Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

acabindonesiaAvatar border
TS
acabindonesia
Isu Gempa di Atas 8 SR Setelah Rentetan Gempa Besar Dunia
Hoax Or Not

Isu Gempa di Atas 8 SR Setelah Rentetan Gempa Besar Dunia

Isu

Ada yang menghubungkan gempa besar yang terjadi di beberapa negara belakangan ini. Disebut-sebut, setelah gempa di Jepang dan Ekuador, akan ada kekuatan gempa setelahnya yang lebih dahsyat dalam waktu dekat.

Sejak dua pekan terakhir, memang terjadi gempa cukup besar di beberapa negara. Dimulai dari gempa bumi 6,9 skala richter di Vanuatu pada 3 April lalu, disusul gempa Myanmar 6,9 SR 13 April lalu, gempa Mindanao 6,9 SR pada 14 April, sampai gempa 7 SR di Jepang dan gempa 7,8 SR di Ekuador pada 17 April.

Sejumlah analisis pun bermunculan. Ada yang membuat tulisan lengkap dengan komentar pakar bahwa gempa besar bakal terjadi dalam waktu dekat. Kekuatannya mencapai lebih dari 8 SR.

Salah satu artikel yang membahasnya adalah theeventchronicle.com. Situs yang menamai dirinya 'antimainstream' itu membuat judul '5 gempa besar terjadi secara beruntun selama 48 jam. Pakar Seismologi memprediksi akan datang 'gempa kekuatan besar'.

Anda percaya?

Investigasi

detikcom menelusuri lebih jauh informasi tersebut. Di situs berita theeventchronicle.com, mereka mengutip keterangan seorang pakar seismologi Roger Bilham. Berita itu mengutip informasi yang disampaikan express.co.uk dengan judul: Fears of 'THE BIG ONE' as SEVEN major earthquakes strike Pacific region in just 96 hours.

Nah, di artikel tersebut ada pernyataan dari Bilham yang menyebut ada peningkatan frekuensi gempa sejak gempa Nepal tahun 2015, di mana ada 8.000 orang tewas saat itu. Pakar dari University of Colorado itu mengatakan: "kondisi ini akan memicu setidaknya empat gempa yang lebih besar dari 8 SR".

Belakangan, artikel yang menghebohkan tersebut dikoreksi oleh express.co.uk. Di kolom paling bawah ada pernyataan redaksi yang menyebutkan bahwa kutipan Bilham yang dipakai dalam berita tersebut merujuk pada gempa 4 Januari 2016, bukan gempa yang belakangan terjadi. Kutipan itu diambil dari Times of India pada 6 Januari yang dipublikasi dengan judul 'Big earthquake, warn MHA experts'. Ditelusuri lebih jauh, ternyata Bilham tak pernah mengeluarkan pernyataan di atas ke Times of India.

Terlepas dari itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono memberikan penjelasan soal rentetan gempa bumi beberapa hari lalu. Menurutnya, berita mengenai peristiwa gempa bumi merusak dan mematikan di Ekuador akhir-akhir ini menimbulkan perasaan was-was dan rasa takut bagi warga masyarakat yang tinggal di kawasan rawan gempa bumi. Apalagi beberapa hari terakhir ini berkembang isu akan terjadinya gempabumi yang lebih dahsyat dengan kekuatan di atas 8 SR akibat meningkatnya aktivitas seismik di kawasan cincin api Pasifik (Pacific Ring of Fire).

Menurut Daryono, isu yang berkembang ini memang dikemas dengan bungkus yang seolah ilmiah. Isu akan terjadinya gempa bumi dahsyat ini berkembang dan menyebar cukup pesat. Isu ini tidak hanya dipercaya oleh kalangan masyarakat awam saja, tetapi karena isu tersebut berbau ilmiah maka sempat juga mempengaruhi mereka yang berkecimpung pada bidang ilmu kebumian.

Jadi, apakah isu tersebut benar? Daryono menjawab: "tentu saja kita tidak mudah mempercayai isu tersebut. Secara ilmiah, kita masih sulit mempelajari perubahan dan perpindahan tegangan kulit Bumi (stress change)."

Dijelaskan Daryono, yang baru dapat dilakukan peneliti baru sekadar melakukan analisis spasial dan temporal dari aktivitas kegempaan (seismic activity) yang terjadi. Sehingga masih sulit jika dihadapkan pada pekerjaan untuk memprediksi dan mengkaji migrasi gempa bumi.

Sekilas, kata Daryono, tampak bahwa teori pola tegangan global (global stress pattern) dapat menjelaskan fenomena ini. Tetapi landasan teori ini ternyata belum cukup kuat sehingga masih terjadi pro dan kontra.

"Beberapa peristiwa gempa bumi signifikan dan merusak yang terjadi akhir-akhir ini dibangkitkan oleh zona seismogenik yang jaraknya berjauhan. Masing-masing zona seismogenik tersebut memiliki pola medan tegangan sendiri-sendiri yang tidak memiliki kaitan secara langsung antara satu sama lain. Kebetulan saja medan tegangan yang terakumulasi pada masing-masing zona seismogenik tersebut memiliki tingkat kematangan yang waktunya hampir bersamaan, sehingga beberapa gempabumi kuat terjadi secara hampir bersamaan."

"Satu hal yang harus kita pahami bahwa peristiwa gempa bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi dengan tepat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya. Beberapa gempabumi yang terjadi hampir bersamaan pada akhir-akhir ini bukan pertanda akan terjadinya gempabumi dahsyat. Untuk itu masyarakat dihimbau agar tidak mudah percaya dengan isu gempabumi." paparnya.

Kesimpulan

Isu akan datangnya gempa berkekuatan 8 SR setelah rentetan gempa sebelumnya sementara ini hoax. Artikel yang menyebar tak bisa dipertanggungjawabkan. BMKG juga memastikan, rentetan gempa belakangan ini tak berkaitan langsung satu sama lain.

Isu Gempa di Atas 8 SR Setelah Rentetan Gempa Besar Dunia

sumur: http://news.detik.com/berita/3195453...pa-besar-dunia
0
1.9K
19
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan