- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cinta Terlarang Batman dan Robin yang Kontroversial


TS
maskink
Cinta Terlarang Batman dan Robin yang Kontroversial
Siang Gan....
Ane mau berbagi nih semoga gak
Yang santai boleh baca' sampe selesai... yang blm sempet baca boleh "ctrl D" dulu

Denny JA Penulis puisi-esai JIL

Hingga seorang sutradara Rahadi M.A. [sebelumnya diberitakan Hanung Bramantyo] tertarik mengangkatnya ke layar lebar yang mengisahkan percintaan antara Amir dan Bambang dalam puisi tersebut dengan latar Pesantren. Tentu saja hal ini membuat sakit hati yang nyeri bagi umat islam, khususnya kaum Pesantren yang merasa dideskriditkan dengan film ini.
Berikut Jalan Ceritanya
/1/
Sudah tiga kali
Amir terbangun lepas tengah malam:
Pukul 2.00 dini hari
Diselimutinya istri
Ia cium keningnya.
Ia pun keluar kamar,
Duduk di sofa
Sendiri saja
Gelap menyelimuti.
Rasa iba melecutnya
Tangis tanpa suara
Membentur langit-langit
Berantakan jiwanya.
Enam bulan sudah ia berumah tangga
Tanpa gairah, tanpa bahagia.
Kepada ibunya dulu ketika sakit parah
Ia telah menyerah untuk menikah.
Dicobanya segala cara,
Ditempuhnya segala jalan,
Tetapi segalanya sia-sia.
Hidupnya bertambah celaka.
Ya Allah, apa gerangan salahku?
Mengapa raga pria yang Kau-anugerahkan padaku?
Namun hatiku sepenuhnya perempuan?
Lelah sudah aku memakai topeng.
Topeng lagi, topeng lagi
Kasihan ibuku,
Kasihan istriku,
Kasihan aku,
Kasihan Bambang, kekasihku.
/2/
Disebutnya nama itu berkali kali,
Bambang, Bambang
Keduanya dulu bersama-sama
Di sekolah menengah dan di kampus.
Lampu ia nyalakan
Dan dibukanya laci:
Foto, puisi, tulisan, aksesori,
Semua memicu kenangan cinta terlarang.
Sepuluh tahun sudah
Mereka selam-menyelam
Membina kasih sayang.
Tapi itu haram, kata orang.
Akhirnya Amir pun menikah
Dengan gadis pilihan Ibu,
Bambang mengikhlaskannya,
Bambang mengorbankan cintanya.
Dan lihat, ada dua cincin
Di jari Amir:
Untuk istri di jari kiri
Untuk Bambang di jari kanan.
Malam Sabtu yang terasa sesak,
Malam Sabtu yang penuh haru,
Penuh isak dan gejolak
Ketika terakhir kali mereka bertemu.
Saat itu Bambang memintanya memilih
Amir, kau tak bisa lagi sembunyi;
Kepada dunia luar, nyatakanlah diri
Buka topengmu, katakan kau seorang gay.
Tapi Amir tak sekuat Bambang.
Ia selalu ragu dengan naluri homoseksnya,
Ia ingin patuh ajaran agama,
Ia terlalu cinta ibunya yang sejak lama ditinggal mati Ayah.
Sampai kapan kau bersembunyi?
Sekali gay, kau tetap gay
Menunda, menghindar, menampik diri
Hanya menambah panjang rasa nyeri, Bambang meyakinkannya
Nasihat Bambang benar belaka
Tapi aku tak boleh cepat putus asa
Tuhan memberiku tubuh pria
Harus kuikuti ajaran agama, gumam Amir meyakinkan diri.
Ujar Bambang,
Kalau begitu kita harus berpisah, Sayang
Bagaikan sembilu rasanya janji
Untuk tidak bertemu lagi.
Amir, kata Bambang, aku pamit.
Jadilah suami yang baik.
Aku akan raib. Malam pun tercecap pahit.
Aku akan segera pindah ke lain kota.
Aku kekasihmu, bukan penghalang hidupmu,
Kata Bambang melanjutkan,
Ini cincin dariku. Tak usahlah kita berjumpa lagi
Meski cintaku padamu tak kunjung henti.
Amir coba menawar
Walau ia nanti menikah, jangan itu jadi penghalang
Bambang mengulangi mantra yang sering ia sihirkan,
Amir, dalam hidup jangan bertindak setengah-setengah!
Apa pun yang kau pilih, lakukan dengan hati penuh seluruh!
Bambang lalu menghilang tak tahu rimba.
Amir hidup bersama istri,
Tapi hati dan angan-angannya melayang
Mencari Bambang selalu.
/3/
Sejak dulu Ayah dan Ibu
Tak pernah tahu
Kalau anak laki-lakinya
Suka nangis sendirian saja.
Di sekolah ia selalu bertiga
Bersama Sarinah dan Bambang
Membaca buku agama
Menyimak kisah nabi.
Dihafalnya segala ajaran
Tapi ia suka diam-diam bertanya,
Kenapa aku tak terpikat pada Sarinah, ya?
Padahal banyak anak laki-laki mendekatinya.
Bambang yang kekar,
Bambang yang baik hati,
Telah masuk ke dalam hidupnya,
Telah menguasai angan-angannya.
Wahai, Amir dan Bambang!
Batman dan Robin dari desa!
Begitu teman-teman menjuluki keduanya
Amir dan Bambang hanya senyum saja.
Bambang disebut Batman,
Karena ia jagoan
Berani berbeda
Keras prinsip hidupnya.
Sedangkan Amir seorang peragu
Goyah pendirian selalu;
Karena akrab dengan Bambang Sang Batman
Ia kebagian sebutan Robin.
Eros telah menyatukan keduanya
Di sekolah menengah
Siapakah yang mesti disalahkan?
Semua terjadi begitu saja, tanpa rencana.
/4/
Pernah, ketika Amir iseng bertanya
Kepada guru mengaji
Tentang cinta yang tumbuh
Di antara dua orang laki-laki.
Sang Guru langsung berkobar,
Itu terkutuk, neraka, laknat,
Sampah yang dikucilkan masyarakat!
Disemprotkannya segala sumpah-serapah.
Kisah al-Quran pun disampaikan:
Tersebutlah ada segerombolan laki-laki
Mengepung rumah Nabi Luth
Yang punya tamu seorang laki-laki.
Para pengepung itu meminta Luth
Merelakan tamunya untuk digauli;
Dengan tegas Luth menolak
Tuntutan mereka yang tak berakhlak.
Diingatkannya azab Allah akan menimpa,1
Tapi orang-orang itu balik mengancam.
Luth yang tak berdaya
Mohon perlindungan Yang Mahakuasa.
Maka para Malaikat pun datang
Dan Luth pergi malam itu juga.2
Kampung itu pun segera diluluh-lantakkan
Murka Allah kepada mereka yang menyimpang.
Berdebar hati Amir mendengar kisah itu!
Hari berganti hari
Ia memohon kepada-Nya
Agar dijauhkan dari musibah cinta terlarang.
Sejak lama disadarinya,
Dalam agama apa pun hubungan itu dilarang.
Yang ada hanya kutukan, cemooh, serta ancaman
Bagi laki-laki yang suka laki-laki.
Hubungan yang melawan kodrat,
Cinta yang tak membuahkan keturunan,
Perbuatan bejat
Yang menjadi sasaran kutukan Tuhan!3
Ya Allah, jangan biarkan hidupku celaka!
Kuinginkan jalan yang diridhoi
Jalan Allah yang dirintis para Nabi
Pedoman hidupku di bumi.
/5/
Dikuatkannya niat
Menerjang benteng naluri;
Ia ingin mencintai wanita
Dan membentuk keluarga sakinah.
Suatu sore di sebuah taman
Didekatinya Sarinah, dirangkulnya, dipeluknya,
Diciumnya siapa tahu asmara bisa menyala
Semuanya sia-sia.
Perempuan muda yang cerdas dan ayu itu
Tak menumbuhkan gelora rupanya;
Tak dirasakannya getaran
Tak dialaminya sengatan hambar belaka!
Sarinah sejak lama menaruh hati padanya
Ia coba layani saja;
Amir ingin belajar mencintai wanita
Walau hatinya hanya tergetar oleh pria.
/6/
Sampai waktunya Amir dan Bambang
Pindah ke Jakarta menjadi mahasiswa.
Langit terasa makin terbuka
Dan semuanya tampak beda.
Dalam komunitasnya, Amir
Berkumpul dengan sesama jenis
Lepas apa adanya.
Begitu saja, bercanda bertukar cerita.
Tanpa topeng.
Desainer baju, ahli mode
Yang kondang di seantero negeri
Ada di sana.
Mata Amir pun terbuka.
Tanpa topeng.
Beragam pula mereka tampilannya:
Lemah gemulai atau gagah perkasa,
Semua hadir
Bagai sungai, mengalir.
Tanpa topeng.
Amir melihat sebuah dunia
Yang hanya bisa dijelaskan
Dengan cara yang berbeda,
Yang sama sekali tanpa prasangka.
Tanpa topeng.
Banyak yang sudah melanglang dunia
Giat menuntut perlakuan yang setara
Bagi laki-laki yang hanya bisa bahagia
Kalau hidup dengan yang berjenis sama.
Tanpa topeng.
Ujar Leo, menjadi homoseks bisa sejak bayi
Itu akibat kelainan genetis sejak lahir.
Kondisi ini tidak diminta oleh mereka.
Menjadi gay tak bisa disalahkan secara moral 4
Alex bilang, menjadi homoseks bukan kejahatan;
Dulu wanita dan kulit hitam juga warga kelas dua,
Tapi kini mereka setara
Karena mereka berjuang.5
Tengok di negeri Paman Sam, kata Roi berapi-api,
Dulu kaum gay dikucilkan
Kini, di militer kaum gay
Tidak dianggap persoalan.6
Di negeri itu, beberapa negara bagian
Telah mensahkan pernikahan homoseks.
Presiden Obama pun membela mereka
Resmi di sebuah jamuan makan malam.7
Martin meyakinkan, Mustahil berjuang
Jika tak bangga dengan jati diri kita selaku kaum gay;
Tanpa perjuangan itu, di Indonesia
Kaum gay selalu dituding sebagai penyimpangan!
Hendro pun menyambung, Langkah pertama,
Mulailah terbuka kepada dunia luar bahwa kita gay.8
Yakinkan bahwa kita manusia seperti yang lain juga,
Kita bisa merasa luka, sepi, dan jatuh cinta;
Ajaklah mereka berdiskusi, bujuklah mereka
Membaca buku, memperhatikan berita, menonton film,9
Jelaskan bahwa kita tak mau lebih
Kecuali diakui sebagai manusia saja sama seperti manusia lainnya.
Semua yang telah diucapkan itu
Menyusup ke dalam kesadaran Amir;
Ia pun jadi sering merenung.
Apa yang perlu aku khawatirkan dengan menjadi gay?
Aku sudah terlahir seperti ini
Menjadi gay mungkin karena unsur genetisku
Bukankah ini pemberian Tuhan juga
Yang harus aku syukuri?
Tapi ia ingat Ibu yang sangat dicintainya.
Perempuan itu pasti tak bisa menerima
Ia Muslimah sejati, dibesarkan di keluarga yang taat
Di sebuah desa yang terletak di tepi negeri.
Pasti akan hancur hatinya
Kalau mengetahui bahwa anak laki-lakinya
Mempunyai sikap dan perbuatan
Yang akan membuat Allah murka!
Diingatnya juga guru ngajinya dulu
Yang berkisah tentang Sodom dan Gomorah,
Tentang laknat Tuhan kepada kaum homoseks.
Oh, no way, no way, ujar Amir.
Badai menerjang batinnya
Dan tetap ia rahasiakan nalurinya.
Biar komunitas kecil saja yang mengerti
Rahasia yang mungkin tersimpan sampai mati.
/7/
Amir tak pernah menyerah menjalankan ajaran agama.
Dicarinya Sarinah.
Ia hidup-hidupkan nyala api cintanya
Ia sangat ingin mencintai wanita.
Sarinah perempuan cerdas,
Gelagat itu semakin jelas ditangkapnya:
Amir ternyata hanya bisa ceria
Kalau Bambang ada di sampingnya.
Demikianlah maka hubungan
Antara Amir dan Sarinah semakin hambar;
Sarinah merasa tak nyaman
Akhirnya pergi juga meninggalkannya.
Amir berusaha menjadi laki-laki
Bagi Sarinah,
Tapi sia-sia:
Hatinya tak bisa direkayasa.
lanjut Di Bawah
***
Klo ane sih setuju nih film di Block karena unsur
yang berkenan Boleh dong
nya....
Ane mau berbagi nih semoga gak

Yang santai boleh baca' sampe selesai... yang blm sempet baca boleh "ctrl D" dulu

Spoiler for 'Cinta Terlarang Batman dan Robin' yang Kontroversial:

Denny JA Penulis puisi-esai JIL

Hingga seorang sutradara Rahadi M.A. [sebelumnya diberitakan Hanung Bramantyo] tertarik mengangkatnya ke layar lebar yang mengisahkan percintaan antara Amir dan Bambang dalam puisi tersebut dengan latar Pesantren. Tentu saja hal ini membuat sakit hati yang nyeri bagi umat islam, khususnya kaum Pesantren yang merasa dideskriditkan dengan film ini.
Berikut Jalan Ceritanya
/1/
Sudah tiga kali
Amir terbangun lepas tengah malam:
Pukul 2.00 dini hari
Diselimutinya istri
Ia cium keningnya.
Ia pun keluar kamar,
Duduk di sofa
Sendiri saja
Gelap menyelimuti.
Rasa iba melecutnya
Tangis tanpa suara
Membentur langit-langit
Berantakan jiwanya.
Enam bulan sudah ia berumah tangga
Tanpa gairah, tanpa bahagia.
Kepada ibunya dulu ketika sakit parah
Ia telah menyerah untuk menikah.
Dicobanya segala cara,
Ditempuhnya segala jalan,
Tetapi segalanya sia-sia.
Hidupnya bertambah celaka.
Ya Allah, apa gerangan salahku?
Mengapa raga pria yang Kau-anugerahkan padaku?
Namun hatiku sepenuhnya perempuan?
Lelah sudah aku memakai topeng.
Topeng lagi, topeng lagi
Kasihan ibuku,
Kasihan istriku,
Kasihan aku,
Kasihan Bambang, kekasihku.
/2/
Disebutnya nama itu berkali kali,
Bambang, Bambang
Keduanya dulu bersama-sama
Di sekolah menengah dan di kampus.
Lampu ia nyalakan
Dan dibukanya laci:
Foto, puisi, tulisan, aksesori,
Semua memicu kenangan cinta terlarang.
Sepuluh tahun sudah
Mereka selam-menyelam
Membina kasih sayang.
Tapi itu haram, kata orang.
Akhirnya Amir pun menikah
Dengan gadis pilihan Ibu,
Bambang mengikhlaskannya,
Bambang mengorbankan cintanya.
Dan lihat, ada dua cincin
Di jari Amir:
Untuk istri di jari kiri
Untuk Bambang di jari kanan.
Malam Sabtu yang terasa sesak,
Malam Sabtu yang penuh haru,
Penuh isak dan gejolak
Ketika terakhir kali mereka bertemu.
Saat itu Bambang memintanya memilih
Amir, kau tak bisa lagi sembunyi;
Kepada dunia luar, nyatakanlah diri
Buka topengmu, katakan kau seorang gay.
Tapi Amir tak sekuat Bambang.
Ia selalu ragu dengan naluri homoseksnya,
Ia ingin patuh ajaran agama,
Ia terlalu cinta ibunya yang sejak lama ditinggal mati Ayah.
Sampai kapan kau bersembunyi?
Sekali gay, kau tetap gay
Menunda, menghindar, menampik diri
Hanya menambah panjang rasa nyeri, Bambang meyakinkannya
Nasihat Bambang benar belaka
Tapi aku tak boleh cepat putus asa
Tuhan memberiku tubuh pria
Harus kuikuti ajaran agama, gumam Amir meyakinkan diri.
Ujar Bambang,
Kalau begitu kita harus berpisah, Sayang
Bagaikan sembilu rasanya janji
Untuk tidak bertemu lagi.
Amir, kata Bambang, aku pamit.
Jadilah suami yang baik.
Aku akan raib. Malam pun tercecap pahit.
Aku akan segera pindah ke lain kota.
Aku kekasihmu, bukan penghalang hidupmu,
Kata Bambang melanjutkan,
Ini cincin dariku. Tak usahlah kita berjumpa lagi
Meski cintaku padamu tak kunjung henti.
Amir coba menawar
Walau ia nanti menikah, jangan itu jadi penghalang
Bambang mengulangi mantra yang sering ia sihirkan,
Amir, dalam hidup jangan bertindak setengah-setengah!
Apa pun yang kau pilih, lakukan dengan hati penuh seluruh!
Bambang lalu menghilang tak tahu rimba.
Amir hidup bersama istri,
Tapi hati dan angan-angannya melayang
Mencari Bambang selalu.
/3/
Sejak dulu Ayah dan Ibu
Tak pernah tahu
Kalau anak laki-lakinya
Suka nangis sendirian saja.
Di sekolah ia selalu bertiga
Bersama Sarinah dan Bambang
Membaca buku agama
Menyimak kisah nabi.
Dihafalnya segala ajaran
Tapi ia suka diam-diam bertanya,
Kenapa aku tak terpikat pada Sarinah, ya?
Padahal banyak anak laki-laki mendekatinya.
Bambang yang kekar,
Bambang yang baik hati,
Telah masuk ke dalam hidupnya,
Telah menguasai angan-angannya.
Wahai, Amir dan Bambang!
Batman dan Robin dari desa!
Begitu teman-teman menjuluki keduanya
Amir dan Bambang hanya senyum saja.
Bambang disebut Batman,
Karena ia jagoan
Berani berbeda
Keras prinsip hidupnya.
Sedangkan Amir seorang peragu
Goyah pendirian selalu;
Karena akrab dengan Bambang Sang Batman
Ia kebagian sebutan Robin.
Eros telah menyatukan keduanya
Di sekolah menengah
Siapakah yang mesti disalahkan?
Semua terjadi begitu saja, tanpa rencana.
/4/
Pernah, ketika Amir iseng bertanya
Kepada guru mengaji
Tentang cinta yang tumbuh
Di antara dua orang laki-laki.
Sang Guru langsung berkobar,
Itu terkutuk, neraka, laknat,
Sampah yang dikucilkan masyarakat!
Disemprotkannya segala sumpah-serapah.
Kisah al-Quran pun disampaikan:
Tersebutlah ada segerombolan laki-laki
Mengepung rumah Nabi Luth
Yang punya tamu seorang laki-laki.
Para pengepung itu meminta Luth
Merelakan tamunya untuk digauli;
Dengan tegas Luth menolak
Tuntutan mereka yang tak berakhlak.
Diingatkannya azab Allah akan menimpa,1
Tapi orang-orang itu balik mengancam.
Luth yang tak berdaya
Mohon perlindungan Yang Mahakuasa.
Maka para Malaikat pun datang
Dan Luth pergi malam itu juga.2
Kampung itu pun segera diluluh-lantakkan
Murka Allah kepada mereka yang menyimpang.
Berdebar hati Amir mendengar kisah itu!
Hari berganti hari
Ia memohon kepada-Nya
Agar dijauhkan dari musibah cinta terlarang.
Sejak lama disadarinya,
Dalam agama apa pun hubungan itu dilarang.
Yang ada hanya kutukan, cemooh, serta ancaman
Bagi laki-laki yang suka laki-laki.
Hubungan yang melawan kodrat,
Cinta yang tak membuahkan keturunan,
Perbuatan bejat
Yang menjadi sasaran kutukan Tuhan!3
Ya Allah, jangan biarkan hidupku celaka!
Kuinginkan jalan yang diridhoi
Jalan Allah yang dirintis para Nabi
Pedoman hidupku di bumi.
/5/
Dikuatkannya niat
Menerjang benteng naluri;
Ia ingin mencintai wanita
Dan membentuk keluarga sakinah.
Suatu sore di sebuah taman
Didekatinya Sarinah, dirangkulnya, dipeluknya,
Diciumnya siapa tahu asmara bisa menyala
Semuanya sia-sia.
Perempuan muda yang cerdas dan ayu itu
Tak menumbuhkan gelora rupanya;
Tak dirasakannya getaran
Tak dialaminya sengatan hambar belaka!
Sarinah sejak lama menaruh hati padanya
Ia coba layani saja;
Amir ingin belajar mencintai wanita
Walau hatinya hanya tergetar oleh pria.
/6/
Sampai waktunya Amir dan Bambang
Pindah ke Jakarta menjadi mahasiswa.
Langit terasa makin terbuka
Dan semuanya tampak beda.
Dalam komunitasnya, Amir
Berkumpul dengan sesama jenis
Lepas apa adanya.
Begitu saja, bercanda bertukar cerita.
Tanpa topeng.
Desainer baju, ahli mode
Yang kondang di seantero negeri
Ada di sana.
Mata Amir pun terbuka.
Tanpa topeng.
Beragam pula mereka tampilannya:
Lemah gemulai atau gagah perkasa,
Semua hadir
Bagai sungai, mengalir.
Tanpa topeng.
Amir melihat sebuah dunia
Yang hanya bisa dijelaskan
Dengan cara yang berbeda,
Yang sama sekali tanpa prasangka.
Tanpa topeng.
Banyak yang sudah melanglang dunia
Giat menuntut perlakuan yang setara
Bagi laki-laki yang hanya bisa bahagia
Kalau hidup dengan yang berjenis sama.
Tanpa topeng.
Ujar Leo, menjadi homoseks bisa sejak bayi
Itu akibat kelainan genetis sejak lahir.
Kondisi ini tidak diminta oleh mereka.
Menjadi gay tak bisa disalahkan secara moral 4
Alex bilang, menjadi homoseks bukan kejahatan;
Dulu wanita dan kulit hitam juga warga kelas dua,
Tapi kini mereka setara
Karena mereka berjuang.5
Tengok di negeri Paman Sam, kata Roi berapi-api,
Dulu kaum gay dikucilkan
Kini, di militer kaum gay
Tidak dianggap persoalan.6
Di negeri itu, beberapa negara bagian
Telah mensahkan pernikahan homoseks.
Presiden Obama pun membela mereka
Resmi di sebuah jamuan makan malam.7
Martin meyakinkan, Mustahil berjuang
Jika tak bangga dengan jati diri kita selaku kaum gay;
Tanpa perjuangan itu, di Indonesia
Kaum gay selalu dituding sebagai penyimpangan!
Hendro pun menyambung, Langkah pertama,
Mulailah terbuka kepada dunia luar bahwa kita gay.8
Yakinkan bahwa kita manusia seperti yang lain juga,
Kita bisa merasa luka, sepi, dan jatuh cinta;
Ajaklah mereka berdiskusi, bujuklah mereka
Membaca buku, memperhatikan berita, menonton film,9
Jelaskan bahwa kita tak mau lebih
Kecuali diakui sebagai manusia saja sama seperti manusia lainnya.
Semua yang telah diucapkan itu
Menyusup ke dalam kesadaran Amir;
Ia pun jadi sering merenung.
Apa yang perlu aku khawatirkan dengan menjadi gay?
Aku sudah terlahir seperti ini
Menjadi gay mungkin karena unsur genetisku
Bukankah ini pemberian Tuhan juga
Yang harus aku syukuri?
Tapi ia ingat Ibu yang sangat dicintainya.
Perempuan itu pasti tak bisa menerima
Ia Muslimah sejati, dibesarkan di keluarga yang taat
Di sebuah desa yang terletak di tepi negeri.
Pasti akan hancur hatinya
Kalau mengetahui bahwa anak laki-lakinya
Mempunyai sikap dan perbuatan
Yang akan membuat Allah murka!
Diingatnya juga guru ngajinya dulu
Yang berkisah tentang Sodom dan Gomorah,
Tentang laknat Tuhan kepada kaum homoseks.
Oh, no way, no way, ujar Amir.
Badai menerjang batinnya
Dan tetap ia rahasiakan nalurinya.
Biar komunitas kecil saja yang mengerti
Rahasia yang mungkin tersimpan sampai mati.
/7/
Amir tak pernah menyerah menjalankan ajaran agama.
Dicarinya Sarinah.
Ia hidup-hidupkan nyala api cintanya
Ia sangat ingin mencintai wanita.
Sarinah perempuan cerdas,
Gelagat itu semakin jelas ditangkapnya:
Amir ternyata hanya bisa ceria
Kalau Bambang ada di sampingnya.
Demikianlah maka hubungan
Antara Amir dan Sarinah semakin hambar;
Sarinah merasa tak nyaman
Akhirnya pergi juga meninggalkannya.
Amir berusaha menjadi laki-laki
Bagi Sarinah,
Tapi sia-sia:
Hatinya tak bisa direkayasa.
lanjut Di Bawah
***
Klo ane sih setuju nih film di Block karena unsur

yang berkenan Boleh dong

Spoiler for source:
0
2.9K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan