- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
pramuria Bisu Kalau Ngangkang Paling Jago


TS
indonesaku
pramuria Bisu Kalau Ngangkang Paling Jago
Elegi Penjaja Cinta Tuna Rungu Moroseneng (3-habis)
SICOM “Teman-teman di kampung sudah banyak yang mengetahui Yuli menjadi pramuria. “Mereka tidak terlalu peduli. Tidak sedikit teman saya yang seperti saya. Kami saling tahu kelakuan masing-masing,” tulis Yuli.
Semasa di desa, Yuli mengungkapkan dirinya pernah menikah dengan jejaka kampung. Dari pernikahan tersebut Yuli dikaruniai satu anak perempuan.
Entah karena apa tiba – tiba sang suami yang bekerja sebagai buruh tani menceraikan Yuli.
“Suuuuami aaaa…..hhhhhaaa…tttt….iiii…..nnnn….gggg…kkkuuuuu….hhhhh,” kata Yuli. Yang dimaksud, suaminya jahat dan suka selingkuh. Dan akhirnya, mereka pun bercerai.
Kini, fokus Yuli hanya tertuju pada anak semata wayangnya. Dia bekerja untuk menghidupi anaknya di desa.
Yuli sendiri terdampar menjadi pramuria karena ajakan salah teman kampungnya yang menjadi pramuria terlebih dahulu di wisma ini. Awalnya dia datang untuk bekerja biasa. Tetapi temannya malah menjerumuskannya ke lokalisasi.
Yuli melihat teman-temannya banyak yang sukses setelah merantau ke Surabaya. Ternyata teman Yuli bercerita dia terjun ke dunia ‘hitam’ lokalisasi.
Yuli tidak tahu temannya bekerja sebagai penjaja cinta. Barulah dia tahu setelah dikenalkan dengan mami wisma. Mau tidak mau Yuli akhirnya bekerja di tempat tersebut.
Karena beban itulah Yuli sempat frustasi dan panik, di sisi lain dia harus menghidupi anaknya yang masih berusia 5 tahun.
Bagi Yuli, profesi inilah yang kini mampu menyambung napas hidup keluarga. Yuli mengaku sekali main dia mendapat Rp 45 ribu dari tarif Rp100 ribu per jam. Yang Rp 50 ribu untuk Mami, Rp 5 ribu untuk pelayan.
Yuli sendiri jika berjejer diantara teman sesama profesinya, sekilas mirip orang normal. Bagi mereka yang pertama kali ketemu, pasti menganggapnya normal. Apalagi dia selalu senyum jika diajak bicara dan terkadang melucu dengan isyarat bahasanya.
Saat berbicara dengan TABLOID 8, Yuli sudah dipesan pelayan. “Mmmm….aaaa….ssss…..uuuukkkkk,” katanya. Artinya, dia akan masuk kamar. Seorang pria bertubuh tambun masuk. Dan Yuli mengikuti dari belakang.
Sejam usai berkencan, Yuli keluar dari kamar sembari menyodorkan uang hasil jual diri malam itu. TABLOID 8 yang menunggu didatangi Yuli dengan senyum merekah.
Yuli tampak sumringah. Sebab pelanggan yang sesaat lalu membookingnya orangnya baik dan tidak mencemooh seperti pelanggan lainnya.
Yuli lalu melanjutkan curahan hatinya. Menurutnya, banyak orang yang bilang gampang jadi pramuria. Cuma ngangkang, uang pun berdatangan. Bodoh mereka. Kata siapa cuma ngangkang uang berdatangan?
Yuli mengaku dia harus mematikan hati dan perasaannya, baru bisa ngangkang. Dia harus menyibukkan otaknya baru bisa ngangkang. Dan tidak jarang dia harus dipukuli dulu oleh orang-orang baru saya bisa ngangkang.
“Mmmm….eeee….lll….aaa…ccc….uuu…sssshhh… Readmore..ssss
Sumber : http://www.siagaindonesia.com/79482/...ling-jago.html

Gila ya..
Spoiler for Mulustrasi:
SICOM “Teman-teman di kampung sudah banyak yang mengetahui Yuli menjadi pramuria. “Mereka tidak terlalu peduli. Tidak sedikit teman saya yang seperti saya. Kami saling tahu kelakuan masing-masing,” tulis Yuli.
Semasa di desa, Yuli mengungkapkan dirinya pernah menikah dengan jejaka kampung. Dari pernikahan tersebut Yuli dikaruniai satu anak perempuan.
Entah karena apa tiba – tiba sang suami yang bekerja sebagai buruh tani menceraikan Yuli.
“Suuuuami aaaa…..hhhhhaaa…tttt….iiii…..nnnn….gggg…kkkuuuuu….hhhhh,” kata Yuli. Yang dimaksud, suaminya jahat dan suka selingkuh. Dan akhirnya, mereka pun bercerai.
Kini, fokus Yuli hanya tertuju pada anak semata wayangnya. Dia bekerja untuk menghidupi anaknya di desa.
Yuli sendiri terdampar menjadi pramuria karena ajakan salah teman kampungnya yang menjadi pramuria terlebih dahulu di wisma ini. Awalnya dia datang untuk bekerja biasa. Tetapi temannya malah menjerumuskannya ke lokalisasi.
Yuli melihat teman-temannya banyak yang sukses setelah merantau ke Surabaya. Ternyata teman Yuli bercerita dia terjun ke dunia ‘hitam’ lokalisasi.
Yuli tidak tahu temannya bekerja sebagai penjaja cinta. Barulah dia tahu setelah dikenalkan dengan mami wisma. Mau tidak mau Yuli akhirnya bekerja di tempat tersebut.
Karena beban itulah Yuli sempat frustasi dan panik, di sisi lain dia harus menghidupi anaknya yang masih berusia 5 tahun.
Bagi Yuli, profesi inilah yang kini mampu menyambung napas hidup keluarga. Yuli mengaku sekali main dia mendapat Rp 45 ribu dari tarif Rp100 ribu per jam. Yang Rp 50 ribu untuk Mami, Rp 5 ribu untuk pelayan.
Yuli sendiri jika berjejer diantara teman sesama profesinya, sekilas mirip orang normal. Bagi mereka yang pertama kali ketemu, pasti menganggapnya normal. Apalagi dia selalu senyum jika diajak bicara dan terkadang melucu dengan isyarat bahasanya.
Saat berbicara dengan TABLOID 8, Yuli sudah dipesan pelayan. “Mmmm….aaaa….ssss…..uuuukkkkk,” katanya. Artinya, dia akan masuk kamar. Seorang pria bertubuh tambun masuk. Dan Yuli mengikuti dari belakang.
Sejam usai berkencan, Yuli keluar dari kamar sembari menyodorkan uang hasil jual diri malam itu. TABLOID 8 yang menunggu didatangi Yuli dengan senyum merekah.
Yuli tampak sumringah. Sebab pelanggan yang sesaat lalu membookingnya orangnya baik dan tidak mencemooh seperti pelanggan lainnya.
Yuli lalu melanjutkan curahan hatinya. Menurutnya, banyak orang yang bilang gampang jadi pramuria. Cuma ngangkang, uang pun berdatangan. Bodoh mereka. Kata siapa cuma ngangkang uang berdatangan?
Yuli mengaku dia harus mematikan hati dan perasaannya, baru bisa ngangkang. Dia harus menyibukkan otaknya baru bisa ngangkang. Dan tidak jarang dia harus dipukuli dulu oleh orang-orang baru saya bisa ngangkang.
“Mmmm….eeee….lll….aaa…ccc….uuu…sssshhh… Readmore..ssss
Sumber : http://www.siagaindonesia.com/79482/...ling-jago.html




0
12.6K
27


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan