- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Gaya Pasha sebagai pejabat, dari penampilan hingga marah-marah


TS
BeritagarID
Gaya Pasha sebagai pejabat, dari penampilan hingga marah-marah

Sigit Purnomo Syamsuddin Said atau Pasha Ungu, saat kampanye PAN untuk pemilihan umum (pemilu) legislatif 2014 di Istora Senayan, Jakarta (3 April 2014).
Wakil Wali Kota Palu, Sigit Purnomo Said, jadi bahan perbincangan di media sosial. Ribuan pengguna Facebook membahas gaya berpakaian pria yang beken dengan nama Pasha Ungu itu.
Pemicu keriuhan ini adalah foto yang dibagikan akun Facebook Romeo Alfa Kilo (RickyKarumpa), Rabu malam (13/4/2016). Dalam foto tersebut, Pasha tampak mengenakan setelan jas yang dipadu-padankan dengan celana jin.
Akun Romeo Alfa Kilo turut menyoroti sejumlah lencana dan pin yang melekat di jas vokalis (non-aktif) band Ungu itu. Ia pun menjabarkan lencana itu: Pin Praja Wibowo milik Polisi Pamong Praja, lencana wing marinir, dan lencana pelopor lalu lintas. Pasha juga melengkapi gayanya itu dengan tongkat komando.
Boleh jadi, Pasha memilih gaya itu agar terkesan modis dan berwibawa sebagai pejabat. Sebaliknya, netizen justru menganggapnya sebagai kekeliruan, dengan lontaran yang cenderung mencela penampilan Pasha.
Romeo Alfa Kilo melukiskan tampilan pasha itu bak dari "antah-berantah". Ia pun mempertanyakan, kenapa tidak ada yang mengingatkan Pasha soal penggunaan seragam dan atribut (lencana).
Foto dan status yang dibagikan Romeo Alfa Kilo menjadi viral. Hingga artikel ini ditulis (15/4), status itu sudah dibagikan (share) lebih dari 2.800 kali. Namun, pengaturan privasi status itu agaknya telah diubah (atau bahkan dihapus), sehingga tak bisa lagi terlihat di Facebook.
Namun foto Pasha itu telanjur tersebar. Melalui akun Made Supriatma, foto --berikut komentarnya-- telah menuai lebih dari 1.000 tanda suka, dan 200-an kali dibagikan (share).
Hingga kini, belum ada penjelasan Pasha soal penampilannya itu.
Adapun lencana-lencana yang dipakai Pasha memang dijual bebas. Sila lihat blog Aneka Pin Lencana, yang menyediakan sejumlah lencana --termasuk seperti yang dipakai Pasha.
Pasha menjabat sebagai wakil wali kota Palu, Sulawesi Tengah, sejak 17 Februari 2016. Pada Pilkada 2015, pria 36 tahun itu mendampingi Hidayat. Pasangan birokrat - artis itu berhasil memenangkan pemilihan, setelah meraup sekitar 54 ribu suara, mengalahkan tiga pasangan lainnya.
Selain perkara penampilan itu, Pasha juga terlibat sejumlah peristiwa kontroversi, sejak menjadi pejabat. Berikut ringkasannya.
Terkesan angkuh kepada jurnalis
16 Februari 2016, sehari jelang pelantikan, Pasha menolak permintaan wawancara dari sejumlah jurnalis yang berbasis di Palu. Kabar itu termuat antara lain di situs Kabar Selebes.
"Dari mana? MNC TV? ahh tidak.. tidak.." kata Pasha, sembari melambaikan tangan. Saat itu, Pasha disambangi dua jurnalis, Ridwan Lapasere (RCTI) dan Rahman (Net TV) di kediamannya, perumahan Citraland, Palu.
"Saya ini sekarang sudah pejabat, bukan lagi artis. Kamu orang (kalian) cuma kontributor kan?" ujar Pasha.
Jurnalis Kompas TV di Palu, Rolis, juga menceritakan pengalamannya mengatur wawancara langsung (via Skype) dengan Pasha. Menurutnya, saat wawancara sedang berlangsung, Pasha tiba-tiba pergi tanpa alasan yang jelas. Walhasil, sesi tersebut langsung diisi oleh iklan.
Atas rentetan peristiwa itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, turut angkat bicara. "Kami sangat menyesalkan peristiwa tersebut, karena di era keterbukaan informasi publik saat ini, koq masih ada perilaku pejabat yang seperti itu," kata Ketua AJI Kota Palu, Mohammad Iqbal Rasyid, dikutip Berita Satu.
Marah saat apel perdana
18 Februari 2016, Pasha menyemprot aparatur sipi negara (ASN) di lingkungan Pemkot Palu. Aksi marah-marah itu dilakukannya saat memimpin Apel Kesadaran di Balai Kota Palu --sekaligus upacara perdana yang dimpimpinnya setelah menjadi pejabat.
CNN Indonesia menulis, kemarahan Pasha membungkam sekitar 1.500 ASN yang menjadi peserta upacara. Ia menyebut peserta apel kesadaran itu justru "belum sadar", karena banyak di antara mereka yang tertawa saat dirinya menaiki mimbar.
"Apa motif saudara-saudara tertawa terbahak-bahak," kata Pasha. "Saya malu karena ada yang tertawa terbahak-bahak saat saya masuk. Next, saya tidak mau ini terulang lagi. Polisi Pamong Praja harus mengecek yang tertawa itu. Jelas?" ujar kader Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Antara News mengutip pernyataan dari beberapa ASN yang menjadi peserta upacara.
"Banyak sekali pegawai di sini yang baru pertama kali melihat wajahnya (Pasha) secara langsung, sehingga spontan menyambut dengan tawa karena gembira saat Beliau pertama kali naik podium," kata seorang pegawai senior.
Seorang pegawai lain, menyesalkan teguran Pasha yang disampaikan dalam nada keras. "Seyogianya, teguran seperti ini hendaknya disampaikan tidak dengan nada keras dan emosional seperti itu. Kan bisa dikemukakan dengan ucapan yang lebih halus, tanpa harus teriak-teriak di mikrofon," kata pegawai, disambut anggukan rekan-rekannya.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ga-marah-marah
---


anasabila memberi reputasi
1
6.7K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan