MOJOKERTO - Polres Mojokerto akhirnya mengungkap motif lain di balik penganiayaan dan pemotongan alat vital yang menimpa Sumarsono, karyawan pabrik asal Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto.

Selain untuk menguasai harta benda korban, diduga SM dan SL yang kini ditetapkan sebagai tersangka, sakit hati dengan ayah dua anak ini.

"Memang ada dua motif dalam kasus ini. Selain untuk menguasai harta korban, ada motif asmara dibelakangnya. Pelaku merasa kesal karena korban sering kali menggoda istrinya. Yakni dengan memegang buah dada AS," ujar Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Budi Santoso kepada Okezone, Selasa (26/4/2016).

(Baca Juga: Kakak Beradik Jadi Tersangka Kasus Pemotongan Kelamin di Mojokerto)

Berdasarkan hasil pemeriksaan, AS dan korban memang memiliki kedekatan emosional. Keduanya kerap bertemu di WC umum yang tak jauh dari tempat kerja Sumarsono. AS kerap menceritakan perlakuan kasar yang didapatnya dari SM yang tak lain merupakan suaminya.

"Saat bertemu itu, korban sering kali mencium dan memegang payudara istri SM. Nah, beberapa waktu lalu saat keduanya bertemu adik pelaku yang berinisial SL itu mengetahui korban sedang mencium dan memegang payudara AS. Akhirnya dilaporkanlah hal itu ke SM," imbuhnya.

Mendapat laporan itu, terjadi pertengkaran antara SM dan AS. Puncaknya pada Minggu 24 April 2016 terjadi pertengkaran hebat di antara keduanya. SM menuduh AS selingkuh dengan Sumarsono. Hingga akhirnya SM menghubungi korban menggunakan handphone milik istrinya itu.

"Jadi memang sudah direncakan sebelumnya. Pelaku mengajak korban untuk bertemu di TKP (Tempat Kejadian Perkara) hingga terjadilah peristiwa penganiayaan itu," ungkapnya.

Sebelumnya, polisi menetapkan SM dan SL sebagai tersangka penganiayaan dan pemotong alat vital Sumarsono, warga Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto. Saat ini, polisi juga masih memburu dua orang kakak beradik itu, yang diprediksi sudah kabur ke luar kota.

http://news.okezone.com/read/2016/04/26/519/1373289/ini-motif-kakak-beradik-tega-potong-kemaluan-sumarsono

Ngilu