Saya dilahirkan dari keluarga yang biasa-biasa saja bukan dari kalangan pejabat publik, aparatur Negara, penyelenggara Negara atau yang lainnya. Dari aspek ekonomi juga biasa, semuanya biasa. Kalaupun dikatakan tampan ya biasa saja tidak setampan bintang sinetron (jangan juga disebut jelek, karena ini adalah karunia atau anugerah dari Ilahi).

Tetapi dalam hal (kalau terminologi anak muda biasa dikenal dengan istilah) PEDEKATE, saya lebih unggul dibandingkan kompetitir saya. Sebenernya saya sedikit heran apa yang melatar belakangi si cewe ini kok bisa suka sama saya, dan secara sukarela menerima saya? dan setelah saya renungkan ternyata dia terpaksa menerima atau suka dengan saya, terpaksa menerima saya karena saya serang dengan jurus pamungkas yaitu retorika (ada juga yang menyebut dengan istilah “gombal”), Meski kata-kata nampak tidak memiliki kekuatan (daya paksa) secara fisik tetapi kata-kata dapat “meyakinkan” orang untuk mempercayai sesuatu sebagai realitas.

Daya kata-kata berkorelasi dengan akal mirip dengan pengaruh berbagai jenis obat-obatan pada tubuh, misalnya beberapa jenis obat mengusir keluar cairan dari tubuh, ada juga yang menyembuhkan penyakit beberapa jenis obat juga dapat mengakhiri hidup, demikian juga kata-kata (wicara) mampu membuat pendengarnya sedih, satu jenis membuat gembira, jenis lain membuat orang ngeri, jenis lainnya membangkitkan keberanian, dan jenis lainnya meracuni akal lewat persuasi jahat yang membujuk rayu. Tidak ubahnya layaknya sihir dan obat-obatan, kata-kata memiliki daya persuasif positif maupun negatif, lewat argumentasi retoris, wacana panjang lebar saya bisa mengungguli kompetitor saya yang sebenarnya mereka lebih potensial dibandingkan saya secara materi.

Tekhnik ini saya rekomendasikan kepada teman-teman yang kurang beruntug dalam hal materi baik fisik maupun financial dalam upaya yang biasa dikenal dengan terminology PEDEKATE, tekhnik ini sangat mudah hanya perlu memusatkan perhatian pada tekhnik persuasif yang memiliki efek sangat meyakinkan dan memaaksa. Perlu diingat penting pula memperhatikan supaya si pembicara tampak kredibel, dan memperhatikan apakah si pendengar siap untuk diyakinkan.

sekian dulu dari saya... sampai jumpa lagi...