- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Baru Hebat, Pria Ini Sukses Menipu 5 Polsek


TS
laksamanaxiaomi
Ini Baru Hebat, Pria Ini Sukses Menipu 5 Polsek
Quote:
Mengaku Dirampok, Pria ini Malah Dijebloskan Penjara
Imam Wahyudiyanta - detikNews
sumber
Surabaya - Mengaku baru saja dijambret dan dirampok, Rahmat Layli langsung saja melapor ke polsek setempat. Ternyata laporannya palsu. Polisi pun tertipu
dengan memberinya uang welas asih. Pria asal Malang ini akhirnya dijebloskan penjara.
"Tersangka ini memang berniat mencari uang dengan mengaku sebagai korban pencurian, penjambretan, dan perampokan. Dia melapor ke kantor polisi dan mengiba agar diberikan uang dengan alasan uangnya telah amblas," ujar Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar kepada
wartawan, Jumat (22/4/2016).
Setidaknya ada tujuh polsek di Surabaya dan satu polsek di Sidoarjo yang telah didatanginya. Dari delapan polsek itu, ada lima polsek yang telah
memberinya uang. Polsek itu adalah Polsek Wonocolo mendapat Rp 100 ribu, Polsek Gubeng mendapat Rp 150 ribu, Polsek Rungkut mendapat Rp 100
ribu, Polsek Tambaksari mendapat Rp 130 ribu, dan Polsek Tegalsari mendapat Rp 100 ribu.
Sedangkan tiga polsek yang Rahmat tidak mendapat uang adalah Polsek Kenjeran, Polsek Mulyorejo, dan Polsek Sedati. Polsek terakhir adalah tempat
dia ditangkap. Kasus ini berawal saat polisi mendapat kabar jika ada seorang TKI yang baru saja pulang dari luar negeri telah menjadi korban perampokan di kawasan Rungkut.
TKI itu adalah Rahmat. Sebelum polisi melakukan penyelidikan, Rahmat telah melakukan pelaporan ke Polsek Rungkut. Namun dia mengaku bernama Toha dan bukan Rahmat. Polisi percaya saja karena Rahmat mengaku telah kehilangan dompet yang berisi identitasnya. Laporannya begitu meyakinkan
sehingga polisi percaya.
Petugas yang melayani pun juga merasa iba saat Rahmat mengaku tak punya sepeser pun uang untuk pulang. Pria 32 tahun itu pun diberi uang. Dari Polsek Rungkut, Rahmat berhasil mendapat Rp 100 ribu. Namun Rahmat tak puas. Dia segera melakukan pelaporan lagi ke Polsek Sedati yang lokasinya memang berbatasan dengan kawasan Rungkut.
Saat itu polisi tengah melakukan penyelidikan. Namun melihat lokasi yang dilaporkan, polisi melihat ada yang janggal. Tidak ada seorang pun saksi yang melihat dan mengetahui adanya kejadian perampokan. Dari situ polisi berkesimpulan bahwa laporan itu palsu.
Saat polisi mendapat informasi jika Rahmat ada di Polsek Sedati, mereka segera meluncur dan membawanya ke Polrestabes Surabaya. Setelah diinterogasi, Rahmat akhirnya mengaku memang telah melakukan penipuan. Rahmat mengaku melakukannya karena saat ini dia seorang pengangguran.
Pria warga Singosari, Malang ini mengaku baru saja bercerai dan masih ada dua anak yang harus ditanggungnya. "Modusnya selalu sama dan selalu berganti nama saat melapor. Sekarang kami sudah menangkapnya," tandas Lily.
(fat/iwd)
Imam Wahyudiyanta - detikNews
sumber
Surabaya - Mengaku baru saja dijambret dan dirampok, Rahmat Layli langsung saja melapor ke polsek setempat. Ternyata laporannya palsu. Polisi pun tertipu
dengan memberinya uang welas asih. Pria asal Malang ini akhirnya dijebloskan penjara.
"Tersangka ini memang berniat mencari uang dengan mengaku sebagai korban pencurian, penjambretan, dan perampokan. Dia melapor ke kantor polisi dan mengiba agar diberikan uang dengan alasan uangnya telah amblas," ujar Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar kepada
wartawan, Jumat (22/4/2016).
Setidaknya ada tujuh polsek di Surabaya dan satu polsek di Sidoarjo yang telah didatanginya. Dari delapan polsek itu, ada lima polsek yang telah
memberinya uang. Polsek itu adalah Polsek Wonocolo mendapat Rp 100 ribu, Polsek Gubeng mendapat Rp 150 ribu, Polsek Rungkut mendapat Rp 100
ribu, Polsek Tambaksari mendapat Rp 130 ribu, dan Polsek Tegalsari mendapat Rp 100 ribu.
Sedangkan tiga polsek yang Rahmat tidak mendapat uang adalah Polsek Kenjeran, Polsek Mulyorejo, dan Polsek Sedati. Polsek terakhir adalah tempat
dia ditangkap. Kasus ini berawal saat polisi mendapat kabar jika ada seorang TKI yang baru saja pulang dari luar negeri telah menjadi korban perampokan di kawasan Rungkut.
TKI itu adalah Rahmat. Sebelum polisi melakukan penyelidikan, Rahmat telah melakukan pelaporan ke Polsek Rungkut. Namun dia mengaku bernama Toha dan bukan Rahmat. Polisi percaya saja karena Rahmat mengaku telah kehilangan dompet yang berisi identitasnya. Laporannya begitu meyakinkan
sehingga polisi percaya.
Petugas yang melayani pun juga merasa iba saat Rahmat mengaku tak punya sepeser pun uang untuk pulang. Pria 32 tahun itu pun diberi uang. Dari Polsek Rungkut, Rahmat berhasil mendapat Rp 100 ribu. Namun Rahmat tak puas. Dia segera melakukan pelaporan lagi ke Polsek Sedati yang lokasinya memang berbatasan dengan kawasan Rungkut.
Saat itu polisi tengah melakukan penyelidikan. Namun melihat lokasi yang dilaporkan, polisi melihat ada yang janggal. Tidak ada seorang pun saksi yang melihat dan mengetahui adanya kejadian perampokan. Dari situ polisi berkesimpulan bahwa laporan itu palsu.
Saat polisi mendapat informasi jika Rahmat ada di Polsek Sedati, mereka segera meluncur dan membawanya ke Polrestabes Surabaya. Setelah diinterogasi, Rahmat akhirnya mengaku memang telah melakukan penipuan. Rahmat mengaku melakukannya karena saat ini dia seorang pengangguran.
Pria warga Singosari, Malang ini mengaku baru saja bercerai dan masih ada dua anak yang harus ditanggungnya. "Modusnya selalu sama dan selalu berganti nama saat melapor. Sekarang kami sudah menangkapnya," tandas Lily.
(fat/iwd)
5 Polsek itu cuma kasih uang iba, tapi tak ada yang menyelidiki lebih lanjut

Salut dengan Polsek Sedati yang melakukan tugasnya dengan baik

0
5.4K
Kutip
59
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan