- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tas berisi kondom, pelumas dan brosur gay gegerkan warga Depok
TS
hap69
Tas berisi kondom, pelumas dan brosur gay gegerkan warga Depok
Quote:
Tas berisi kondom, pelumas dan brosur gay gegerkan warga Depok
Reporter : Ya'cob Billiocta, Nur Fauziah | Kamis, 5 Mei 2016 06:28

Leaflet sosialisasi penyebaran HIV di Depok. ©2016 merdeka.com/nur fauziah
Merdeka.com - Warga kawasan Rawa Indah RT 01 RW 03 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Depok geger oleh pemberian tas berisi empat kondom, satu lubricant atau pelumas dan brosur bergambar tiga pria berpelukan.
Pengalaman tak wajar ini dialami Suheni. Dia mengaku kaget, saat datang ke kantor kelurahan dan diberikan satu paket kecil tersebut. Saat melihat isi tas, dirinya semakin kaget, apalagi gambar brosur yang sangat vulgar sekali.
"Saya datang mau urus e-KTP trus ada beberapa laki-laki memberikan tas kecil dibagi-bagikan ke yang datang ke sana, pas saya buka kaget. Untung tidak diambil anak saya," katanya, Rabu (4/5).
Hingga kini belum diketahui pria yang membagikan bungkusan tersebut. Kasus ini mendapat respons dari anggota Komisi D DPRD Depok Pradana Mulyoyunanda. Dia menerima laporan dari warga soal beredarnya brosur tersebut.
"Seharusnya pembagian tersebut harus tepat sasarannya, jangan dibagikan di jalan dan warga yang tidak mengerti," kata Pradana.
Dia pun mengkritisi isi dari brosur itu. Menurutnya, isi pesan yang disampaikan kurang tepat. Pasalnya bila diterima di orang yang tidak mengerti, maka isi pesannya seolah mengajak untuk melakukan lelaki suka lelaki (LSL).
"Bagaimana kalau anak-anak melihat, tidak baca isinya tapi lihat gambarnya saja. Tentu berdampak tidak baik bagi perkembangan mereka," kritiknya.
Aduan warga tersebut pun langsung ditindak Pradana, dengan melapor ke UPT Puskesmas Cipayung dan Babinsa setempat, karena dalam kegiatan pembagian tersebut ada di lokasi kantor kelurahan dan sedang dalam rangkaian acara.
"Lemahnya pengawasan Dinkes Depok terlihat dari adanya pembagian leaflet tersebut," ucapnya.
Dia meminta Dinkes Depok agar menyelidiki pembagian brosur tersebut. Menurutnya, harus ada yang bertanggung jawab dari penyebarannya. Karena hal itu bisa dikatakan sebagai brosur gelap karena tidak ada organisasi ataupun komunitas apa.
"Kalau seperti ini tanggung jawab siapa, karena yang menyebarkan pihak kedua bukan Dinkesnya. Seharusnya Dinkes tahu karena penyebaran ini saat UPT Puskesmas Cipayung mengadakan acara," katanya.
Terpisah, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Cipayung menyarankan jika paket tersebut merupakan bagian dari kampanye HIV AIDS, seharusnya hanya diberikan kepada kaum LGBT. Mereka merasa bahwa komunitas itu merupakan populasi rawan terinfeksi penyakit itu.
"Harusnya leaflet itu ditujukan untuk populasi kunci, yakni lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Leaflet tersebut dari Komisi Penanggulangan AIDS dan dibagikan komunitas Kaki saat acara," kata Kepala UPT Puskesmas Cipayung, Nur Afiyah.
Terkait pembagian tas tersebut, Nur mengakui bahwa pihaknya kecolongan. "Kami kecolongan, dan sudah meminta informasi kepada komunitas yang menyebarkan leaflet tersebut," kata Nur.
Pihaknya juga sudah meminta konfirmasi komunitas Kaki. Namun, komunitas itu beralasan tidak tahu menahu. Ke depannya Nur berjanji akan lebih mengawasi pembagian brosur tentang kesehatan apapun ke warga.
"Leaflet itu sebenarnya sudah ditarik karena terlalu vulgar, saya juga tidak mengerti kenapa bisa sampai ke warga," tuturnya.
Reporter : Ya'cob Billiocta, Nur Fauziah | Kamis, 5 Mei 2016 06:28

Leaflet sosialisasi penyebaran HIV di Depok. ©2016 merdeka.com/nur fauziah
Merdeka.com - Warga kawasan Rawa Indah RT 01 RW 03 Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kecamatan Cipayung, Depok geger oleh pemberian tas berisi empat kondom, satu lubricant atau pelumas dan brosur bergambar tiga pria berpelukan.
Pengalaman tak wajar ini dialami Suheni. Dia mengaku kaget, saat datang ke kantor kelurahan dan diberikan satu paket kecil tersebut. Saat melihat isi tas, dirinya semakin kaget, apalagi gambar brosur yang sangat vulgar sekali.
"Saya datang mau urus e-KTP trus ada beberapa laki-laki memberikan tas kecil dibagi-bagikan ke yang datang ke sana, pas saya buka kaget. Untung tidak diambil anak saya," katanya, Rabu (4/5).
Hingga kini belum diketahui pria yang membagikan bungkusan tersebut. Kasus ini mendapat respons dari anggota Komisi D DPRD Depok Pradana Mulyoyunanda. Dia menerima laporan dari warga soal beredarnya brosur tersebut.
"Seharusnya pembagian tersebut harus tepat sasarannya, jangan dibagikan di jalan dan warga yang tidak mengerti," kata Pradana.
Dia pun mengkritisi isi dari brosur itu. Menurutnya, isi pesan yang disampaikan kurang tepat. Pasalnya bila diterima di orang yang tidak mengerti, maka isi pesannya seolah mengajak untuk melakukan lelaki suka lelaki (LSL).
"Bagaimana kalau anak-anak melihat, tidak baca isinya tapi lihat gambarnya saja. Tentu berdampak tidak baik bagi perkembangan mereka," kritiknya.
Aduan warga tersebut pun langsung ditindak Pradana, dengan melapor ke UPT Puskesmas Cipayung dan Babinsa setempat, karena dalam kegiatan pembagian tersebut ada di lokasi kantor kelurahan dan sedang dalam rangkaian acara.
"Lemahnya pengawasan Dinkes Depok terlihat dari adanya pembagian leaflet tersebut," ucapnya.
Dia meminta Dinkes Depok agar menyelidiki pembagian brosur tersebut. Menurutnya, harus ada yang bertanggung jawab dari penyebarannya. Karena hal itu bisa dikatakan sebagai brosur gelap karena tidak ada organisasi ataupun komunitas apa.
"Kalau seperti ini tanggung jawab siapa, karena yang menyebarkan pihak kedua bukan Dinkesnya. Seharusnya Dinkes tahu karena penyebaran ini saat UPT Puskesmas Cipayung mengadakan acara," katanya.
Terpisah, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Cipayung menyarankan jika paket tersebut merupakan bagian dari kampanye HIV AIDS, seharusnya hanya diberikan kepada kaum LGBT. Mereka merasa bahwa komunitas itu merupakan populasi rawan terinfeksi penyakit itu.
"Harusnya leaflet itu ditujukan untuk populasi kunci, yakni lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Leaflet tersebut dari Komisi Penanggulangan AIDS dan dibagikan komunitas Kaki saat acara," kata Kepala UPT Puskesmas Cipayung, Nur Afiyah.
Terkait pembagian tas tersebut, Nur mengakui bahwa pihaknya kecolongan. "Kami kecolongan, dan sudah meminta informasi kepada komunitas yang menyebarkan leaflet tersebut," kata Nur.
Pihaknya juga sudah meminta konfirmasi komunitas Kaki. Namun, komunitas itu beralasan tidak tahu menahu. Ke depannya Nur berjanji akan lebih mengawasi pembagian brosur tentang kesehatan apapun ke warga.
"Leaflet itu sebenarnya sudah ditarik karena terlalu vulgar, saya juga tidak mengerti kenapa bisa sampai ke warga," tuturnya.
http://www.merdeka.com/peristiwa/tas...rga-depok.html
Ternyata om Gayus warga barokah Depok

0
7.1K
Kutip
26
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan