Beberapa hari lalu Atlantis pesawat ruang angkasa milik NASA pulang dengan sedikit masalah dan ini tampaknya membuat Nasional Aeronautics and Space Administration (NASA) merencanakan strategi dan rencana tambahan untuk misi ke depannya. Masalah ini mengenai dampak buruk atas keberadaan makhluk hidup yang ada di Planet Merah, dilansir dari Techtimes, Sabtu (23/04/2016).

Para peneliti telah mempelajari efek dari perjalanan ruang angkasa pada tubuh manusia, bagaimana otot, otak, dan jantung akan menanggapi keberadaan ruang dan tekanan yang berbeda dengan Bumi. Seorang astronot Amerika Scott Kelly, yang kembali ke Bumi setelah menghabiskan satu tahun di ruang angkasa, mengeluh nyeri sendi, masalah kulit, dan nyeri otot. Dan ini tentunya akan menambah pekerjaan rumah bagi semua ilmuwan di seluruh dunia, agar dapat memberikan perjalanan yang aman bagi manusia.

Dari informasi yang di dapat atas pulangnya pesawat ruang angkasa milik NASA ini, para ilmuwan menemukan adanya kerusakan hati pada tikus yang menghabiskan hanya 13,5 hari di ruang angkasa, hal ini tentunya sangat mempengaruhi penerbangan antariksa manusia dan misi ruang angkasa di masa depan. Para ilmuwan memberikan sedikit penjelasan bahwa jika manusia tinggal terlalu lama di ruang angkasa maka kemungkinan besar mereka akan mengalami kerusakan hati.

Sebuah perjalanan NASA ke Planet Merah ini direncanakan dapat dimulai pada 2030-an, yang mana perjalanan ini diperkirakan akan berlangsung selama satu tahun ke depan.

Sebuah studi sebelumnya juga telah menemukan bahwa astronot yang menghabiskan setidaknya enam bulan di ruang angkasa, akan mengalami beberapa masalah yang mencakup berkeringat dingin, mual, dan nyeri perut.

Sumber: SainsNesia