- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pimpinan MNLF Nur Miswari : Kami Siap membantu Indonesia kapanpun jika . . .
TS
muhamadbayu11
Pimpinan MNLF Nur Miswari : Kami Siap membantu Indonesia kapanpun jika . . .
Kivlan, Moro, dan Nur Misuari
Milisi Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mengangkat senjata saat mencapai kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina pada 1996.
2514
SHARE
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ternyata saksi mata mengenai peran mantan Kastaf Kostrad TNI sekaligus mantan Komandan Pasukan Perdamaian Organisasi Kenferensi Islam (OKI) dalam penyelesaian konflik di Filipina selatan (Moro), Kivlan Zein, banyak yang melihatnya secara langsung
Salah satunya di antaranya adalah wartawan senior Republika, Selamat Ginting. Dia pun berkenan mengisahkan pengalamannya semasa masih mengawali kariernya sebagai jurnalis sekitar 20 tahun silam.
‘’Setelah perundingan antara Filipina dan Gerilyawan Moro usai, yakni pada tahun 1996, berangkat ke Filipina selatan. Di sana saya ketemu dengan gerilyawan Moro. Begitu ketemu mereka langsung bertanya: Anda dari mana? Saya jawab dari Medan.Oh Pak Kivaln anak Medan juga sama dengan Anda. Nah, di situ saya langsung paham Pak Kivlan sangat dikenal di wilayah yang terdiri dari banyak pulau itu,’’kata Selamat Ginting, Selasa malam (3/5).
Yang lebih unik lanjut Ginting, Kivlan rupanya pernah bicara panjang lebar kepada Nur Misuari tentang sejarah TNI yang juga lahir dari massa lasykar rakyat. Dia rupanya ingin memberi tahu sekaligus menyakinkan bahwa di Indonesia pun pernah terjadi penataan tentara (reorganisasi tentara/Rera) pada masa awal kemerdekaan.
Kivlan menerangkan kepada Nur Misuri bahwa saat dilakukan ‘Rera’ maka tidak semua anggota lasykar rakyat dapat menjadi anggota TNI aktif dan profesional.Saat itu Nur Misuari berkukuh bahwa seluruh gerilyawan Moro harus menjadi anggota tentara Filipina.
‘’Dinasihati Kivlan seperti itu, rupanya Nur Misuari pun menurut. Dia sepaham atau setuju atas pemikiran Kivlan,’’ ujar Ginting.
Nah, melihat langsung peristiwa itu, maka Ginting pun mengakui sangat bisa mengerti bila Kivlan kemudian punya jaringan luas di kalangan gerilyawan di Filipina selatan.
Menurut Ginting, pihaknya bisa maklum bila sampai Nur Misuari, raja Sulu, atau orang penting di wilayah Filipina selatan itu banyak yang meminta Kivlan agar menikahi putrinya. Apalagi di ajang konperensi OKI yang berlangsung setelah itu nama Kivlan berkibar-kibar dan harum. Dia dianggap mampu menjadi jembatan perdamaian antara tentara Filipina dengan lasykar bersenjata Moro.
‘’Apalagi waktu itu Kivlan lagi ganteng-gantengnya memang. Dengan status sebagai komandan pasukan perdamaian, maka tak bisa dibantah Kivlan memang menjadi idola di wilayah Moro. Bahkan marinir Filiina pun banyak kenal dia. Hebatlah dia. Saat itu saya bisa leluasa liputan di Moro (Filipina selatan) dengan jual nama dia. Semua orang penting di sana rupanya kenal Kivlan,’’ ujar Ginting.
Red: Muhammad Subarkah
http://m.republika.co.id/berita/duni...an-nur-misuari
----
Berita diatas cuma pemanis
----
Barusan wawancara di TV one gan , stelah Gubernur Sulu secara langsung yang ngomong , sekarang Mulai jelas bagaimana kronologi sesungguhnya pembebasan 10 Sandera ini .
Jadi Jendral Kivlan Zen datang ke Pemimpin MNLF yaitu Nur Misuari untuk membebaskan Para sandera .
Setelah pembebasan Sandera yang 10 , Nur Misuari tadi saat ditanya apakah akan membantu membebaskan 4 Sandera sisanya .
Beliau bilang dengan antusias :
"Tentu saja , Kapanpun jika Pemerintah indonesia mau saya akan mengusahakan , Jika indonesia secara " Resmi " memintanya"
kurang lebih begitu , saya masih nyari berita resmi nya .
Jadi menurut kesimpulan ane , Gelora Kemerdekaan disana belum padam , Nur Misuari sepertinya , ketika merdeka nanti ingin mendapat dukungan dari Pemerintah Indonesia .
Selama ini Pengaruh Indonesia sangat besar di Wilayah kekuasaan MNLF . Utamanya saat Rundingan Damai Tahun 1996 .
Kira kira menurut agan , kalau Indonesia mendukung Kemerdekaan Rakyat Moro apakah menguntungkan bagi kita ?
Dulu juga ada wacana pemberontak Sulu mau gabung indonesia kan .
Hmm . .
Sumber : TV one barusan
Tambahan : MNLF gak minta gabung gan , cuman minta dukungan , jadi pas merdeka nanti sah secara de Facto dan De Jure
----
Dipikir pikir agan bener juga , ini konspirasi mereka memanfaatkan Abu sayyaf di posisikan penjahat sedangkan mereka sendiri diposisikan Pahlawan .
jadi standar janda .
Padahal Abu sayyaf mun 120 orang beda sama MNLF yang Anggotanya Puluhan Ribu .
Licik sih , dipikir pikir mana mau nglepasin sandera tanpa balas budi , gak ada makan siang yang gratis
Milisi Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) mengangkat senjata saat mencapai kesepakatan damai dengan pemerintah Filipina pada 1996.
2514
SHARE
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ternyata saksi mata mengenai peran mantan Kastaf Kostrad TNI sekaligus mantan Komandan Pasukan Perdamaian Organisasi Kenferensi Islam (OKI) dalam penyelesaian konflik di Filipina selatan (Moro), Kivlan Zein, banyak yang melihatnya secara langsung
Salah satunya di antaranya adalah wartawan senior Republika, Selamat Ginting. Dia pun berkenan mengisahkan pengalamannya semasa masih mengawali kariernya sebagai jurnalis sekitar 20 tahun silam.
‘’Setelah perundingan antara Filipina dan Gerilyawan Moro usai, yakni pada tahun 1996, berangkat ke Filipina selatan. Di sana saya ketemu dengan gerilyawan Moro. Begitu ketemu mereka langsung bertanya: Anda dari mana? Saya jawab dari Medan.Oh Pak Kivaln anak Medan juga sama dengan Anda. Nah, di situ saya langsung paham Pak Kivlan sangat dikenal di wilayah yang terdiri dari banyak pulau itu,’’kata Selamat Ginting, Selasa malam (3/5).
Yang lebih unik lanjut Ginting, Kivlan rupanya pernah bicara panjang lebar kepada Nur Misuari tentang sejarah TNI yang juga lahir dari massa lasykar rakyat. Dia rupanya ingin memberi tahu sekaligus menyakinkan bahwa di Indonesia pun pernah terjadi penataan tentara (reorganisasi tentara/Rera) pada masa awal kemerdekaan.
Kivlan menerangkan kepada Nur Misuri bahwa saat dilakukan ‘Rera’ maka tidak semua anggota lasykar rakyat dapat menjadi anggota TNI aktif dan profesional.Saat itu Nur Misuari berkukuh bahwa seluruh gerilyawan Moro harus menjadi anggota tentara Filipina.
‘’Dinasihati Kivlan seperti itu, rupanya Nur Misuari pun menurut. Dia sepaham atau setuju atas pemikiran Kivlan,’’ ujar Ginting.
Nah, melihat langsung peristiwa itu, maka Ginting pun mengakui sangat bisa mengerti bila Kivlan kemudian punya jaringan luas di kalangan gerilyawan di Filipina selatan.
Menurut Ginting, pihaknya bisa maklum bila sampai Nur Misuari, raja Sulu, atau orang penting di wilayah Filipina selatan itu banyak yang meminta Kivlan agar menikahi putrinya. Apalagi di ajang konperensi OKI yang berlangsung setelah itu nama Kivlan berkibar-kibar dan harum. Dia dianggap mampu menjadi jembatan perdamaian antara tentara Filipina dengan lasykar bersenjata Moro.
‘’Apalagi waktu itu Kivlan lagi ganteng-gantengnya memang. Dengan status sebagai komandan pasukan perdamaian, maka tak bisa dibantah Kivlan memang menjadi idola di wilayah Moro. Bahkan marinir Filiina pun banyak kenal dia. Hebatlah dia. Saat itu saya bisa leluasa liputan di Moro (Filipina selatan) dengan jual nama dia. Semua orang penting di sana rupanya kenal Kivlan,’’ ujar Ginting.
Red: Muhammad Subarkah
http://m.republika.co.id/berita/duni...an-nur-misuari
----
Berita diatas cuma pemanis
----
Barusan wawancara di TV one gan , stelah Gubernur Sulu secara langsung yang ngomong , sekarang Mulai jelas bagaimana kronologi sesungguhnya pembebasan 10 Sandera ini .
Jadi Jendral Kivlan Zen datang ke Pemimpin MNLF yaitu Nur Misuari untuk membebaskan Para sandera .
Setelah pembebasan Sandera yang 10 , Nur Misuari tadi saat ditanya apakah akan membantu membebaskan 4 Sandera sisanya .
Beliau bilang dengan antusias :
"Tentu saja , Kapanpun jika Pemerintah indonesia mau saya akan mengusahakan , Jika indonesia secara " Resmi " memintanya"
kurang lebih begitu , saya masih nyari berita resmi nya .
Jadi menurut kesimpulan ane , Gelora Kemerdekaan disana belum padam , Nur Misuari sepertinya , ketika merdeka nanti ingin mendapat dukungan dari Pemerintah Indonesia .
Selama ini Pengaruh Indonesia sangat besar di Wilayah kekuasaan MNLF . Utamanya saat Rundingan Damai Tahun 1996 .
Kira kira menurut agan , kalau Indonesia mendukung Kemerdekaan Rakyat Moro apakah menguntungkan bagi kita ?
Dulu juga ada wacana pemberontak Sulu mau gabung indonesia kan .
Hmm . .

Sumber : TV one barusan
Tambahan : MNLF gak minta gabung gan , cuman minta dukungan , jadi pas merdeka nanti sah secara de Facto dan De Jure
----
Quote:
Dipikir pikir agan bener juga , ini konspirasi mereka memanfaatkan Abu sayyaf di posisikan penjahat sedangkan mereka sendiri diposisikan Pahlawan .
jadi standar janda . Padahal Abu sayyaf mun 120 orang beda sama MNLF yang Anggotanya Puluhan Ribu .
Licik sih , dipikir pikir mana mau nglepasin sandera tanpa balas budi , gak ada makan siang yang gratis

Diubah oleh muhamadbayu11 06-05-2016 13:27
0
3.7K
29
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan
