News
Megapolitan
Jokowi-Ahok Menang, Saefullah Pikir Jabatannya Hanya Bertahan Tiga Bulan
Senin, 2 Mei 2016 | 11:37 WIB
Kompas.com/Kurnia Sari Aziza

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah saat ditemui wartawan di ruang kerjanya di Balai Kota, Kamis (28/4/2016).
JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah mengaku tidak mengenal pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012.
Meski membantah telah membela petahana Fauzi Bowo atau Foke pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Saefullah mengaku sempat khawatir jabatannya dicopot setelah pemimpin baru terpilih.
"Saya juga waktu Pak Foke kalah, saya juga sudah siap-siap, paling tiga bulan (Jokowi-Ahok menjabat), saya diganti. Saya udah siap-siap diganti," kata Saefullah, di Lapangan Eks IRTI Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/5/2016).
(Baca: Ahok Kasih Uang Rp 100 Juta Tiap Bulan untuk Sekda, Boleh Dipakai untuk Kampanye)
Saat Jokowi-Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI, Saefullah menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat.
Saat itu, Saefullah sudah berancang-ancang dicopot jabatannya, dari wali kota menjadi staf.
"Tetapi kan ternyata Pak Jokowi dan Pak Ahok berpikir beda. Saya dipertahankan menjadi Wali Kota Jakarta Pusat untuk menertibkan Tanah Abang, Latuharhari, saya kemudian disuruh ikut seleksi Sekda dan saya menjadi Sekda," kata Saefullah.
Ia juga menyebutkan bahwa pergantian pejabat saat pemimpin berganti, tidak hanya terjadi di Pemprov DKI Jakarta. Namun juga terjadi di seluruh Indonesia, bahkan di dunia.
(Baca: Sekda Tidak Kecewa Ahok Pilih Heru Budi Jadi Cawagubnya, Bukan Dirinya)
Menurut dia, seorang pemimpin harus memilih perangkat terbaik untuk menjalankan visi misi, yang telah dituangkan dalam Rencana Panjang Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI 2014-2017.
"Ini kan kebijakan penguasa. Saya sih enggak ada yang ditutup-tutupi," kata Saefullah.
Penulis : Kurnia Sari Aziza
Editor : Icha Rastika