Barangkali sebagian dari teman-teman sempat menyaksikan film “Her”, sebuah film yang bercerita tentang seorang lelaki bernama Theodore yang jatuh cinta dengan kecerdasan artifisial (A.I) bernama Samantha. Film tersebut memberikan harapan sekaligus peringatan tentang apa yang teknologi dapat lakukan di masa depan.
Quote:
Perusahaan-perusahaan memang semakin canggih, begitu pula kita sebagai konsumen yang semakin melek teknologi. Namun di saat yang bersamaan, kesan “manusiawi” dari perusahaan justru hilang. Sebagai manusia, kita selalu mencari hubungan satu sama lain. Alasan yang sama kenapa Anda merasa nyaman berbelanja di toko langganan Anda. Meskipun toko langganan Anda menjual dengan harga yang lebih mahal, toh Anda tetap berbelanja disana. Hal ini dikarenakan Anda merasa terhubung dengan sang penjual.
Itulah mengapa, di masa depan, perusahaan yang mampu membangun hubungan personal dengan para konsumennya akan menguasai industri.
Quote:
Coba lihat ilustrasi dari Amazon berikut ini (terlepas dari ini iklan atau bukan) :
Spoiler for Ilustrasi:
Menyenangkan, bukan? Sebagai konsumen, Anda merasa diperhatikan. Anda merasa dilayani. Anda, sebagai konsumen, adalah raja yang sesungguhnya.
Jika kita sudah akrab mengenal e-commerce, yaitu berdagang melalui sistem elektronik, ternyata, termin khusus untuk kasus di atas adalah “Perdagangan Percakapan” alias “Conversational Commerce”.
Quote:
Conversational Commerce, secara awam, adalah pemanfaatan platform pertukaran pesan untuk berkomunikasi dengan orang-orang, jasa, ataupun brand.
Di luar negeri sendiri, conversational commerce sudah mulai naik daun. China, contohnya dengan WeChat. Penggunaan WeChat di China tak sekadar untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga atau kolega, tapi juga dengan brand. Penggunanya bisa berinteraksi langsung dengan brand sekaligus berbelanja.
Quote:
Di Negeri Paman Sam, Amerika Serikat, sebuah perusahaan start-up bernama Magic menawarkan hal yang berbeda.
Spoiler for Magic:
Penggunanya bisa memesan apapun, mulai dari makanan, berbelanja harian, hingga tiket pesawat.
Quote:
Di Indonesia sendiri, tren ini pun sudah mulai digarap oleh beberapa perusahaan start-up. Sebut saja YesBoss dan HaloDiana yang bermain di industri conversational commerce. Kedua perusahaan ini menawarkan layanan asisten pribadi virtual yang bisa memproses apapun permintaan penggunanya. Mulai dari makanan, belanja, transportasi, hingga keperluan servis elektronik sanggup dilakukan.
Spoiler for Contoh ConvComm:
Quote:
Akhir kata, konsistensi akan (dan selalu) menjadi kunci. Siapa yang bisa berikan layanan terbaik secara kontinu selalu dinanti. Akan menarik menyaksikan bagaimana conversational commerce berkembang di dunia, terlebih di tanah air. (Rizyan Irawan)
Komengtar Kaskuser
Spoiler for komentar kaskuser:
Quote:
Original Posted By Jend.Soedirman►Bener banget Gan, customer yang loyal sama ane adalah yang ane "gituin" servicenya, mau dia CEO nomer 1 di Indonesia pasti ada celah untuk dibecandain nah pasti mereka akan suka diperlakukan seperti itu jadi suasana mencair seperti teman ngobrol biasa. Sampe-sampe mereka ngajak meeting di luar kantor padahal cuma masalah project kecil dan waktu mereka tergolong sempit. Cuma mereka nyaman kalo ngobrol sama ane Meski ane masih 27 tahun dan mereka udah 50an
Sayangnya masih ada customer yang lepas dari orbit karena ane super duper sibuk untuk merespon secara cepat. Target ane tahun depan udah punya customer service yang lebih terorganisir dan kapasitas jauh lebih besar lagi untuk bisa merespon customer ASAP.
Masih harus memutakhirkan strategi untuk mempertahankan semua customer dan menarik lebih banyak customer.
Biar jadi pelajaran juga nih gan ane taro first page
Quote:
Original Posted By modalmadoel►ini kemajuan apa kemunduran yak ?
Pertanyaan yang sangat filosofis, aganku
Quote:
Original Posted By g3bot►ya, untuk diluar negeri itu penting. bukan gmn, walaupun mereka complain, apresiasi selalu diberikan ke kita, bahkan complain yg belum terselesaikan jg mereka senantiasa menunggu dan stlah selesai mereka selalu memberikan banyak2 terimakasih.
ane tau ini karna jualan di eBay US & EU.
jgan pernah terapin di indo. asli, nyesek ngadepin'a.
Mungkin memang butuh pendekatan yang berbeda dengan orang Indonesia, gan.