- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Kejam]Sumini Histeris Ancam Bunuh Diri Kalau Diusir dari Rusunawa
TS
nortedame21
[Kejam]Sumini Histeris Ancam Bunuh Diri Kalau Diusir dari Rusunawa
Quote:
Sumini Histeris Ancam Bunuh Diri Kalau Diusir dari Rusunawa
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sumini (42), penghuni rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Kapuk Muara, Jakarta Utara, gemetar ketika ditanya surat-surat hunian.
Beberapa detik kemudian, Sumini malah menangis histeris,seraya mengancam akan bunuh diri bersama kedua anaknya.
"Kalau saya diusir dari rusun ini saya dan dua anak saya akan meloncat bunuh diri," ucap Sumini masih tetap sambil menangis, Sabtu (13/6/2015).
Kepala Seksi (Kasie) Ketertiban Umum dan Sarana Perkotaan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Administrasi Jakarta Utara, Valentino Sitio, menenangkan Sumini.
"Bu, nggak usah menangis, surat-surat ibu lengkap. Saya hanya mengatakan bahwa rusun ini diperuntukkan bagi warga korban gusuran, sedangkan ibu kan bukan korban gusuran," kata Valentino.
Valentino yang mengenakan seragam dan topi Satpol PP ini pun meneliti kembali KTP, Surat Perjanjian Sewa (SP) dan Autodebet Bank DKI-nya.
"Woo..., Bu baru perpanjang, ya. Baru banget lho ini, Maret 2015," ucap Valentino sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Valentino pun bertanya ke Sumini dimana dulu tinggal sebelum menghuni rusun. Sumini mengaku hidup berpindah-pindah tempat.
"Ya ngekos Pak sebelumnya di Teluk Gong. Cukup mahal lah ngekos. Di sini cuma bayar Rp 170.000, kalau ngekos bisa Rp 500.000-Rp 600.000, Pak. Mahal banget," cerita Sumini di depan Valentino.
"Untung saudara saya beli rusun ini, Pak, bantuin saya. Maklum Pak, orang susah. Makanya saya disuruh sama saudara saya menempati unit rusun ini," tuturnya lagi
Valentino menjelaskan, unit rusun diperuntukkan bagi warga yang menjadi korban penggusuran atau relokasi. Ia menambahkan, unit rusun hanya diperuntukkan bagi orang miskin.
Belum selesai penjelasan Valentino, Sumini nyeletuk jika dirinya orang susah alias miskin.
"Saya orang miskin kok, Pak. Saya janda anak dua. Saya dihidupi sama saudara. Mana mampu saya membayar kontrakan?"
"Saya ngurus biaya sekolah anak saja sudah pusing, Pak. Ya memang saya bukan warga relokasi, tapi kan ini dibantu saudara. Dibeli dan saya dikasih unit rusun ini," katanya.
"Kok Ibu bilang miskin, kok mampu bayar kontrakan dan pindah sana-sini? Ibu juga tadi bilangnya unit rusunnya dibeli kan?" tanyanya sambil tersenyum.
Kalimat itulah yang membuat Sumini kian gemetar. Dia pun menangis menjerit di depan Valentino.
"Jadi, saya tidak boleh gitu pak tinggal di sini... Saya beneran miskin, Pak. Saya gak tahu sama sekali Pak kalau bolehnya buat warga gusuran," ucapnya sambil mengusap air mata.
Valentino meredakan tangisan Sumini. "Loh... loh... Bu? Kok menangis. Saya gak bilang ibu gak pantas tinggal di sini. Cuma saya bilang hanya warga relokasi saja. Ya gak apa-apa, Bu. Saya nggak bilang ibu akan diusir," kata Valentino.
Tangisan Sumini menjadi perhatian penghuni rusun lainnya. Tak hanya warga, Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Utara, Rusdianto, dan Kasudin Dukcapil Jakarta Utara serta jajarannya menyambangi Sumini.
"Kok nangis sih, Bu... jangan nangis Bu... Ibu mana KTP-nya? Tuh kan? KTP-nya masih yang lama. Ayo Bu... turun ya, kita rekam data e-KTP dulu," kata Rusdianto.
Bukannya mereda, tangisan Sumini makin menjadi-jadi. "Saya mau diusir Paaaak..." ucap Sumini di depan Rusdi dan para petugas Operasi Pembinaan Administrasi Kependudukan (Biduk).
Para petugas pun menyabarkan dan mengaku tidak akan mengusir Sumini dari rusun. "Nggaaak Buu... nggaaak.. Ini kita lagi Operasi Biduk. Nggak diusir, kan SP, KTP sama Autodebetnya sinkron," kata Rusdi. (Harian Warta Kota)
Diubah oleh nortedame21 15-06-2015 04:49
0
4.8K
Kutip
65
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan