap imbang hingga akhir waktu. Yah tentu nya lagi-lagi harus menggunakan adu koin. Beda nya kali ini tidak ada laga tambahan, jadi jika imbang sampai perpanjangan waktu, maka di langsungkan adu koin. Hingga akhir nya Fifa menerapkan aturan adu penalti tahun 1970 untuk pertandingan yang masih imbang. Dan hebat nya, Everton lagi-lagi yang merasakan adu penalti pertama di Champions, pada tahun yang sama mereka kalah gol tandang, sebelum pertandingan itu, mereka melakukan adu penalti melawan Borussia Monchengladbach di 16 besar setelah 2 leg berakhir imbang dengan agregat 2-2. Everton menang penalti 4-3, dan akhir nya gugur gol tandang lawan Panathinaikos di perempat final.
Penutup.
Kembali ke judul, perlukah aturan gol tandang, apalagi di masa sekarang? Saya pribadi menjawab tentu masih perlu, meskipun sudah ada aturan yang lebih modern menggantikan adu koin, tentu saja peraturan gol tandang membuat pertandingan lebih variatif dengan taktik pelatih masing-masing. Bukan pertandingan monoton dimana tuan rumah selalu bermain menyerang sedangkan tim tamu memilih jalan bertahan.

Dan juga bisa sekarang sudah bisa di pahami kenapa Atletico yang hanya menang 1-0 di markas mereka lebih berharga ketimbang 2-1 nya Bayern. Karena keberhasilan tim tamu mencetak gol di markas lawan lebih di apresiasi dari pada mencetak gol di markas sendiri. Meskipun Atletico di bombardir dan hanya mengandalkan serangan balik, namun pertahanan kuat dan serangan Atletico yang efektif lah yang membedakan pertandingan ini. Akhir kata selamat Atletico atas kemenangan gemilang nya dan menggenggam tiket final.
Anomali gol tandang
- AC Milan dan Intermilan pernah bertemu di semifinal Champions 2003, mereka sama-sama memetik hasil imbang dengan agregat 1-1. Meskipun 2 pertandingan di laksanakan di tempat yang sama (AC Milan dan Intermilan berbagi stadion), tapi AC Milan lolos ke final karena pada hasil imbang 1-1 di anggap sebagai gol tandang AC Milan karena Intermilan berperan sebagai tuan rumah saat itu.
- Piala Winners tahun 1971 mempertemukan Sporting Libson dan Rangers. Leg 1 menghasilkan kemenangan Rangers 3-2, dan Leg 2 menghasilkan kemenangan Sporting juga skor 3-2. Namun di perpanjangan waktu mereka sama-sama menambah gol menjadi skor 4-3.
-First leg: Rangers 3 – 2 Sporting
-Second leg, after 90 minutes: Sporting 3 – 2 Rangers
-Second leg, after extra time: Sporting 4 – 3 Rangers
Namun bukan kemenangan gol tandang yang di dapat Rangers, wasit Laurens van Raavens malah menganggap harus adu penalti. Sporting menang adu penalti 3-0. Hingga akhir nya Rangers melakukan banding dan di terima, Rangers pun berhak melanjutkan turnamen dan di anggap sebagai pemenang. Rangers pun pada akhirnya mengangkat tropy piala Winners tahun itu.
- Tahun 2014 lalu pernah ada wacana untuk merevisi ulang aturan gol tandang. Banyak pelatih klub-klub ternama seperti Juergen Kloop, Alex Ferguson, Andre Villas Boas, Jose Mourinho, Arsene Wenger, Pep Guardiola, Luis Enrique, Manuel Pellegrini dan pelatih-pelatih top lainnya berkumpul di markas UEFA, Nyon, Swiss. Ada pembicaraan hangat yang sedang mereka bahas, yakni perubahan aturan gol tandang yang mungkin akan sedikit diubah pada ajang Liga Champions. Namun kelihatan nya tidak dilanjutkan.
Spoiler for :

sumber: wikipedia, google, google image, theguardian.com , bola.okezone.com , fourfourtwo.com , panditfootball.com , tribunnews.com , Pemikiran TS sendiri.
Link situs
Spoiler for :
http://www.theguardian.com/football/...all-away-goals
http://bola.okezone.com/read/2016/02...liga-champions
http://www.fourfourtwo.com/features/...dkCxaIOFBRj58A
http://panditfootball.com/cerita/161...andang-dihapus
http://www.tribunnews.com/euro-2012/...ti-adu-penalti
mampir trit ane yang lain
Spoiler for trit:
Perkataan bohong yang sudah biasa di ucapkan di Indonesia #HT1
serba-serbi youtube
Pernah 1 Tim, Berikut Pe-sepakbola Beruntung Pernah Bersama Messi dan C.Ronaldo. #HT2
kemungkinan drama yang terjadi di final ucl 2016#HT3
Hewan-hewan Ini di beri Julukan Naga HT 4
serba-serbi youtube
Pernah 1 Tim, Berikut Pe-sepakbola Beruntung Pernah Bersama Messi dan C.Ronaldo. #HT2
kemungkinan drama yang terjadi di final ucl 2016#HT3
Hewan-hewan Ini di beri Julukan Naga HT 4
Diubah oleh Saranghea 06-05-2016 08:38
0
54K
Kutip
257
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan