Soal Amien Rais, Ahok: 'Saya Pernah Dikasih Pin, Mungkin Dia Sudah Tua jadi Pikun Kali'
Senin, 25 April 2016 10:06 WIB

Basuki Tjahaja Purnama mendapatkan pin reformasi dari Amien Rais saat masih menjabat sebagai Bupati Belitung Timur pada 2006 lalu.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok disebut tidak pantas menjadi pemimpin Jakarta oleh politisi senior PAN Amien Rais.
Ahok menyatakan terima kritikan dari Amien. Tapi mantan Bupati Belitung Timur tersebut ingatkan Amien yang pernah memberikan pin tokoh reformasi kepadanya.
"Saya ingatkan Pak Amien Rais, 2006 akhir, waktu saya jadi Bupati, dia kasih penghargaan ke saya sebagai aktor demokrasi sesungguhnya," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).
2006, Ahok mendapat pin sebagai tokoh reformasi dari Forum Demokrasi. Amien Rais yang memasangkan pin itu di kerah batik yang dikenakan Ahok.
Saat memberikan pin tersebut, Amien Rais sempat membisikkan kepada Ahok agar tetap memperjuangkan demokrasi di Indonesia.
"Dia kasih penghargaan, terus dia ngomong gini ke saya, 'saya titipkan perjuangan demokrasi reformasi Indonesia kepada kamu', saya dikasih pin, mungkin dia sudah tua jadi pikun kali," imbuh Ahok.
Sebelumnya, mantan Ketua MPR RI Amien Rais menilai Ahok sosok yang arogan. Amien melihat Ahok sebagai sosok yang senang menantang berbagai pihak, bahkan terkesan meremehkan lembaga negara, termasuk Badan Pemeriksa Keuangan terkait kasus RS Sumber Waras.
Amien menyatakan, Ahok tidak layak menjadi seorang pemimpin lantaran sikapnya yang kerap nyeleneh dan memicu timbulnya kontroversi.
"Ini bukan masalah SARA, tetapi dia memang tidak layak menjadi pimpinan. Jangankan presiden, gubernur saja bagi saya kurang pantas," kata Amien di Temanggung, Minggu (24/4/2016).
Menurut dia, tidak hanya sikap Ahok yang dinilai keras kepala. Ahok, menurut Amien, adalah satu-satunya pemimpin yang merasa paling benar dan ingin memboyong kebenaran menurut kacamatanya sendiri.
"Kalau saya orang Jakarta, pasti akan turun gunung. Sayang, saya orang Yogyakarta,"kata dia.
Tak ada larangan buat orang Yogya untuk bertarung di DKI, maju dong paman sengkuni