- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Meluruskan Atribusi Orang Indonesia Adalah "Penemu 4G"


TS
rajaenda
Meluruskan Atribusi Orang Indonesia Adalah "Penemu 4G"
Quote:

Khoirul Anwar, asisten profesor di School of Information Science Japan Advanced Institute of Science and Technology, banyak dikenal dengan atribusi selaku orang yang menemukan teknologi selular generasi keempat atau 4G.
Atribusi yang muncul di berbagai pemberitaan baik media cetak maupun daring tersebut dipermasalahkan karena tidak menggambarkan kejadian yang seutuhnya.
Kompas pernah menurunkan tulisan mengenai Khoirul Anwar dalam rubrik Sosok pada tanggal 12 Desember 2014 dengan judul "Teknologi Pulang Kandang" dengan menyebut sumbangsihnya berupa penelitian yang digunakan sebagai dasar untuk teknologi komunikasi 4G.
Teori yang dimaksud adalah pemanfaatan dua buah Fast Fourier Transform (FFT) dalam modulasi untuk komunikasi jaringan pita lebar nirkabel, sementara saat itu yang lazim adalah satu FFT. FFT adalah algoritma untuk mentransformasi informasi dan sinyal.
Penggunaan dua FFT dikhawatirkan justru saling membatalkan, tapi diselesaikan dengan teknik dua FFT karena informasi yang dikirimkan diatur sehingga memiliki peak yang teratur dan menghasilkan penjumlahan gelombang tanpa puncak tinggi.
Akibatnya, sinyal yang keluar tak akan melampaui daerah linier dari sistem penguat daya. Teknik tersebut dirumuskan Khoirul bersama dua koleganya sewaktu berada di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) Jepang.
Klaim tersebut dibantah oleh Basuki Priyanto dan Eko Onggosanusi, dua orang Indonesia yang menjadi delegasi 3G Generation Partnership Project (3GPP) atau badan standarisasi komunikasi selular dunia. Dalam pernyataan tertulis yang diterima hari Selasa (15/3), dalam teknologi 4G terdapat ribuan proposal penemuan teknologi yang saling terkait.
"Jadi, tidaklah mungkin bahwa seseorang atau bahkan satu institusi dapat mengklaim sebagai penemu 4G LTE," tulis Basuki dalam pernyataannya.
Paten US 7804764 B2 yang disusun oleh Khoirul beserta koleganya yang lantas menjadi standar internasional menurut International Telecommunication Union (ITU) nomor S.1878 dan S.2173 disebut Basuki sebagai variasi atau modifikasi dari metode yang digunakan dalam komunikasi satelit.
Artinya, lanjut Basuki, tidak ada yang fundamental atas teknologi 4G yang dipatenkan.
Dihubungi secara terpisah, Khoirul menyebut bahwa dia tidak pernah mengklaim sebagai "penemu 4G" tapi menegaskan bahwa penelitian yang dikerjakan merupakan prinsip dasar berupa FFT yang berpasangan yang dipakai dalam pengiriman sinyal dari bumi ke satelit.
Bila ada teknologi 4G yang tidak memakai konsep dua FFT berarti memang bukan berdasar konsep yang dia kerjakan.
"Dalam seminar-seminar, panitia sering membuat spanduk tanpa seizin saya dan kadang terlambat untuk diperbaiki. Saya selalu menyampaikan kepada penitia untuk tidak ditulis sebagai penemu 4G tapi penemu teknik yang menjadi standar di ITU. Dalam curriculum vitae pun tidak pernah ada tulisan 4G LTE," tulis Khoirul.
Bila dianggap kesalahan atribusi atas "penemu 4G" ini dapat mencederai reputasi Indonesia di dunia internasional, Khoirul mengajak Basuki dan Eko untuk meluruskan hal ini secara utuh agar tidak muncul mispersepsi di masa mendatang
Quote:
Benarkah Penemu Teknologi 4G LTE Orang Indonesia?

Menjelang akhir 2014, sempat mencuat kabar bahwa penemu teknologi seluler generasi terbaru, 4G Long Term Evolution (LTE), tak lain adalah seorang Indonesia bernama Khoirul Anwar.
Bergelar Doktor, Khioirul dikenal sebagai salah satu diaspora yang sukses mengembangkan teknologi komunikasi di sebuah universitas di Jepang.
Namun benarkah pemberitaan yang menyebutkan bahwa ia merupakan penemu 4G LTE?
Dua orang perwakilan Indonesia di 3rd Generation Partnership Project (3GPP), badan internasional yang menentukan standarisasi teknologi komunikasi, punya pendapat sebaliknya.
Melalui sebuah keterangan tertulis kepada KompasTekno, kedua orang dimaksud, Dr. Basuki Priyanto, Master Researcher di Sony Mobile Communications AB dan Dr. Eko Onggosanusi, Direktur Riset Samsung Research Amerika, menjelaskan bahwa standar 4G LTE sesungguhnya dibuat dan dirumuskan bersama oleh para anggota 3GPP.
Perjalanan panjang 4G LTE
Member dari 3GPP mencakup hampir semua pelaku industri terkait, termasuk berbagai vendor seperti Ericsson, Huawei, Samsung, Nokia, dan Sony, juga para operator macam NTT Docomo, Vodafone, dan AT&T.
Penetapan standar 4G LTE memerlukan proses yang panjang, berawal dari fase studi kelayakan pada 2005 sebelum berlanjut ke fase perumusan.
Dalam prosesnya, para anggota 3GPP mengusulkan ide dan proposal masing-masing serta mendiskusikannya bersama-sama untuk membahas berbagai hal seperti kompleksitas dan performa.
Umumnya, ide atau proposal yang diajukan sudah terproteksi dalam bentuk paten sebelum dilempar ke forum. Bentuk akhir dari tiap fitur yang diputuskan bersama adalah hasl dari gabungan (sintesis) beberapa proposal yang diakui kompetitif.
“Jarang sekali ada proposal tunggal dari satu perusahaan yang diadopsi tanpa modifikasi (as is). Keputusan ini diambil melalui proses konsensus (musyawarah),” tulis Basuki dan Eko dalam keterangannya.
Akhirnya, saat standar dokumen (spesifikasi) sudah disetujui dan diresmikan, maka semua vendor telekomunikasi akan menyesuaikan produknya dengan standar tersebut. Hal inilah yang memungkinkan produk 4G LTE berlaku standar dan bisa digunakan di seluruh dunia.
Siapa penemunya?
Sebagai badan standarisasi, 3GPP hanya memuat komponen yang esensial di dalam spesifikasi, misalnya OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing, metoda modulasi untuk koneksi base-station kehandset) 4G LTE diformulasikan sebagai penjumlahan sinusoid dengan frekuensi berbeda-beda.
Kombinasi dari OFDM dengan teknik FFT (Fast Fourier Modulation) melahirkan Single Carrier-Frequency Division Multiple Access (SC-FDMA) yang lebih efisien daya, dalam hal pemancaran sinyal darihandset ke base station.
Khoirul Anwar merupakan penemu dan pemegang paten teknologi pemancar yang menggunakan konsep dua FFT, untuk dipakai pada metode SC-FDMA, dalam proses uplink 4G LTE.
Namun, spesifikasi LTE tidak mengharuskan vendor memakai skema FFT ataupun skema FFT tertentu, karena FFT bisa diimplementasikan dengan berbagai cara. Salah satu tujuannya adalah memberikan kebebasan kompetitif kepada para vendor untuk menggunakan skema milik sendiri dalam produknya.
“Jadi, seorang penemu skema FFT yang berbeda dari sebelumnya tidak bisa mengklaim bahwa penemuannya telah atau akan dipakai untuk LTE,” lanjut Basuki dan Eko.
Khoirul menemukan satu teknik dari banyak teknik lainnya yang bisa dipakai untuk mengimplementasikan satu (di antara beberapa) komponen dari OFDM yang dideskripsikan di dalam spesifikasi LTE.
Adapun “Teknologi 4G LTE” adalah hasil sintesis dari spesifikasi yang dirumuskan bersama oleh para pelaku industri dalam forum 3GPP. Di dalamnya terdapat ribuan komponen penting yang saling terkait.
Jadi, menurut Eko dan Basuki, dapat dikatakan bahwa tak mungkin seseorang atau bahkan satu institusi bisa mengklaim sebagai penemu 4G LTE.
Dalam sebuah posting yang diunggah pada 24 Desember 2014 dalam blog pribadinya, Khoirul sendiri sudah pernah menampik sebutan “penemu 4G LTE” yang dilekatkan pada dirinya oleh sejumlah pihak.
“Di dalam buku PABXII (Penghargaan Achmad Bakrie) saya tidak menulis sebagai penemu 4G LTE karena 4G LTE sendiri seharusnya memang tidak ditemukan, melainkan disepakati. Forumlah yang menyepakati teknik tertentu untuk dipakai atau tidak dipakai dalam sebuah standar,” ujar Khoirul.
Quote:
Quote:

JANGAN LUPA CENDOL GAN 



Diubah oleh rajaenda 16-03-2016 22:45
0
3.9K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan