(Antara)-Batik merupakan salah satu warisan budaya asli Indonesia yang harus terus dijaga kelestariannya. Walaupun, seiring berkembangnya kemajuan zaman, ada yang mengkhawatirkan regenerasi batik tulis kian minim.

Untuk menepis hal tersebut, pemerintah kabupaten bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan berbagai Inovasi. Mulai lomba, pameran, hingga menjadikan membatik menjadi kurikulum wajib di SMK.

Berbagai upaya untuk mempertahankan batik sebagai warisan budaya bangsa, kian gencar dilakukan. Salah satunya, pada sebuah pameran dan lomba kriya batik siswa, yang digelar, di SMK Negeri 2 Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 20 April. Sebagai salah satu langkah menjaring regenerasi batik tulis, selain menyambut peringatan hari kartini.

di sini, para siswa saling unjuk hasil karya mereka. Mulai kreasi kriya batik, hingga berbagai model busana batik. Mengingat, hingga saat ini perajin batik tulis, sebagian besar masih didominasi generasi tua.

Sehingga, selain menggelar lomba kreasi batik, Pemkab Bantul juga menjadikannya sebagai salah satu kurikulum yang wajib disertakan di setiap sekolah kejuruan.

Dengan kegiatan ini, DIY optimistis, genarasi penerus batik akan terus berlanjut, seiring dengan semakin tumbuhnya penggemar batik dari kalangan muda. Apalagi, regenerasi dalam pelestarian budaya, menjadi salah satu dari 7 kriteria yang ditetapkan UNESCO, untuk menyandangkan Yogyakarta sebagai kota batik dunia.

Di mana, hingga kini, ada 441 kelompok perajin batik yang masih tetap eksis menjaga orisinalitas batik tradisional. Baik besar maupun kecil.