BANJARMASIN – Rijani alias Jani, guru ngaji yang mencabuli anak muridnya berharap hakim bisa mempertimbangkan hukuman yang seadil-adilnya. Karena apa yang dilakukan itu karena kelainan yang merupakan penyakit.

Nota pembelaan itu disampaikan Jani melalui kuasa hukumnya dari LKBH Unlam Banjarmasin Renny Gladis Karina SH dalam persidangan dihadapan majelis hakim Rosmawati SH, Kamis (21/4). “Memohon kepada majelis mempertimbangkan lamanya tuntutan yang ditujukan kepada terdakwa yang kategorinya memiliki kelainan yang merupakan penyakit. Dan penyakit tersebut seharusnya di sembuhkan, bukan dipidana,” begitu bunyi isi kesimpulan dalam pembelaannya.

Karena itu, sebagai bahan pertimbangan bagi hakim, kuasa hukum terdakwa juga menyampaikan beberapa hal diantaranya, hasil visum et repertum, para korban tidak ada trauma, terdakwa memberikan keterangan apa adanya serta adanya perdamaian antara terdakwa dan korban. “Berharap hakim bisa memberikan putusan yang seadil-adilnya,” ujarnya.

Sementara itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Seno Ajie SH dari Kejari Banjarmasin menyatakan, “Tetap pada tuntutan,” ujarnya kepada Radar Banjarmasin. Diberitakan sebelumnya, Jani diringkus di rumahnya di Jalan Kelayan II RT 23 No 5 Kelurahan Murung Raya Banjarmasin Selatan setelah orang tua korban pencabulan serta korban melaporkan perbuatannya ke polisi hingga akhirnya terdakwa diadili.

Dalam sidang awal, Jani sempat bersikeras membantah telah melakukan pencabulan kepada anak muridnya dan mengaku hanya iseng. Namun karena keterangan dua orang saksi korban yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Seno Aji SH dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Banjarmasin akhirnya terdakwa tidak dapat mengelak lagi.

http://kalsel.prokal.co/read/news/27...-keadilan.html