Petugas memeriksa bagian dalam bus Transjakarta gandeng merek Scania di kantor PT Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Senin, 18 April 2016.

Pemerintah DKI Jakarta dua hari ini menguji Transjakarta enam rute baru. Empat di antaranya adalah jalur dari daerah penyangga. Satu dari Depok dan tiga dari Bekasi. Jalur Depok UI-Manggarai tak dilengkapi dengan jalur busway, sehingga bus Transjakarta UI-Manggarai ikut terjebak dalam kemacetan yang padat terjadi di jalan raya Lenteng Agung, Pasar Minggu, hingga Pancoran. Akibatnya, waktu tempuh tak beda dengan menggunakan kendaraan pribadi. Bus yang berangkat dari Halte UI sekitar pukul 08.00, baru tiba di Halte Manggarai sekitar pukul 09.45.

Menurut petugas on board yang sedang bertugas, Neni Setiowati, sebelumnya bus berangkat dari Manggarai sekitar pukul 06.15, dan tiba di Halte UI sekitar pukul 08.40. "Jadi berangkat 1,5 jam, pulangnya 2 jam," ujar dia seperti dikutip dari Kompas.com.

Kepala Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Depok, Gandara Budiana mengatakan kemungkinan besar masyarakat Depok banyak yang belum mengetahui adanya bus Transjakarta rute Halte UI-Manggarai. Gandara menilai, masyarakat Depok lebih senang memilih naik KRL Jabodetabek karena nyaman, aman dan cepat sampai tujuan. "Kereta KRL Jabodetabek setiap harinya dapat melayani lebih kurang 104.180 penumpang per hari," kata Gandara seperti dikutip dari Republika.co.id.

Menurut Riski Edi, salah satu petugas di Transjakarta, pada uji coba Senin kemarin, armadanya baru enam unit. "Tercatat total penumpang hanya 27 orang," ujar Riski.

Menurut Gandara, sepinya penumpang bus juga dialami bus Transjabodetabek rute Depok-PGC-Grogol, yang sudah beroperasi sejak September 2015 lalu. "Bus Transjabodetabek beroperasi setiap harinya maksimal hanya lima bus saja, karena sepinya penumpang. Bahkan kadang hanya satu atau dua bus saja yang beroperasi."

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Depok, Reynold John menjelaskan, sejak awal diluncurkan, peminatnya memang sepi. Awalnya ada 10 bus yang beroperasi per hari. Lalu akhirnya lima bus saja. "Kadang hanya tiga atau satu bus setiap hari," kata Reynold seperti dikutip dari Warta Kota, Selasa (26/4). Kini bahkan sudah tak beroperasi lagi.

Penyebabnya diduga karena sepinya peminat bus. Menurutnya sepinya peminat Transjabodetabek rute Depok-Grogol karena rute yang dilalui adalah jalur macet. Terutama di Jalan Juanda, serta di sepanjang Jalan Raya Bogor dari pertigaan Jalan Juanda di Cimanggis, hingga Cililitan, Jakarta Timur.

Ia menuturkan jalur yang dilalui Transjabodetabek bukanlah jalur busway, tetapi menggunakan jalur reguler. Sehingga bus lebih sering terjebak macet.

Pada hari pertama, layanan bus transjakarta ini belum diminati warga. Berdasarkan pantauan Kompas.com, bus dengan kode TJ0135 tak mengangkut satupun penumpang, sejak berangkat dari Kampus UI hingga tiba di Stasiun Manggarai. Bus dengan kode TJ0135 adalah bus yang berangkat dari Kampus UI sekitar pukul 08.00.

Menurut petugas on board yang bertugas, Neni Setiowati, bus sebelumnya berangkat dari Halte Manggarai. Ia menyebut saat pemberangkatan dari Manggarai ke UI-pun, hanya ada satu penumpang yang naik. "Tadi cuma ada satu orang. Kebetulan dia katanya memang mau ke UI," ujar Neni.

Prasetia Budi, Kepala Humas PT Transjakarta akan mengevaluasi ujicoba ini. Untuk ke Depok memang menggunakan jalan biasa. Tapi ia menampik jika sepinya penumpang interval waktu kedatangannya cukup lama.

Rencananya akan menambah bus. "Untuk memperpendek interval waktu berangkatnya," ujarnya, Selasa (26/4) seperti dikutip dari BeritaJakarta.com. Tapi jumlahnya belum diputuskan. Saat ini untuk melayani penumpang Manggarai-UI dan juga Jakarta-Bekasi, Transjakarta mengoperasikan masing-masing lima unit bus.

PT Transjakrta akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Transportasi serta petugas di lapangan untuk memantau. Hasil ini diharapkan bisa menjadi bahan untuk mengetahui berapa besar penambahan jumlah bus di hari ketiga.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...k-sepi-peminat

---