Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jenfrAvatar border
TS
jenfr
NO SUBJECT (PART 1)
Awal pagi ini aku mulai dengan perasaan yang sangat mengganggu hati takut kalau tiba-tiba Dia sudah tak ingin lagi berbicara denganku. Dia, sosok yang selama ini aku takuti. Takut kenapa ? Takut kalau tiba-tiba saja menghilang dan tak pernah kembali. Dia yang selalu saja membuatku tidak nyaman dengan pikiranku sendiri. DIA.

“Telat! Telat! Telat!” aku terburu-buru memanaskan motor siap untuk berangkat sekolah. Pagi ini telat karena semaleman hanya memandangi handphone yang berharap berdering. Aku ini memang seringkali membuang-buang waktu hanya untuk hal yang tidak berguna. Sampai di sekolah ternyata hanya ada seorang diri , entah kemana para makhluk-makhluk di sekolah. “gilaaa, gue udah buru-buru taunya masih pada belom dateng”. Kemudian aku tertidur sejenak dan terbangun kembali karena ada sesosok yang membangunkanku, “Je,bangun” sentak seorang wanita yang mengejutkanku, dia Virna temanku sejak Sekolah Menengah sampai saat ini. Ternyata seisi kelas sudah penuh bahkan guru pun sudah datang. “semalem pasti ngalong lagi yakan?” kata Virna yang sudah tau kegiatan setiap malamku yang bener-bener tidak berguna ini, “hem” jawabku sekenanya karena masih ngantuk.

Dia, pagi ini seperti pagi-pagi biasanya belum ada di bangku yang biasa ditempati, selalu telat dan paling tepatnya menelatkan diri. Dan 15 menit setelah bel berbunyi Dia datang dengan gaya-gaya rese-nya. Gaya itu sudah aku kenal, aku sangat mengenalnya…………. Dia menghampiriku seperti biasa duduk denganku dan berbincang-bincang. Hari ini dia menceritakan hal yang sangat membuatku badmood dan aku sangat butuh moodbooster. Dia menceritakan tentang hubungan yang Dia jalin bersama pacarnya, “Je! Lo napa bete gitu sih, ga suka denger cerita gue?”Tanya Dia. “Gue ngantuk” kataku singkat. “jelas aja bete, coba aja sini 10 menit jadi gue” gerutuku dalam hati.“Yaelah lagian semalem ngapain coba, siapa suruh tiap malem ngalong, ngalongin siapa kali lo”. Dia ini sangat teramat rese, cowok iseng, ngeselin, bawel, kepoh….. tapi aku SUKA.

Kadang banyak banget hal-hal yang aku suka dari dia tapi kadang juga dia bener-bener jadi manusia yang sangat aku sesali kenapa aku harus suka sama Dia. Bagaimana tidak, hampir setiap hari dia jadi alasan aku badmood dan dia juga yang sering jadi moodbooster yang aku butuhin.

Dia ini bisa dibilang teman tapi tidak sedikit orang bilang kita memiliki hubungan lebih karena kedekatan kami yang gak wajar…. Sampai suatu hari Dia membawakan cerita yang sangat mengejutkan, cerita yang sempet bikin gak bisa nafas, cerita yang bikin kaget, cerita yang selama ini aku tunggu-tunggu juga….. “Gue putus” kata Dia dengan wajah memelas tak memandang wajahku sekalipun.Aku bingung harus merespon bagaimana sebagai teman. “kenapa? Kok bisa?Kapan?Siapa yang putusin? Kataku terkejut, “Gue ga ngerti harus cerita gimana, apa gue salah ya je? Apa gue emang cowok yang gak baik ya buat dia?” Dia selalu saja menyalahkan dirinya sendiri kalau terjadi sesuatu dengan hubungan mereka. “aduh, mending lu cerita sama gue, lu kenapa? Dan apa sebabnya baru lu tanya, gue aja gak tau kenapa lu bisa putus” Aku selalu berusaha menjadi pendengar yang baik, walau sebenernya aku gak suka pekerjaan ini.

Dan ternyata ada orang ketiga dari hubungan mereka, siapapun itu gue sangat berterima kasih untuk memisahkan mereka, yaa walaupun jahat banget keliatannya, but Thanks . Entah apa yang membuat aku merasa berbeda dari hari-hari biasanya atau hanya perasaanku saja sepertinya dia menjauhi aku entah apa alasannya, atau karena dia masih kepikiran mantannya itu? Aku tidak punya keberanian untuk menanyakan apapun, tapi kalau aku diam saja, aku bisa mati penasaran.

Coba mendekati aku rasa tidak ada salahnya, “hm, lu kenapa kok kayaknya…” belum selesai aku bicara Dia membalikan badan menghadap tepat di depan wajahku, “Je, coba lo kasih tau gue, apa kita salah selama ini deket? Apa salah kalo kita deket tapi gue udah punya cewe? Apa salah kalo kita sahabatan?” kata-kata ini sangat membuat aku menyesal datang mendekatinya dan menanyakan keadaannya. “emang kenapa lu tanya gitu?” jawabku datar. “Tolong jawab je, jawab” kali ini Dia menanyakan dengan wajah serius.“Gue rasa wajar-wajar aja, apalagi kalo lu cuma menganggap kita sahabatan.Emang kenapa lu tiba-tiba tanya ginian, apa jangan-jangan gue juga alesan kenapa lu putus?”Aku memberanikan diri menanyakannya, tapi Dia hanya terdiam menatapku dalam. “kenapa diem? Bener gara-gara gue? Trus ini juga alesan lu kenapa dua hari ngejauh? Gapapa kok kalo iya, gue ngerti. Sorry” Kemudian aku pergi dari tempatnya, it’s hurts……..

Malam ini ada jadwal ngumpul bareng Virna, Mesi, Ruth di kost Virna.Kita ini udah temenan lamaaaaaa banget. Aku senang kalau ada jadwal ngumpul seperti ini, udah jarang banget jalan bareng atau ngumpul, udah sibuk sama urusan masing-masing, apalagi Mesi yang sibuknya minta ampun. Aku berangkat ke kost Virna terlebih dahulu karena rumah kami sangat dekat dan kebetulan juga aku paling dekat dengan Virna daripada yang lain makanya aku mau cerita tentang tadi siang aku dan Dia. “Gue denger Dia putus sama ceweknya, kenapa je?” tanya Virna spontan. “Gue kurang tau, Vir.Katanya sih ada pihak ketiga, Tapi belakangan ini gue ngerasa banget Dia ngejauh...” belum selesai bicara Virna menyela “keliatan tuh”. “Ya makanya tadi gue nanya sama Dia, terus tiba-tiba dia jadi aneh, gak tau kenapa dia nanya……”.Mesi dan Ruth datang sehentak aku terdiam.“Hayooooooo kangen gak sama gue?” teriak Ruth mengejutkan.“Kangennnnnnnnnnn” teriakku dan juga Virna.Aku melupakan sejenak masalah di sekolah dengan Dia. Kami melepas rindu hingga larut malam dan lupa waktu.Emang benar kalau sudah bertemu teman lama pasti ada saja yang dibicarakan, masa-masa dulu yang mungkin sebagian dilupakan. Ha ha ha

Keasikan ngumpul jadi tak terasa waktu menunjukan pukul 23:15, Mesi sudah pulang sejak setengah jam yang lalu dan kemudian baru Ruth yang pulang. Aku rasanya tidak ingin pulang, rasanya kalau pulang aku akan teringat lagi kejadian menyebalkan di sekolah. Aku tiduran dan akhirnya tertidur di kost Virna, yang ternyata mama menelponku dan Virna mengatakan kalau aku sudah tertidur pulas.Pagi aku terbangun dan terkejut “Vir, bangun vir. Ini gak salah jam disini?” .“Nggak” jawab Virna singkat dengan wajah bantalnya. “Ini udah pagi?” tanyaku panik” . “iya neng, lu ketiduran terus nyokap telepon, gw bilang aja lu udah tidur trus katanya juga tar ade lu nganter seragam” Jelas Virna. Setelah menunggu seragam datang, aku dan Virna berangkat sekolah bersama.

Sesampainya di kelas, aku berfikir hari ini pasti akan jadi hari yang paling membosannkan, teringat kalau aku dan Dia sedang tidak baik. Tapi tiba-tiba ada sosok yang tidak asing datang terburu-buru kemudian duduk di sebelahku.“Je, ikut gue” Dia datang dan langsung menarik tanganku menuju keluar kelas. “ada apa? Kok tumben dateng pagi banget?” tanyaku kebingungan dengan sikap Dia yang agak aneh.Dan kemudian, Dia memelukku erat, sangat erat.

Aku sangat kebingungan dengan sikapnya yang sungguh aneh pagi ini. “kenapa sih?” kali ini aku benar-benar bingung, Dia sekalipun tidak menjawab pertanyaanku dan hanya diam saja memelukku. Kemudian aku bicara padanya takut kalau-kalau ada guru yang melihat, baru dia melepaskan pelukkannya dan memandangku sangat aneh entah dengan ekspresi wajah apa. “Je, maafin gue kemarin. Lo kemana semalem? Kok gue telepon di reject? Terus sms gak dibales?” pertanyaan dan sikapnya sungguh membingungkan, aku tak menjawab sepatah katapun. “Lo marah sama gue?” tanyanya lagi. “Enggak, gue gak marah. Semalem gue di kost Virna ketiduran, gue gak tau ada telepon, gue gak baca sms, sekarang hp gue ketinggalan di kost, dan gue mau tanya lu kenapa aneh banget.” Jawabku jelas. “Sorry soal kemarin, gue gak bermaksud buat bikin hubungan temen kita jadi salah, gue cuma takut aja temenan kita terlalu jauh.” Perkataan yang buat aku bingung untuk menjawabnya, bingung apa harus dijawab sejujurnya atau hiraukan saja. “maksud lu terlalu jauh apa? Gue ngerasa wajar-wajar aja, toh lu cuma sebatas curhat trus gue kasih pendapat, udah kan?” Aku mulai emosi menjawab semuanya, apa iya Dia tidak memliki perasaan sedikitpun. “Gue cuma…” belum selesai Dia bicara aku memotong perkataannya itu, aku takut aku tidak akan kuat mendengar kata-kata berikutnya, yang pasti menyakitkan lagi. “Gapapa, udah biasa. Lu ga usah ngomong gue cuma gue cuma, lu cuma apa kek gue ga mau tau. Kalo emang lu ngerasa pertemenan kita salah it’s okay, no problem.”

Aku berusaha pergi dari sana, rasanya aku tidak ingin mendengarkan satu katapun dari mulutnya yang selalu saja tidak mengerti apapun yang aku rasakan. Tapi dia selalu saja menahan agar aku tidak pergi dan menyelesaikan semuanya pagi ini. “lo jangan sensitive gini dong, gue mau jelasin biar ga ada salah paham lagi, Gue tadi kan minta maaf sama lo, gue ga bilang kita temenan salah, gue tau gue yang salah. Lagian emang gue udah putus mau gimana lagi, inipun udah jadi keputusan gue buat gak sama dia lagi, dia udah ada yang lain.” Kali ini aku tidak mau menjawab sepatah katapun dan hanya menunduk.

Kalau lagi keadaan seperti ini terlihat sepasang kekasih sedang bertengkar. Hus! Pikiran nakal. “jadi lo mau diem aja? Ga mau temenan sama gue lagi?” tanyanya seperti mengancam, dan aku tidak ingin menjauh, hanya saja kali ini aku merasa bersalah atas pertemanan kami. “Gue bingung mau ngomong apaan, lagian yang mau ngomong kan lu, bukan gue. Jadi ya gue diem aja dengerin lu ngomong” .

Akhirnya dia bicara panjang lebar tentang mantannya itu, menceritakan semuanya secara detail, menjelaskan kenapa Dia menjauhiku, itu semata-mata masih merasa sedih bukan bermaksud sengaja menjauhiku.Kami membaik lagi, dan menjalankan semuanya seperti biasa, bahkan kali ini aku merasa lebih dekat dengan Dia.

Walau terkadang Dia selalu saja mengingat mantannya dan menceritakannya lagi lagi dan lagi. Tapi aku yakin semua itu hanya butuh waktu, tidak ada sesuatu yang instan, bahkan mie instan pun masih perlu dimasak . Dan betapa senangnya akhir pekan ini kita akan pergi nonton bioskop, ya walaupun perginya tidak hanya berdua. Sepulang itu Dia dan teman-teman yang lain mampir ke rumahku berbincang-bincang dan mereka putuskan untuk menginap di rumahku. Aku merasa sangat dekat, dan emang ini yang aku inginkan selama ini, tapi aku tidak punya keberanian lebih untuk mengatakan yang sebenarnya, aku pikir semua akan baik-baik saja, tidak akan ada masalah jika hanya berteman, tidak ada suatu ikatan khusus yang mengharuskan kita melakukan ini itu layaknya sepasang kekasih yang tidak bisa dilakukan dalam persahabatan. 

Hari-hari berjalan sangat menyenangkan, “Oh ini yang namanya masa-masa muda!” teriakku pada Virna setelah bercerita ria . Kemudian Dia datang seperti biasa mengeluarkan gaya jahilnya, menjengkelkan. Selalu aja tidak bisa diam duduk manis di tempat. Tapi emang ini yang aku suka dari Dia, kalau sehari saja Dia terlihat diam, pasti disitu ada masalah.Jadi ya lebih baik Dia bergerak-gerak macam kutu. Ha ha ha

(bersambung...)
Diubah oleh jenfr 03-05-2016 06:52
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
738
2
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan