- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Negosiator: Tidak Ada Uang Tebusan! Pembebasan 10 WNI Murni Negosiasi


TS
aghilfath
Negosiator: Tidak Ada Uang Tebusan! Pembebasan 10 WNI Murni Negosiasi
Spoiler for Negosiator: Tidak Ada Uang Tebusan! Pembebasan 10 WNI Murni Negosiasi:

Mayjen Purn Kivlan Zen/Foto: Dok detikcom
Jakarta - 10 WNI yang ditahan kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina telah dibebaskan. Pembebasan itu tidak menggunakan uang tebusan yang diminta oleh penyandera sebesar USD 1 juta. Pembebasan murni dilakukan dengan negosiasi.
"Tidak ada pembayaran tebusan. Ini murni negosiasi," ujar salah negosiator pembebasan 10 WNI, Mayjen Purn Kivlan Zen saat dihubungi detikcom, Minggu (1/5/2016) malam.

10 WNI di rumah gubernur Sulu/dok Gub Sulu via Inquirer.net
Kivlan mengatakan saat dilakukan negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf, pihak perusahaan kapal Brahma 12 tempat 10 WNI bekerja telah mengutus seseorang bernama Budiman untuk menyerahkan uang tebusan.
"Uang itu dibawa oleh Budiman namun tidak diserahkan. Uang itu akhirnya dibawa pulang kembali," ucapnya.
Saat ini, tim negosiator berupaya membebaskan 4 WNI yang masih disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Mereka adalah ABK kapal Henri yang menarik kapal tongkang Christi.
Kivlan Zein adalah salah satu tokoh militer Indonesia. Dia menghabiskan kariernya di kesatuan-kesatuan tempur TNI AD. Jabatan terakhirnya adalah Kepala Staf Kostrad. Dia pernah terlibat berbagai operasi seperti operasi di Irian Jaya, Timtim dan operasi perdamaian di Filipina pada tahun 1996-1997.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan pembebasan 10 WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Istana Bogor sekitar pukul 18.15 WIB. 10 WNI tersebut akan diterbangkan ke Indonesia.
"Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT, akhirnya 10 ABK WNI yang disandera kelompok bersenjata sejak 26 Maret lalu saat ini telah dapat dibebaskan," ujar Jokowi. Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno, Menlu Retno Marsudi dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat mengumumkan pembebasan 10 sandera ini.
Spoiler for Jokowi Unggah Foto WNI yang Dibebaskan Abu Sayyaf di Instagram:
Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews
Jokowi Unggah Foto WNI yang Dibebaskan Abu Sayyaf di Instagram

Foto: Screenshot Instagram Jokowi
Jakarta - Presiden Joko Widodo bersyukur 10 ABK WNI yang ditawan kelompok Abu Sayyaf dibebaskan hari ini. Jokowi mengunggah foto 10 WNI itu ke akun Instagram pribadinya lengkap dengan pidato resminya.
Foto tersebut diunggah sekitar pukul 19.10 WIB, Minggu (1/5/2016). Tampak pada foto itu ada 8 dari 10 pria yang mengenakan baju berkerah duduk di kursi. Terlihat ada plastik di bawah kursi para ABK itu.

Instagram Jokowi
Jokowi juga menuliskan isi pidato yang sebelumnya sempat dibacakan saat konferensi pers di Istana Bogor, Jawa Barat, sore tadi. Foto diambil oleh Biro Pers Setpres.
"Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya 10 ABK WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata sejak tanggal 26 Maret 2016, saat ini telah dapat dibebaskan. 10 WNI tersebut dalam keadaan baik dan akan segera dipulangkan ke Indonesia," tulis Jokowi dalam akunnya.
Saat ini kesepuluh ABK sudah berada di pesawat terbang menuju Indonesia. Diperkirakan mereka akan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma tengah malam.
Spoiler for Hikmahanto Juwana apresiasi pembebasan 10 WNI sandera:
Hikmahanto Juwana apresiasi pembebasan 10 WNI sandera
Jakarta (ANTARA News) - Guru besar hukum internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengapresiasi pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok bersenjata di wilayah perairan Filipina.
Namun kata dia dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu, menenggarai ada dugaan perusahaan membayar tebusan yang diminta maka pemerintah perlu bersikap.
Ke-10 WNI yang disandera itu semuanya bekerja di KT Brahma dan KT Anand 12, yang disergap perompak di perairan Tawi-tawi, Filipina selatan, pada 27 Maret lalu. Setelah mereka masih ada lagi empat WNI yang juga anak buah kapal, disergap dan ditawan oleh kelompok yang dikatakan berbeda. Kedua kelompok penyandera menuntut tebusan dalam jumlah besar.
Setelah ke-10 WNI yang disandera itu dibebaskan pada Minggu siang waktu setempat, bermunculan pernyataan dari beberapa kelompok bahwa kelompoknya turut berjasa dalam upaya pembebasan itu, termasuk dari kelompok suatu jaringan media massa ternama nasional.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam keterangannya kepada pers, di Istana Bogor, Minggu ini, tentang pembebasan WNI sandera itu menyatakan, upaya itu merupakan buah dari diplomasi semua lapisan, baik formal ataupun informal.
Pemerintah kata Juwana, harus menegaskan, pemerintah tidak membayar apapun kepada para penyandera. Kalaupun ada pembayaran, maka itu oleh perusahaan tempat ke-10 WNI yang disandera itu bekerja tanpa sepengetahuan pemerintah.
"Pemerintah perlu melakukan klarifikasi ini agar publik paham bahwa pemerintah tidak kalah ketika berhadapan dengan para penyandera," katanya.
Dikatakan dia, hal yang sama perlu disampaikan ke negara-negara yang warganya turut disandera. Hal ini karena tindakan perusahaan yang membayar tebusan akan mempengaruhi upaya negara tersebut dalam upaya membebaskan para warga yang disandera.
"Pemerintah harus tetap memikirkan empat sandera yang belum dibebaskan. Dalam pembebasan sandera ini pemerintah menghadapi dilema jika perusahaan keempat warga ini tidak mau melakukan pembayaran tebusan," ujarnya.
Menurut dia pemerintah perlu mengumumkan dan menghimbau agar kapal-kapal berbendera Indonesia ataupun ABK WNI yang bekerja di kapal berbendera asing untuk tidak melewati jalur-jalur laut yang masih dikuasai oleh pemberontak Abu Sayyaf.
Hal ini karena pembayaran dari perusahaan menjadikan kapal berbendera Indonesia atau ABK WNI menjadi sasaran empuk bagi para pemberontak Abu Sayyaf untuk mendapatkan uang tebusan.
Spoiler for Pembebasan 10 WNI dari Abu Sayyaf Dilakukan Lewat Negosiasi:
MINGGU, 01 MEI 2016 | 22:24 WIB
Pembebasan 10 WNI dari Abu Sayyaf Dilakukan Lewat Negosiasi

Kivlan Zen, saat berkunjung di kantor redaksi Majalah TEMPO, Jln Proklamasi No 72, Jakarta Pusat, 4 Oktober 2006. TEMPO/Cheppy A. Muchlis
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 10 dari 14 sandera yang disekap oleh kelompok separatis Filipina atau dikenal dengan Abu Sayyaf sudah dibebaskan. Mereka adalah awak kapal tugboat Brahma 12 dan tongkang Anand.
Mayor Jenderal (Purnawirawan) Kivlan Zein, salah satu negosiator yang ikut dalam upaya pembebasan sandera tersebut mengatakan proses serah terima dilakukan di sebuah pantai di Selatan Pulau Mindanau. Serah terima itu dilakukan pada pukul 12.00 waktu setempat.
"Dengan juga melibatkan perwakilan dari kedua negara dan satu tokoh yang cukup disegani oleh kelompok Abu Sayyaf," kata Kivlan , saat dihubungi dari Mindanau, Ahad, 1 Mei 2016.
Dia juga mengatakan proses serah terima sandera itu tidak menggunakan uang tebusan. Meski PT Patria Maritime Lines sudah menyiapkan uang yang ditaruh dalam tas saat proses serah terima.
"Buat jaga-jaga kalau tiba-tiba mereka berubah pikiran," kata dia. Dalam proses pembebasan itu, dibantu dengan pihak militer, badan intelijen dan juga pasukan perdamaian Filipina Selatan.
Kivlan mengatakan negosiasi pembebasan sandera menjadi mulus lantaran melibatkan Gubernur Zulu Abdsakur Toto Tan II. Toto ini keponakan dari pimpinan Moro National Liberation Front (MNLF), Nur Misuari. Kelompok Abu Sayyaf merupakan sempalan dari kelompok MNLF yang memilih berdamai dengan pemerintah Filipina.
Kivlan pernah bertugas sebagai pasukan perdamaian Filipina Selatan pada 1995-1996. Pada saat tugas itu, dia mengenal Nur Misuari dengan sangat baik. Keakraban itulah yang kemudian digunakan Kivlan untuk melobi kelompok Abu Sayyaf agar membebaskan WNI yang disandera.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah Nur Misuari segera menghubungi Toto agar bernegosiasi dengan kelompok militan Abu Sayyaf. Negosiasi pertama dilakukan pada akhir Maret tak lama setelah 10 sandera itu disekap.
Negosiasi itu juga melibatkan petinggi perusahaan Patria Maritime dan juga intelijen Filipina. "Kemudian direspons oleh badan intelijen strategis TNI dan terjadi komunikasi," kata dia.
Seringnya negosiasi yang dibantu oleh pemerintah Filipina, bekas militan MNLF dan juga beberapa organisasi lainnya, akhirnya pada 1 Mei, 10 sandera itu dibebaskan.
"Sekarang kami sedang mencoba negosiasi untuk membebaskan empat sandera yang masih ditahan," kata dia. Empat sandera yang masih ditahan itu adalah awak kapal lain.
Spoiler for sumur:
http://m.detik.com/news/berita/32010...urni-negosiasi& http://m.antaranews.com/berita/55835...10-wni-sandera & https://m.tempo.co/read/news/2016/05...ewat-negosiasi & http://m.detik.com/news/berita/32010...f-di-instagram
Ternyata tim negosiator mantan jenderal nasbung, terima kasih pak Kivlan sudah mendarmabhakti buat negara dan tidak lagi jadi pasukan nyinyir, ditunggu prestasi selanjutnya

Diubah oleh aghilfath 01-05-2016 23:54


jokoariyanto memberi reputasi
1
51.6K
Kutip
455
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan