GURITA KW | Bisnis barang palsu dan bajakan adalah bisnis besar, tapi lebih besar lagi pihak yang dirugikan.
Hanya lelucon versi kaos oblong yang memuat peringatan agar konsumen mewaspadai barang tiruan yang jauh lebih bagus dan lebih murah.

Barang yang acap dipalsukan atau pun dibajak adalah produk ternama dan disukai khalayak.

Anda pun mungkin -- sekali lagi: mungkin -- pernah membeli barang KW yang kadang diistilahkan replika itu.

Hari ini, Selasa 26 April 2016, adalah Hari Kekayaan Intelektual Sedunia. Perayaan ini berlangsung sejak 2001.

Menurut Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), wadah tiga puluhan negeri yang menjunjung pasar bebas, impor barang palsu di seluruh dunia pada 2013 mencapai 461 miliar USD (Rp6.000 triliun).

Nilai Rp6.000 triliun itu setakar tiga kali anggaran belanja Pemerintah RI dalam APBN 2016. Bahkan pernah disebutkan, nilai transaksi barang KW itu senilai bisnis narkoba.

Perihal persebaran barang palsu selama 2011-2013, sebanyak 62 persen dikirim via paket pos.

Tentu ada juga pengiriman produk palsu yang tak perlu via pos pakai kring-kring segala -- apalagi kini lebih mudah mendapati kurir partikelir. Yang mudah didapat tanpa caraka itu misalnya lagu dan video dalam ponsel orang lain bukan Anda.

Dari mana datangnya produk palsu, bisa ditebak terbanyak dari Tiongkok (termasuk di dalamnya adalah Hong Kong).

Sebetulnya Negeri Tirai Bambu tak hanya membuat barang palsu. Dan terbukti mereka bisa menghasilkan banyak produk murah -- tepatnya ongkos produksinya murah, kalau harga jualnya sih sebisa mungkin sesuai standar pasar negara industri Barat.

Begitu produktifnya Tiongkok sehingga muncul pepatah jenaka, "Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi -- lantas selebihnya adalah bikinan RRT."


Sumber : https://beritagar.id/artikel/infogra...snis-barang-kw

---