Quote:
HarianPapua.com– Kematian massal ikan jenis sarden di sejumlah sungai di ujung tanggul barat tepatnya di lokasi pengendapan tailing (pasir sisa tambang) PT Freeport Indonesa kembali menjadi sorotan pemerintah daerah dan warga setempat.
Pihak PT Freeport sendiri mendapatkan kritikan pedas terkait kasus racun ‘tailing’ tersebut dari pemerintah dan warga daerah setempat namun PT Freeport tetap bersikeras dengan mengatakan bahwa hal tersebut (kematian massal ikan jenis sarden) adalah fenomena alam yang terjadi setiap tahunnya.
“Yang jelas itu fenomena alam. Setiap tahun terjadi hal seperti itu. Hanya saja kebetulan kali ini lokasi ikan yang mati itu dekat dengan area pengendapan tailing,” kata Eksekutif Vise President PT Freeport bidang Sustainable Development Sonny ES Prasetyo di Timika, Senin.
Sebelumnya, Wakil Ketua I Lemasko Georgorius Okoare menuntut PT Freeport bertanggung jawab atas kematian massal berbagai jenis ikan dan biota sungai lainnya di sungai-sungai sepanjang ujung tanggul barat hingga Cargo Dok Pelabuhan Amamapare, Kabupaten Mimika.
“Kami merasa bahwa Freeport sedang berupaya membunuh masyarakat Suku Kamoro yang ada di sekitar area konsesinya. Ini ada apa? Masa` di sungai-sungai lain di wilayah barat dan timur Mimika tidak ada ikan-ikan yang mengapung dan mati, tapi hanya terjadi di sungai-sungai ujung area pengendapan tailing Freeport,” kata Georgorius.
Hingga saat ini kedua belah pihak (masyakarat dan pihak PTFI) masih menunggu hasil laboratorium dari sampel yang diambil di sekitar pengendapan tailing PT Freeport Indonesia untuk mengetahui lebih lanjut apakah ada unsur kimia dan racun mematikan yang memang ‘sengaja’ disembunyikan oleh pihak PT Freeport. (Antara)
Selengkapnya di
Harian Papua
Quote:
Follow HarianPapua.com di
Twitter : @Harian_Papua
Facebook : @MediaHarianPapua